Anak Susah Makan, Bagaimana Orangtua Bersikap?
Idealnya, anak selalu bersemangat saat makan dan mau mengonsumsi sayur dan buah. Faktanya, membuat anak mau makan lahap bukan perkara mudah.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Idealnya, anak selalu bersemangat saat makan dan mau mengonsumsi sayur dan buah. Faktanya, membuat anak mau makan lahap bukan perkara mudah.
Menurut penelitian yang dimuat dalam Jurnal Gizi 2018, sekitar 52,4 persen anak usia pra-sekolah di Indonesia picky eater alias pemilih makanan.
Anak susah makan atau picky eater cenderung hanya mau mengonsumsi makanan yang itu-itu saja. Walau membuat orangtua "pusing", sebenarnya kondisi ini adalah fase normal dalam perkembangan anak.
"Memang di usia pra-sekolah ada periode picky eater, terutama tidak mau sayur dan buah," kata Prof Dr Rini Sekartini, Sp.A (K), dalam acara media edukasi yang diadakan SOHO Global Health di Jakarta (19/10).
Picky eater, lanjut Rini, juga bisa dicirikan dengan anak menolak makan dalam jumlah yang cukup atau hanya mau satu jenis makanan dalam satu kelompok gizi.
"Misalnya untuk protein ia maunya hanya ayam saja, atau ada anak yang karbohidratnya cuma mau makan nasi goreng," kata Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia cabang DKI Jakarta ini.
Aktris Nagita Slavina dan putranya, Rafathar.(Dok Soho Global Health) Kondisi itu juga dialami aktris Nagita Slavina.
Putranya, Rafathar Malik (3), pernah hanya mau mengonsumsi makanan tertentu saja.
"Rafathar cuma mau minum susu, makan udang dan daging saja. Saya khawatir dia kurang gizi," kata Gigi, panggilan akrab Nagita.
Harus diubah Anak suka pilih-pilih makanan, menurut Rini, terjadi karena berbagai faktor. Misalnya saja kepribadian anak yang takut mencoba hal baru, orangtua tidak memberi contoh, serta tekanan saat proses makan.
"Suasana makan juga harus dibuat menyenangkan dan perkenalkan makanan baru pada anak berulang kali," kata Rini.
Ia menambahkan, di usia prasekolah, kendali ada pada anak sehingga mereka punya hak untuk memilih makanan.
"Orangtua jangan panik kalau anak susah makan. Lihat apakah berat badannya cukup tidak, apakah dia sering sakit atau enggak. Kalau tidak, berarti gizinya cukup," ujarnya.
Walau picky eater adalah fase yang normal, menurut Rini, kondisi itu harus diubah agar tidak berlanjut sampai dewasa.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.