Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

Membedakan Anak Kurus yang Sehat dan Kurang Gizi

Banyak orang tua cemas melihat bentuk tubuh anaknya yang kurus. Sebab, tubuh kurus selalu dinilai kurang gizi.

Editor: Willem Jonata
zoom-in Membedakan Anak Kurus yang Sehat dan Kurang Gizi
( Shutterstock)
Ilustrasi pertumbuhan tinggi anak. 

TRIBUNNEWS.COM - Banyak orang tua cemas melihat bentuk tubuh anaknya yang kurus. Sebab, tubuh kurus selalu dinilai kurang gizi.

Padahal tak semua anak bertubuh kurus berarti kurang gizi.

Untuk itu orang tua wajib mengetahui ciri-ciri yang membedakan anak kurus yang sehat dengan anak kurus yang kurang gizi.

Bukan soal bobot tubuh, tinggi badan si kecil juga bisa jadi petunjuk untuk melihat kesehatan buah hati.

Si Kecil yang lebih pendek dibandingkan anak seusianya kemungkinan besar akan mempunyai tinggi badan lebih pendek di masa dewasanya nanti.

Baca: Maya Septha Pantang Labeli Buah Hatinya sebagai Anak Nakal

Baca: Kriss Hatta Divonis Bebas oleh Hakim PN Bekasi

Baca: Bagaimana Posisi yang Tepat dan Nyaman untuk Menyusui Bayi Baru Lahir?

Karena tinggi badan bisa menggambarkan status gizi dalam jangka panjang.

Sedangkan, berat badan bisa naik-turun dengan cepat sesuai kondisi (pola makan dan aktivitas) anak sekarang.

Berita Rekomendasi

Pertumbuhan anak di masa kecil dapat memengaruhi pertumbuhan dan kehidupan anak di masa depan.

Namun, ketika melihat balita Moms kurus, jangan buru-buru berpikir ia kekurangan gizi.

Bisa saja ia sehat karena memiliki berat dan tinggi badan yang ideal.

Baca: Membedakan Kontraksi Palsu dan Kontraksi Asli Jelang Persalinan Supaya Enggak Panik

Ada beberapa hal yang perlu Moms perhatikan untuk memastikan, apakah Si Kecil memang kekurangan gizi atau sehat.

Pertama, ukur berat badan (BB) dan tinggi badannya (TB), apakah ideal atau tidak.

Untuk memperoleh persentase perbandingan dengan BB ideal, ikuti cara berikut.

BB aktual : BB Ideal x 100%

Jika hasilnya di atas 110% berarti anak tergolong gemuk.

Jika berkisar 90-110% berarti BB-nya ideal.

Jika hanya 70-89% dikatakan gizi kurang.

Nah kalau hasilnya di bawah 70 persen, termasuk gizi buruk. Contohnya seperti ini.

BB Andre umur 1 tahun yaitu 10 kg.

Berarti status gizinya adalah 10 : 11,1 x 100% = 90% (dari BB ideal anak laki-laki usia 1 tahun). Artinya Andre termasuk kategori ideal.

Nah, ini adalah berat badan ideal anak usia 1-5 tahun, menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Usia         Anak Perempuan         Anak Laki-laki

1 tahun     7 - 11,5 kg               7,7 - 12 kg
2 tahun     9 - 14,8 kg               9,7 - 15,3 kg
3 tahun     10,8 - 18,1 kg          11,3 - 18,3 kg
4 tahun     12,3 - 21,5 kg          12,7 - 21,2 kg
5 tahun     13,7 - 24,9 kg          13,7 - 24,2 kg

Berat badan Si Kecil yang kurang dari rentang tersebut menandakan berat badan kurang, sehingga anak perlu asupan makan yang lebih banyak lagi untuk memperbaikinya.

Sedangkan, berat badan yang lebih dari rentang tersebut menandakan Si Kecil kelebihan berat badan atau obesitas.

Berikut ini merupakan tinggi badan ideal anak usia 1-5 tahun, berdasarkan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Usia         Anak Perempuan         Anak Laki-laki

1 tahun     68,9 - 79,2 cm             71 - 80,5 cm
2 tahun     80 - 92,9 cm                81,7 - 93,9 cm
3 tahun     87,4 - 102,7 cm           88,7 - 103,5 cm
4 tahun     94,1 - 111,3 cm           94,9 - 111,7 cm
5 tahun     99,9 - 118,9 cm           100,7 - 119,2 cm

Kamu perlu wasapada bila anak mengalami ciri berikut.

- BB anak tidak naik setiap bulan sesuai dengan umurnya.

- BB bertambah tapi tidak sesuai dengan BB ideal menurut umur.

- Asupan nutrisi bagus tapi anak tetap kurus, boleh jadi fungsi daya serap ususnya terganggu.

Sari makanan yang dibutuhkan mungkin ikut terbuang bersama kotoran.

Nah, masalah penyerapan ini harus diselesaikan juga sambil memperbaiki asupan.

- Si Kecil batuk berkepanjangan, pucat lesu, dan tak nafsu makan.

BB yang tidak kunjung naik bisa disebabkan penyakit infeksi Tuberkulosis, infeksi saluran kemih, infeksi parasit, dan sebagainya.

Selain dapat mengganggu sistem metabolisme tubuh, infeksi dapat membuat Si Kecil sulit makan.

Selama penyakit-penyakit ini tak disembuhkan, Si Kecil tetap akan kurus dan BB-nya pun tidak akan bertambah.

Untuk itu Moms, memantau pertumbuhannya setiap bulan sangat penting dilakukan.

Tujuannya agar kita bisa membantu Si Kecil mengejar pertumbuhannya jika sewaktu-waktu pertumbuhannya sedang mengalami perlambatan.

Anda bisa membantu pertumbuhan anak dengan menyediakan lingkungan yang baik.

Seperti menyediakan makanan yang bergizi dan sehat untuknya, memastikan Si Kecil mendapat tidur cukup, dan membiasakan anak berolahraga. 

Berita ini sudah dimuat di Nakita dengan judul Begini Cara Membedakan Anak Kurus yang Sehat dan Anak yang Kurang Gizi

Sumber: Nakita
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas