Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

Jeruk Bali Memiliki Makna 'Perlindungan' dalam Tahun Baru Imlek

Satu diantaranya adalah penggunaan jeruk bali atau pomelo sebagai salah satu buah yang dihadirkan di atas meja di seluruh wihara

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Jeruk Bali Memiliki Makna 'Perlindungan' dalam Tahun Baru Imlek
Tribunnews.com/Fitri Wulandari
jeruk bali yang dijual di Pasar Petak 9, Glodok, Jakarta Barat, Senin (4/2/2019), jelang perayaan Tahun Baru Imlek 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Momen perayaan Tahun Baru Imlek memang selalu ditunggu masyarakat khususnya mereka yang merupakan keturunan Tionghoa di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Beragam pernak-pernik serta tradisi pun dimunculkan dalam perayaan tersebut.

Satu diantaranya adalah penggunaan jeruk bali atau pomelo sebagai salah satu buah yang dihadirkan di atas meja di seluruh wihara.

Jeruk bali yang digunakan biasanya masih terdapat daun dan tangkai yang menempel serta disajikan sepasang, artinya ada dua buah jeruk bali yang dipersiapkan di atas meja.

Menurut kepercayaan dan budaya Tionghoa, dalah bahasa Mandarinnya jenis jeruk satu ini disebut Youzi yang memiiliki makna you atau 'perlindungan'.

Sebenarnya di tempat asalnya, jeruk ini biasa digunakan pada Tiongciu Pia, karena saat itu buah yang memiliki kulit tebal ini memang tengah berbuah, namun di Indonesia tentunya berbeda.

Berita Rekomendasi

Jeruk ini memiliki makna lain sebagai 'persatuan dan berkumpulnya keluarga', hal itu karena dilihat dari bentuk buahnya yang besar.

Tribunnews pun sempat menanyakan kepada sejumlah pedagang yang berjualan jeruk bali ini secara 'musiman'.

Luki, seorang pedagang jeruk bali di Pasar Petak 9, Glodok, Jakarta Barat, Senin (4/2/2019) mengatakan bahwa syarat jeruk yang dijual adalah masih mentah.

Baca: Juragan Keripik Tewas Setelah Dihantam Cangkul 5 Kali Oleh Pria Berondong, Ini Kronologinya

Karena jeruk itu hanya sebagai bagian dari tradisi dan tidak untuk dikonsumsi.

"Biasanya yang muda, jadi masih keras kan itu dan nggak untuk dimakan," kata Luki.

Ia kemudian menambahkan, jeruk tersebut baisanya dibeli dua atau selalu berpasangan.

Karena itulah terkadang banyak pedagang yang memetik buah tersebut tidak memutus tangkai buah.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas