Dampak Buruk Orangtua Beri Hukuman Fisik kepada Anak
Anak melakukan kesalahan? Biasanya orangtua memberi sanksi untuk membuat mereka tak mengulangi perbuatannya.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Anak melakukan kesalahan? Biasanya orangtua memberi sanksi untuk membuat mereka tak mengulangi perbuatannya.
Namun, Hukuman fisik pada anak dapat berdampak buruk pada pertumbuhan psikologis dan emosional mereka.
Banyak orangtua menganggap hukuman fisik pada anak seperti memukul adalah hal normal. Mereka berpendapat bahwa memberi hukuman fisik adalah baik untuk mendisiplinkan mereka.
Meski begitu, ada juga yang tidak sependapat dengan hal itu, biasanya mereka dibesarkan dengan hukuman fisik.
Bagi yang setuju mengatakan, tindakan kekerasan tidak membuat mereka trauma atau mencegah mereka berhasil dan mencapai tujuan mereka dalam hidup.
Baca: Plus Minus Konsumsi Bawang Putih Bagi Ibu Menyusui
Beberapa bahkan mengatakan mereka menghargai bahwa orangtua mereka membesarkan dengan cara ini. Sejatinya, kalau hukuman itu normal asal tidak dilakukan dengan berlebihan.
Bila berlebihan, hukuman fisik dapat memberikan dampak serius. Kerusakan serius dapat terjadi pada tingkat fisiologis, neurologis, dan trauma emosional.
Memukul mungkin tidak tampak parah bagi orang dewasa, tetapi itu tidak sama untuk bayi dan anak-anak. Cedera traumatis dapat terjadi pada saraf, misalnya.
Peradangan dapat memengaruhi mobilitas bayi, baik sementara atau permanen. Gangguan internal pembuluh darah adalah dampak yang lebih buruk dari perilaku pola asuh ini.
Memukul tangan bayi atau anak bisa membuat tulang, otot, atau tendon terkilir.
Baca: Anak Kecanduan Gadget? Ini Tips Bagi Orangtua untuk Mengatasinya
Mengentak-entak tubuhnya juga sangat berbahaya karena otot leher mereka belum siap untuk menopang kepala sepenuhnya.
Ini dapat memengaruhi tulang belakang dan menyebabkan kerusakan otak, kebutaan, dan bahkan kematian.
Hukuman fisik pada anak tidak akan memperbaiki perilaku anak.
Sebaliknya, mereka yang dihukum secara fisik akan mematuhi peraturan karena takut. Ini membuat mereka akan kembali tidak patuh ketika tidak sedang dalam pengawasan orangtua.
Jika Anda menggunakan kekerasan untuk memperbaiki perilaku anak, anak belajar bahwa melakukan kekerasan adalah hal yang dibenarkan.
Mungkin saja mereka akan meniru tindakan Anda pada orang lain.
Ketika akan memberi hukuman fisik pada anak, Anda harus bertanya pada diri sendiri apakah itu sesuatu yang Anda inginkan untuk anak-anak Anda.
Orang dewasa yang merasa tidak aman, takut, kasar, atau dendam sering dihukum secara fisik ketika masih muda.
Jika Anda lebih suka mereka tumbuh menjadi orang dewasa yang bahagia, sebaiknya Anda harus menghilangkan kekerasan dari pola asuh dan pendidikan anak.(*)