Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

Jangan Ajak Anak Anda Tonton Film yang Tak Sesuai Klasifikasi Usianya, Bisa Berakibat Buruk

Film bisa menjadi media belajar dan hiburan bagi anak. Namun, orangtua perlu cukup ketat mengawasi, agar anak menonton film sesuai dengan usianya.

Editor: Willem Jonata
zoom-in Jangan Ajak Anak Anda Tonton Film yang Tak Sesuai Klasifikasi Usianya, Bisa Berakibat Buruk
MOVIE WEB
Film Joker berkisah tentang perjuangan Joker, seorang badut jalanan di Gottam City yang berjuang merawat ibunya yang sakit. 

TRIBUNNEWS.COM - Film bisa menjadi media belajar dan hiburan bagi anak. Namun, orangtua perlu cukup ketat mengawasi, agar anak menonton film sesuai dengan usianya.

Salah satu film yang tidak boleh ditonton oleh anak di bawah usia 17 tahun adalah Joker, film karya sutradara Todd Phillips yang juga sudah tayang di tanah air.

Dilansir dari situs Lembaga Sensor Film (LSF), lsf.go.id, film layar lebar Joker diklasifikasikan untuk penonton umur 17 tahun ke atas.

Baca: Sebuah Studi Sebut Musik Metal Menenangkan Pendengarnya

Baca: Gadis 17 Tahun di Cianjur Diculik Saat Tidur Lelap di Rumahnya, Pelaku Memperkosa dan Menjualnya

Baca: Menantu Elvy Sukaesih Konsumsi Narkoba Demi Tingkatkan Kepercayaan Diri

Begitu pula di Amerika Serikat, Motion Picture Association of America (MPAA) memberi film ini rating R atau Restricted (terbatas).

Di Indonesia, peringatan agar anak tidak menonton film Joker disampaikan lewat berbagai media, termasuk media massa cetak dan elektronik.

Sayangnya, banyak anak justru ingin menonton film tersebut karena penasaran.

Nah, menonton film dengan rating R ternyata punya dampak buruk bagi anak, lho.

BERITA REKOMENDASI

Apa saja dampaknya?

Psikolog anak dan keluarga, Samanta Ananta, M.Psi menyebutkan, ada sejumlah dampak psikologis yang akan diterima anak jika menonton film kategori restricted tersebut.

1. Trauma tidak langsung

Anak mungkin saja belum siap untuk melihat adegan-adegan mengerikan atau kalimat yang membutuhkan pemahaman lebih dalam film tersebut.

Baca: Diteriaki Gila, Cita Citata Ancam Lapor ke Polisi

Akibatnya, anak tidak mampu memahami dan menganalisa film, sehingga hanya fokus pada adegan yang diperlihatkan dalam film.


"Penyerapan yang diambil dari film tanpa ada diskusi lebih lanjut dengan orang dewasa pun akan meninggalkan jejak trauma tidak langsung di sistem otak anak," kata Samanta kepada Kompas Lifestyle, Jumat (4/10/2019).

Beberapa dampak yang terjadi sebagai bentuk trauma di antaranya mimpi buruk, anak mengalami kecemasan, ketakutan, dan dampak terburuk adalah emosi serta pola pikir tokoh dalam film memengaruhi kehidupan mereka di kemudian hari.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas