Kembali Perawan dengan Resep Rahasia Kecantikan Wanita Bali Kuno
Resep itu tercatat dalam Lontar Tattwa, yang kini tersimpan rapi di Perpustakaan Pusat Kajian Lontar, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Alkisah dalam mitologi ajaran agama Hindu, mengisahkan tentang rahasia Dewi Saci dalam menjaga kasih dan cinta sang raja kahyangan, Dewa Indra.
Rahasia bernama Aji Dyah Indah Suksma itu terletak pada kecantikan paras wajah dan tubuh, juga keperawanan Dewi Saci yang selalu terjaga selama-lamanya.
Rahasia Dewi Saci menjaga kecantikannya tersebut tercatat dalam Lontar Tattwa. Sebuah teks berisi ajaran turun-temurun kebudayaan Bali beratus tahun silam, yang diarsipkan dalam geguratan di atas daun lontar.
Hingga kini, teks kuno beraksara Bali itu tetap terjaga rapi di Perpustakaan Pusat Kajian Lontar, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana.
Dari total 939 cakep lontar yang ada disana meliputi naskah kuno dari berbagai bidang. Satu di antaranya terdapat naskah berisikan ajaran perawatan kecantikan wanita.
Mulai dari perawatan paras wajah, anggota tubuh hingga merawat organ intim wanita. Nama lontar tattwa ini disebut Indrani Sastra.
Dalam naskah lontar Indrani Sastra, diresepkan ramuan tradisional untuk wanita yang sudah tidak perawan. Namun, berasa seperti menjadi kembali perawan.
Ramuan herbal itu ada dalam tiga macam sarana, yaitu sarana krim, bubuk dan minyak yang dioleskan pada bagian tengah kelamin wanita.
“Sarana obat krim dibuat dari inggu, merica, kulit pohon kepundung putih, sidhawayah, panggal buaya, lalu dicampur dengan kelopak jantung pisang. Setelah semua tercampur, digoreng sangrai dan di haluskan hingga menjadi bubuk. Setelah itu baru ditetesi dengan minyak wijen. Ada juga yang pakai bahan campuran bunga teratai merah dan air susu kambing,” terang penerjemah teks lontar Perpustakaan Unud, Putu Widhi Kurniawan, saat ditemui Tribun Bali, Kamis (29/3/2018).
Untuk sarana obat minyak, digunakan bahan dari prihanggu, ingu, siamaka, watutwan, rodra, jirek, sri wistam, bunga sidhawayah, maduka, kayu manis, tripala, jahe, pala, kamaloko, termelia arjuna (pohon arjuna), dewandaru, adumbara, ara, madu, tunas dalima, cempaka, panggal buaya.
"Kesemua bahan ini lalu digoreng dengan minyak. Untuk sarana ini bisa digunakan dengan cara diminum atau dioleskan," simpulnya.
Sementara untuk sarana obat bubuk, dibuat menggunakan kulit jambu biji, akar tumbuhan karuk, garam, minyak wijen. Semua dilumatkan menjadi satu ditambah madu dan panggal buaya.
Dalam naskah lontar tersebut, juga dijelaskan resep ramuan tradisional herbal yang bisa diperoleh dari tanaman di sekitar dan bisa diolah menjadi obat lulur, bedak, salep, shampo dan lain-lain untuk dipakai merawat setiap anggota tubuh mulai ujung rambut hingga pangkal kaki.
Sebagai warisan kebudayaan, resep ajaran perawatan kecantikan ini sangat penting. Namun pelestarian tattwa dengan memanfaatkan khasiat tanaman herbal ini terkendala oleh populasi tanaman itu sendiri.