Penggunaan Payung Belum Mampu Lindungi Kulit dari Sinar UV
Paparan panasnya matahari yang mengandung sinar UV (ultraviolet) secara terus-menerus bisa memberi efek negatif kulit.
Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Paparan panasnya matahari yang mengandung sinar UV (ultraviolet) secara terus-menerus bisa memberi efek negatif kulit.
Banyak yang sadar akan tersebut sehingga mencoba melindungi kulit dengan menggunakan topi maupun payung saat matahari sedang panas-panasnya.
Dokter Kecantikan Dara Ayuningtyas yang juga Head Medical and Training ZAP menyebutkan payung hanya mampu mencegah sinar uv tapi tidak bisa melindungu kulit dari sinar matahari seutuhnya.
Baca: Cara Merawat Kulit Saat Musim Hujan, Lakukan 7 Hal Ini Agar Kulit Tetap Terawat Sehat Alami
Baca: Viral Penampakan Dua Matahari di Makassar, Begini Penjelasan Ilmiah BMKG
Baca: Payung Pink Nagita Slavina yang Dibawa Jalan-kalan ke Swiss Bernilai Fantastis
“Kalau menggunakan payung hanya salah satu metode pencegahan, tapi perlindungan di kulitnya enggak ada,” kata dr. Dara saat ditemui di acara ZAP Beauty Index 2020, di Jakarta Selatan, Selasa (21/1/2020).
dr. Dara menegaskan cara utama untuk memproteksi kulit tetap dengan menggunakan tabir surya atau sun protection.
“Tetap harus pakai sun protection yang melindungni paparan UV a dan UV b, kalau cuma pakai payung tidak memengaruhi terlalu besar paparan sinar matahari,” ucap dr. Dara.
Berapapun besaran SPF dari sunblock ternyata penggunaanya harus diulangi setiap dua jam karena teksturnya yang mudah meresap di kulit.
“Jumlah SPFnya tergantug seberapa sering orang itu terpapar matahari, tapi seperti SPF 15 dia bisa tahan 2,5 jam. Jadi penggunaan sunblock walau SPFnya tinggi tetap ulangi dua jam sekali,” ungkap dr. Dara.
Terkait bahaya paparan sinar UV A dapat menyebabkan flek hitam dan penuaan pada kulit, sementara sinar UV B bisa bikin kulit gelap yang kalau kulitnya tidak diproteksi dapat menyebabkan kanker kulit.