Kurang Tidur Bisa Sebabkan Penyakit Jantung? Begini Penjelasannya
Kurang tidur ternyata bisa menyebabkan penyakit jantung. Bagaimana penjelasannya?
Penulis: Citra Agusta Putri Anastasia
Editor: Tiara Shelavie
Kurang tidur ternyata bisa menyebabkan penyakit jantung. Bagaimana penjelasannya?
TRIBUNNEWS.COM - Tidur menjadi salah satu aktivitas manusia yang harus dilakukan setiap hari.
Ketika tidur, seseorang berada dalam keadaan istirahat alami dan berkurangnya daya tanggap tubuh.
Tidur juga menjadi aktivitas pelarian seseorang selepas menghadapi kesibukan seharian.
Namun, ada pula orang-orang yang memiliki jam tidur yang kurang, entah karena kesibukan atau karena kebiasaan begadang.
Ternyata, kurang tidur bisa menimbulkan dampak negatif pada tubuh.
Baca: 6 Bahaya Kurang Tidur Bagi Kesehatan, Bisa Timbulkan Penyakit Serius
Baca: Sibuk Puasa dan Beribadah, Ini 5 Siasat Sederhana untuk Atasi Kurang Tidur Selama Bulan Ramadan
Baca: Kurang Tidur Selama 4 Hari, Ketua KPPS Coba Bunuh Diri
Kurang tidur bisa menyebabkan penyakit jantung.
Dilansir dari Medical Daily, U.S. National Institutes of Health (NIH) mengatakan bahwa tidur kurang dari tujuh hingga delapan jam berisiko besar pada kesehatan fisik.
Kurang tidur menempatkan seseorang pada risiko kondisi medis serius seperti penyakit jantung, obesitas, dan diabetes.
Selain itu, kurang tidur juga memperpendek harapan hidup seseorang.
NIH mengatakan, melewatkan tidur malam membuat seseorang merasa lelah dan mudah tersinggung pada hari berikutnya.
Namun, hal yang lebih membahayakan adalah tentang kesehatan.
Di sisi lain, setelah beberapa malam tanpa tidur, mental seseorang akan terkena dampak serius.
Selain itu, otak tidak akan mampu berpikir jernih, susah berkonsentrasi, dan sulit membuat keputusan.
Risiko mengalami cedera atau kecelakaan juga akan meningkat.
Efek-efek tersebut mungkin tampak jelas dari luar, tetapi tidak pada jantung.
Penelitian telah secara konsisten menunjukkan bahwa tidur kurang dari enam jam per malam daripada tujuh hingga delapan jam dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami aterosklerosis sebanyak 27 persen.
Aterosklerosis adalah kondisi medis di mana plak menumpuk di dalam arteri.
Jika dibiarkan secara terus menerus, penumpukan plak ini akan secara serius membatasi aliran darah dan menyebabkan serangan jantung.
Salah satu penelitian terbaru dalam hal ini menjelaskan bagaimana tidur malam yang baik dapat membantu menjaga arteri tetap lentur, sehingga menjaga sirkulasi dengan baik.
Sebuah studi baru dari University of Colorado Boulder menemukan bahwa kurang tidur memengaruhi sirkulasi darah dengan menciptakan penumpukan timbunan lemak di arteri (atau atherogenesis), yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami stroke atau serangan jantung.
Studi yang diterbitkan dalam jurnal Experimental Physiology ini menunjukkan sebuah mekanisme biologis potensial yang menjelaskan mengapa hal ini terjadi.
Temuan ini menghubungkan peristiwa sulit tidur dengan perubahan kadar RNA mikro (miRNA) dalam darah, yang merupakan molekul nonkode yang membantu mengatur ekspresi protein.
"Studi ini menunjukkan mekanisme potensial baru dengan menunjukkan bahwa tidur mempengaruhi kesehatan jantung dan fisiologi secara keseluruhan," kata penulis senior, Prof. Christopher DeSouza, dikutip dari Medical Daily.
Studi ini menemukan bahwa peserta yang tidur kurang dari tujuh jam semalam memiliki tingkat darah dari tiga miRNA (miR-125A, miR-126, dan miR-146a) 40 persen hingga 60 persen lebih rendah daripada peserta lain yang tidur selama tujuh atau delapan jam.
Jika sirkulasi ketiga miRNA tidak cukup, maka akan menyebabkan sejumlah gangguan pembuluh darah, seperti peradangan, stroke, hingga serangan jantung.
Studi ini juga mengungkapkan bahwa sel-sel endotel, yang terdiri dari lapisan pembuluh darah, pada pria dewasa yang tidur kurang dari enam jam setiap malam tidak berfungsi dengan baik.
Akibatnya, pembuluh darah mereka tidak dapat melebar dan berkontraksi dengan baik untuk memungkinkan darah mengalir secara efisien ke berbagai organ dan bagian tubuh.
"Inilah mengapa tujuh atau delapan jam sehari adalah durasi ideal seseorang untuk tidur," ucap DeSouza.
(Tribunnews.com/Citra Anastasia)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.