Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

Inilah Penjelasan Kenapa Keringat Lebih Bau Saat Sedang Stres

Keringat yang dikeluarkan dari kelenjar inilah yang menghasilkan bau kurang sedap, baunya bisa seperti belerang yang kuat ketika sedang cemas atau tak

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Inilah Penjelasan Kenapa Keringat Lebih Bau Saat Sedang Stres
IST
ketiak keringat 

TRIBUNNEWS.COM - Keringat umumnya memang memiliki bau khas.

Namun bila sewaktu-waktu Anda mencium keringat menjadi lebih berbau, entah usai berolahraga atau presentasi di depan klien, mungkin Anda perlu meluangkan waktu untuk menenangkan pikiran.

Menurut George Preti, Ph.D., seorang ahli kimia organik di Monell Chemical Senses Center, di mana ia meneliti asal bau manusia, tubuh sebenarnya memiliki dua jenis kelenjar keringat.

Baca: Timnas Palestina U-23 Libas Timnas Indonesia U-23 dengan Skor 2-1

Pertama, kelenjar ekrin memroduksi air keringat yang mendinginkan tubuh usai melakukan aktivitas berat atau berada di ruangan panas.

Ada pula kelenjar apokrin, yaitu kelenjar yang ditemukan di daerah ketiak, akan diaktifkan oleh tubuh ketika Anda sedang stres psikologis, jelas Preti.

Keringat yang dikeluarkan dari kelenjar inilah yang menghasilkan bau kurang sedap, baunya bisa seperti belerang yang kuat ketika sedang cemas atau takut.

Karena stres juga mengaktifkan sistem saraf simpatik tubuh, Anda juga lebih mungkin untuk miliki detak jantung lenih cepat, telapak tangan berkeringat, dan mulut kering, kata Ramsey Markus, M.D., profesor dermatologi di Baylor College of Medicine.

Berita Rekomendasi

“Keringat yang dihasilkan ketika kita beraktivitas di luar ruangan sebagian besar terdiri dari air, tetapi keringat yang berasal dari kelenjar apokrin memiliki konsentrasi yang lebih tinggi lemak, lipid, dan protein,” kata Dr Markus.

Konsentrasi itu membuat bakteri lebih mudah bersarang dan berkembang biak. Bakteri kemudian menghasilkan asam lemak dan amonia, yang menciptakan bau yang kuat dan tidak sedap.

Teori lainnya menunjukkan, bahwa nenek moyang kita mungkin telah mengembangkan reaksi stres yang mirip dengan hewan yang sedang diserang, jelas Dr Markus.

Para ilmuwan berspekulasi bahwa kita mungkin telah berevolusi untuk menghasilkan bau ini selama situasi stres sebagai cara untuk menangkal “predator” atau ancaman.

Selain menggunakan antiperspirant dan menjaga kebersihan tubuh, melakukan kegiatan yang dapat mengontrol emosi dan menjernihkan pikiran di akhir pekan dapat menjadi solusi terbaik untuk mengusir bau keringat tak sedap.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

Berita Populer
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas