Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

Didatangi Desainer untuk Ukur Jas, Ma'ruf Amin Pilih Model Kasual

Desainer jas yang berasal dari Wong Han Tailor menyambangi kediaman Calon Wakil Presiden (Cawapres) Ma'ruf Amin

Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Didatangi Desainer untuk Ukur Jas, Ma'ruf Amin Pilih Model Kasual
WARTA KOT/JUNIANTO HAMONANGAN
Desainer dari Wong Hang Tailor Lianto Wongso menyambangi kediaman Cawapres Maruf Amin 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - BEBERAPA orang desainer jas yang berasal dari Wong Han Tailor menyambangi kediaman Calon Wakil Presiden (Cawapres) Ma'ruf Amin di Jalan Lorong 27 No 41, RT 07/RW 08, Koja, Jakarta Utara, Sabtu (11/8/2018).

Pantauan di lokasi, mereka datang dengan menggunakan sebuah mobil. Dalam kesempatan itu mereka juga membawa sebuah jas.

Kedatangan rombongan desainer tersebut hanya berlangsung kurang dari satu jam.

Seorang desainer, Lianto Wongso mengatakan bahwa kedatangan dirinya ke rumah Ma’ruf Amin tersebut untuk mengukur jas yang memang sudah dipesan beberapa waktu sebelumnya.

“Saya cuma fitting kan pakaian beliau aja,” kata Lianto.

Lianto menambahkan pemesanan jas tersebut merupakan untuk yang pertama kalinya oleh Ma’ruf Amin.

Rencananya jas tersebut akan selesai dikerjakan pada Senin (13/8/2018) supaya bisa segera digunakan dalam waktu.

Berita Rekomendasi

“Dari kemarin ya, kita langsung ngerjain biar Senin bisa dipakai. Belum tahu ya (untuk dipakai kapan), saya cuma diberitahu untuk bikinkan saja,” ucapnya.

Menurut Lianto setelan jas yang dipesan oleh Ma’ruf Amin kali ini berjenis kasual.

"Iya buat Bapak Ma'ruf. Tapi belum tau untuk apa, saya cuma diberitahu untuk bikinkan jas kasual saja," kata Lianto.

Sayangnya tidak diketahui untuk digunakan pada saat acara apa setelah jas tersebut nantinya rilis.

Desainer Ternama
Swa.co.id pernah menulis bahwa Wong Han Tailor (WHT) didirikan oleh Wong Hang, lelaki asal Guang Dong, Cina.

Pada zaman penjajahan, jahitannya terkenal hingga pejabat di Surabaya. Kini, bisnis tersebut dipegang oleh Peter Wongso, sang generasi ketiga.

Meski zaman telah berubah, beberapa tradisi tetap dipertahankan.

Peter Wongso (46), mengaku bersyukur telah dididik oleh keluarga yang mempertahankan tradisi.

Misalnya, tetap memanfaatkan sistem penjahitan manual dengan tangan meski telah hadir teknologi komputerisasi.

Sehingga tak sekadar membuat sebuah jas, tetapi Dibutuhkan sentuhan seni untuk menghasilkan jas yang mampu menonjolkan kelebihan tubuh seseorang.

Oleh karena itulah, orang-orang yang bergerak didalamnya, dituntut memiliki bakat seni.

Menjahit bahkan disamakan dengan pekerjaan seorang arsitek. Tugas penjahit adalah mewujudkan mimpi konsumen dan menutupi kekurangan dari pelanggan.

“Membuat jas itu memiliki keunikan tersendiri. Bagaimana kita bisa menutupi kekurangan tubuh dan menonjolkan kelebihannya. Tubuh manusia itu complicated,” kata Peter Wongso seperti pernah ditulis swa.co.id.

Prioritas atas kualitas menjadi pertimbangan utama dalam produksi. Itulah mengapa cabang Wong Hang, sesudah puluhan tahun berdiri, hanya 12 cabang. Tersebar di enam kota, ke-12 cabang WHT berusaha menancapkan pamornya sebagai penjahit berkualitas.

Masing-masing WHT memiliki pasar. Mereka dikatakan Peter memiliki pasar yang sama kuat-nya. Makassar merupakan cabang yang baru dibuka tahun ini.

Tempat produksi WHT terbagi tiga tempat. Untuk wilayah Bandung, Jakarta, dan Sumatera, diproduksi di Jakarta. Sedangkan untuk wilayah Timur, seperti Bali dan Surabaya, lokasi produksi di Surabaya.

Sedangkan untuk pemasaran di Singapura, produksi dilakukan di Batam.

WHT berusaha membuat konsumen yang berperut besar menjadi terlihat lebih ramping. Ada teknik yang membuat jas jatuh dengan elegan dan pas sesuai anatomi tubuh.
Perbandingan antara pundak dengan kaki menjadi salah satu hal penting yang dipertimbangkan.

“Orang sering bilang kalau model itu akan terus berputar pada periode tahun tertentu. Tapi kalau saya bilang, desain itu misterius,” ungkap Peter.

Pada setiap kostumernya, Peter dan tim selalu menyarankan hal terbaik yang seharusnya dilakukan pada sebuah jas.

Hal itu termasuk pemilihan jenis kain dan desain. Jumlah produksi disesuaikan dengan banyaknya jumlah pesanan. Sangat customize. Jas diproduksi sesuai pesanan yang datang.

Tidak hanya berbicara soal kain, pembuatan jas pun sebenarnya memiliki berbagai aspek yang menjadi pertimbangan seperti bentuk wajah, warna kulit dan postur tubuh. Karena itu, dibutuhkan kejelian dalam penjahitan.

Dalam penjahitan itu yang membuat sebuah kekurangan menjadi sebuah kelebihan. Hobi dan komitmen menjadi dua hal tak terpisahkan dari Peter dan keluarga besar WHT. Kecintaan dan komitmen memberikan yang terbaik bagi pelanggan, menjadi keharusan.

“Harga 12 juta saya bilang tidak mahal karena kualitas bagus,” ungkap Peter yang produknya menggunakan buntut kuda dan bulu unta itu.

Pendiri WH menemukan kata kunci dalam mempertahankan kelenturan jas yang mengikuti anatomi tubuh.

“Kami memperlakukan bahan yang sesuai dengan titik lekuk di tempat yang tepat sehingga tidak ada yang namanya bongkar pasang,” kata Peter yang lulusan sekolah mode dan desain di salah satu universitas di Inggris itu.

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas