Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

Bahaya Vapor yang Sebabkan Paru-paru Gadis 19 Tahun Rusak Parah, Mengandung Nikotin hingga Formalin

Dokter Joko mengungkapkan rokok elektrik memiliki risiko yang sama dengan rokok biasa. Dari risiko kanker paru-paru hingga serangan jantung.

Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Ayu Miftakhul Husna
zoom-in Bahaya Vapor yang Sebabkan Paru-paru Gadis 19 Tahun Rusak Parah, Mengandung Nikotin hingga Formalin
Instagram/clairechunggg
Claire Chung saat dirawat di rumah sakit dan perbandingan hasil CT scan paru-paru normal dengan milik Claire. 

TRIBUNNEWS.COM - Malang nasib perempuan 19 tahun yang merupakan pengguna rokok elektrik atau biasa disebut vapor atau vape.

Ia adalah Claire Chung, perempuan asal Amerika Serikat yang mengalami kerusakan jaringan paru-paru parah akibat vapor belum lama ini.

Kisahnya yang dibagikan melalui akun Instagram pada 30 Desember 2019 lalu telah viral di berbagai media internasional.

Claire Chung
Claire Chung (Instagram/clairechunggg)

Berawal dari, Claire mengalami demam tinggi mencapai 40 derajat celcius selama tiga minggu.

Tingginya suhu tubuh Claire tanpa dibarengi gejala lain.

Sempat disangka flu, serangkaian hasil pemeriksaan dan CT scan yang dilakukan Claire mengungkapkan kondisi paru-parunya berada dalam kondisi parah.

Bahkan dalam pengakuannya, Claire menyebut dirinya dihadapkan pada kematian jika terlambat dalam penanganan medis.

Berita Rekomendasi

Hasil CT scan paru-paru normal akan memperlihatkan warna hitam.

Sedangkan, CT scan paru-paru Claire menunjukkan sebaliknya.

Paru-parunya terlihat berkabut putih yang bahkan menutupi kedua paru-parunya.

Perbandingan hasil CT scan paru-paru yang normal (atas) dan hasil CT scan paru-paru milik Claire (bawah).
Perbandingan hasil CT scan paru-paru yang normal (atas) dan hasil CT scan paru-paru milik Claire (bawah). (Instagram/clairechunggg)

Lantas bagaimana pandangan vapor dari sisi medis?

Dokter Joko Adi Pamungkas yang bertugas di Puskesmas Baturraden 2 Banyumas memberikan penjelasan kepada Tribunnews.com, Rabu (15/1/2020).

Dokter Joko mengungkapkan rokok elektrik memiliki risiko yang sama dengan rokok biasa.

"Walaupun ada anggapan rokok elektrik lebih aman dari rokok biasa, tetap ada efek samping yang perlu diwaspadai," ujarnya.

Soal kasus Claire yang mengalami kerusakan jaringan pada paru-paru, Joko membenarkan vapor dapat mengakibatkan kerusakan pada organ tersebut.

"Ada kandungan formaldehyde (dalam rokok elektrik), yang bisa meningkatkan risiko kanker paru-paru dan kerusakan paru-paru," ungkapnya.

Untuk diketahui, formaldehyde juga dikenal formalin merupakan senyawa untuk mengawetkan mayat.

Formalin bahkan dilarang untuk digunakan sebagai pengawet makanan.

455 Orang Dilaporkan Menderita Penyakit Paru-paru Misterius Akibat Vape, 5 Orang Meninggal Dunia
Ilustrasi Vapor (Thomas Hooten / CDC / MGN)

Formalin juga biasa digunakan untuk mengobati kutil di permukaan kulit.

Masuknya formalin ke dalam tubuh bisa meningkatkan terjadinya kanker, termasuk kanker paru-paru.

Lebih lanjut, Joko menyebut kerusakan pada paru-paru bisa terjadi secara permanen.

"Bronkeolus akan mengalami kerusakan permanen," ujarnya.

Bronkiolus merupakan saluran udara kecil yang mengirimkan udara ke bagian dalam sebuah dinding paru-paru.

Bronkiolus
Bronkiolus (gurupendidikan.com)

Risiko Lain dari Vapor

Dokter Joko juga menyebutkan beberapa risiko lain soal bahaya rokok elektrik bagi tubuh.

"Rokok elektrik juga memiliki risiko yang sama dengan rokok biasa, antara lain meningkatkan darah tinggi, diabetes, dan jantung," ujarnya.

Menurut Joko, cairan yang terkandung dalam rokok elektrik memiliki kandungan nikotin, cairan tersebut juga terkandung dalam rokok biasa.

Menurut Joko, nikotin ini memicu berbagai penyakit.

"Nikotin mengakibatkan kerusakan pembuluh darah yang mengakibatkan tekanan darah tinggi dan mengganggu kerja jantung," ungkapnya.

Nikotin juga disebut Joko dapat meningkatkan risiko diabetes.

"Ada risiko terkena diabetes atau kencing manis," ungkapnya.

Selain itu, jika anak-anak menjadi perokok elektrik, akan mengakibatkan penurunan daya ingat.

"Rokok elektrik dapat menurunkan daya ingat pada anak-anak, berdasar penelitian, kandungan rokok elektrik dapat membuat penurunan daya ingat, karena menghambat aliran darah ke otak," ujarnya.

Joko juga mengungkapkan, sisi psikologis perokok elektrik bisa terkena dengan kecanduan terhadapnya.

"Rasa kecanduan yang mengakibatkan perokok eletrik menjadi stres, mudah marah, dan sulit tidur," ujarnya.

Meski vapor banyak disebut lebih aman dari rokok biasa, Dokter Joko mengungkapkan alangkah lebih baiknya jika berhenti merokok, baik rokok biasa maupun elektrik.

"Jadi amannya adalah berhenti merokok. Bagaimana caranya? Bisa berkonsultasi dengan dokter di Puskesmas terdekat," ungkapnya.

Pesan Claire

Sementara itu, Claire juga memberikan pesan betapa bahayanya rokok elektrik bagi paru-paru melalui unggahan lain di Instagram-nya.

"Hanya karena Anda tidak dapat merasakannya, bukan berarti itu tidak terjadi," ujarnya.

"Anda tidak mengerti penyesalan sampai dokter Anda menatap wajah Anda dan memberi tahu Anda bahwa mereka tidak tahu apakah mereka bisa menyelamatkan hidup Anda," ungkapnya.

Baca Juga Kisah Claire: Gara-gara Rokok Elektrik, Perempuan 19 Tahun Alami Kerusakan Jaringan Paru-paru Parah

(Tribunnews.com/Wahyu Gilang Putranto)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas