Simak Tata Cara Shalat Khusuf atau Shalat Gerhana Dilaksanakan pada Sabtu 11 Januari 2020 Dini Hari
Simak Tata Cara Shalat Khusuf atau Shalat Gerhana Dilaksanakan pada Sabtu 11 Januari 2020 Dini Hari
Penulis: Anugerah Tesa Aulia
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Gerhana bulan dalam bahasa Arab disebut “khusuf”.
Gerhana bulan penumbra akan melintas dan bisa dilihat di wilayah Indonesia pada Sabtu (11/1/2020) dini hari.
Gerhana bulan ini akan dimulai pada pukul 00.05,7 WIB dengan puncaknya pada pukul 02.10 WIB.
Saat terjadi fenomena gerhana bulan kita dianjurkan untuk mengerjakan shalat sunah dua rakaat atau shalat sunah khusuf.
Shalat sunah khsusuf ini terbilang sunah muakkad.
Berikut tata cara Shalat sunah khusuf serta bacaannya yang dilansir dari islam.nu.or.id.
Sebelum Shalat ada baiknya imam atau jemaah melafalkan niat terlebih dahulu sebagai berikut:
أُصَلِّي سُنَّةَ الخُسُوفِ رَكْعَتَيْنِ إِمَامً/مَأمُومًا لله تَعَالَى
Ushallî sunnatal khusûf rak‘ataini imâman/makmûman lillâhi ta‘âlâ
Artinya, “Saya Shalat sunah gerhana bulan dua rakaat sebagai imam/makmum karena Allah SWT.”
Tata cara Shalat sunah gerhana bulan adalah sebagai berikut:
1. Niat di dalam hati ketika takbiratul ihram.
2. Mengucap takbir ketika takbiratul ihram sambil niat di dalam hati.
3. Baca taawudz dan Surat Al-Fatihah. Setelah itu baca Surat Al-Baqarah atau selama surat itu dibaca dengan jahar (lantang).
4. Rukuk dengan membaca tasbih selama membaca 100 ayat Surat Al-Baqarah.
5. Itidal, bukan baca doa i’tidal, tetapi baca Surat Al-Fatihah. Setelah itu baca Surat Ali Imran atau selama surat itu.
6. Rukuk dengan membaca tasbih selama membaca 80 ayat Surat Al-Baqarah.
7. Itidal. Baca doa i’tidal.
8. Sujud dengan membaca tasbih selama rukuk pertama.
9. Duduk di antara dua sujud
10. Sujud kedua dengan membaca tasbih selama rukuk kedua.
11. Duduk istirahat atau duduk sejenak sebelum bangkit untuk mengerjakan rakaat kedua.
12. Bangkit dari duduk, lalu mengerjakan rakaat kedua dengan gerakan yang sama dengan rakaat pertama. Hanya saja bedanya, pada rakaat kedua pada diri pertama dianjurkan membaca surat An-Nisa. Sedangkan pada diri kedua dianjurkan membaca Surat Al-Maidah.
13. Salam.
14. Imam atau orang yang diberi wewenang menyampaikan dua khutbah Shalat gerhana dengan taushiyah agar jamaah beristighfar, semakin takwa kepada Allah, tobat, sedekah, memerdedakan budak (pembelaan terhadap kelompok masyarakat marjinal), dan lain sebagainya.
Apakah boleh dibuat dalam versi ringkas?
Dalam artian seseorang membaca Surat Al-Fatihah saja sebanyak empat kali pada dua rakaat tersebut tanpa surat panjang seperti yang dianjurkan?
Atau bolehkah mengganti surat panjang itu dengan surat pendek setiap kali selesai membaca Surat Al-Fatihah? Boleh saja.
Berikut keterangan Syekh Ibnu Sayyid Muhammad Syatha Ad-Dimyathi dalam I’anatut Thalibin
ولو اقتصر على الفاتحة في كل قيام أجزأه، ولو اقتصر على سور قصار فلا بأس. ومقصود التطويل دوام الصلاة إلى الانجلاء
Artinya, “Kalau seseorang membatasi diri pada bacaan Surat Al-Fatihah saja, maka itu sudah memadai."
Tetapi kalau seseorang membatasi diri pada bacaan surat-surat pendek setelah baca Surat Al-Fatihah, maka itu tidak masalah.
Tujuan mencari bacaan panjang adalah mempertahankan Shalat dalam kondisi gerhana hingga durasi gerhana bulan selesai,” (Lihat Syekh Ibnu Sayyid Muhammad Syatha Ad-Dimyathi, I’anatut Thalibin, Beirut, Darul Fikr, 2005 M/1425-1426 H, juz I, halaman 303).
Selagi gerhana bulan berlangsung, maka kesunahan shalat dua rakaat gerhana tetap berlaku.
Sementara dua khutbah shalat gerhana bulan boleh tetap berlangsung atau boleh dimulai meski gerhana bulan sudah usai.
Dikutip dari bmkg.go.id, pada tahun 2020 akan terjadi enam kali gerhana, yaitu dua kali gerhana Matahari dan empat kali gerhana Bulan, berikut rinciannya:
1. Gerhana Bulan Penumbra (GBP), 11 Januari 2020 yang dapat diamati dari Indonesia.
2. Gerhana Bulan Penumbra (GBP), 6 Juni 2020 yang dapat diamati dari Indonesia.
3. Gerhana Matahari Cincin (GMC), 1 Juni 2020 yang dapat diamati dari Indonesia berupa Gerhana Matahari Sebagian, kecuali sebagian besar Jawa dan sebagian kecil Sumatera bagian Selatan.
4. Gerhana Bulan Penumbra (GBP), 5 Juli 2020 yang tidak dapat diamati dari Indonesia.
5. Gerhana Bulan Penumbra (GBP), 20 November 2020 yang dapat di amati dari wilayah Indonesia bagian Barat menjelang gerhana berakhir.
6. Gerhana Matahari Total (GMT), 14 Desember 2020 yang tidak dapat diamati dari Indonesia.
(Tribunnews.com/Anugerah Tesa)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.