Imlek 2020: Mengapa Tahun Baru China Identik dengan Warna Merah dan Emas? Ini Maknanya
Imlek 2020: Mengapa Tahun Baru China Identik dengan Warna Merah dan Emas? Ini Maknanya
Penulis: Bunga Pradipta Pertiwi
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Sudah siapkah kamu merayakan Tahun Baru China 2571 atau Imlek tahun ini?
Entah disadari atau tidak, nuansa merah selalu mendominasi dekorasi imlek.
Apa sih makna warna merah ini?
Dilansir Kompas.com, seorang peneliti dan budayawan Tionghoa, David Kwa beberapa waktu lalu pernah menjelaskan arti warna merah.
Dalam budaya Tionghoa, warna merah memiliki makna kebahagiaan.
Menurut David, warna merah merupakan unsur dari 'yang'.
Merah juga memiliki arti warna panas, warna matahari dan api yang diharapkan dapat memberikan suasana kebahagiaan.
Serba-serbi warna merah saat Imlek menggambarkan pengharapan di tahun baru.
Baca: Inilah Arti Gong Xi Fa Cai yang Benar, Bukan Selamat Tahun Baru Imlek
Harapan lainnya, segala kesedihan dan kegelapan akan sirna digantikan dengan kebahagian.
Menurut seseorang yang mempraktekan feng shui tradisional, sekaligus penulis buku '78 Tips Menambah Hoki Anda', Suhana Lim ada makna lain dalam warna merah saat Imlek.
Menurut Suhana, selain memiliki makna kebahagian, warna merah juga menjadi simbol dari kebaikan hati, kebenaran, dan ketulusan hati.
Bunyi karakter merah (hung) identik dengan karakter 'makmur'.
Oleh sebab itulah warna merah juga menjadi warna yang digemari oleh orang Tionghoa, terutama dalam merayakan Imlek.
Baca: Deretan Gambar Bergerak Ucapan Selamat Tahun Baru Imlek 2020, Siap Dikirim Via WhatsApp, Instagram
Selain warna merah, warna lainnya yang akan ditemukan pada perayaan Tahun Baru Imlek adalah warna kuning dan emas.
Sama halnya seperti warna merah, kedua warna tersebut juga dianggap lambang kemakmuran.
Oleh sebab itu, warna kuning dan emas diharapkan bisa membawa aura positif.
Sementara itu, dikutip Tribunnews.com dari laman Readerdiggest, kepopuleran warna merah bagi etnis Tionghoa ini berawal dari sebuah legenda China.
Legenda itu bercerita tentang Nian atau seekor binatang buas yang meneror penduduk di desa di Tahun Baru dan suka memangsa hasil perkebunan, ternak bahkan anak-anak.
Nian ini merupakan seekor banteng berkepala singa.
Penduduk desa mengetahui bahwa Nian sangat takut pada api, kebisingan dan warna merah.
Oleh karena itu, warga desa pun mampu mengalahkan makhluk ini, dan sejak saat itu pula, warga menganggap bahwa merah adalah warna keberuntungan.
Selain itu merah menjadi warna utama untuk festival.
Baca: 25 Kartu Ucapan Bergambar Tahun Baru Imlek 2020, Cocok untuk Update Facebook, WA, dan Instagram
Lampion merah menggantung di jalanan, menghiasi rumah-rumah, bank dan gedung-gedung resmi dihiasi dengan gambar Tahun Baru merah yang menggambarkan gambar kemakmuran.
Sebagian besar dekorasi publik dilakukan sebulan sebelumnya, tetapi dekorasi rumah secara tradisional dilakukan pada Malam Tahun Baru Imlek.
Kata Imlek, hanya Ada di Indonesia
Kepala Kajian dan Riset Asosiasi Peranakan Tionghoa Indonesia (Aspertina), Aji Bromokusumo menyebut, sebutan “imlek” lahir melalui proses serapan penduduk Nusantara terhadap istilah Hokkian, “yin li”.
“Imlek berasal dari kata yin li, artinya lunar calendar. Jadi tahun baru China itu sama dengan tahun baru Islam karena dihitung berdasarkan peredaran bulan,” ucap Aji kepada KompasTravel di Restoran Lei Lo, bilangan Senopati pada Kamis (31/1/2019) dikupit dari Kompas.com.
Usut-punya usut, sebutan “imlek” ternyata hanya bisa ditemui di Indonesia.
Bahkan, di negara asalnya, China, istilah untuk perayaan ini disebut sebagai 'chunjie'.
Secara bebas 'chunjie' dapat diterjemahkan sebagai festival menyambut musim semi.
“Kalau di Indonesia disebut demikian jadi aneh, karena Indonesia tidak punya musim semi,” tambah Aji.
Di samping itu, beberapa kalangan keturunan Tionghoa di Indonesia pun kerap menyebut Tahun Baru Imlek sebagai 'sincia'.
Penyebutan tersebut sama-sama diserap dari dialek Hokkian untuk menyebut 'xin zheng' yang dibaca 'sin ceng'.
Masih menurut Aji, istilah 'xin zheng' merupakan singkatan dari istilah 'xin zheng yue' yang berarti 'bulan pertama yang baru'.
Istilah 'zheng yue', yang berarti 'bulan pertama'.
Jika diucapkan dalam dialek Hokkian akan berbunyi 'cia gwe'.
Maka, penyebutan 'sincia' merupakan pelafalan ringkas alias kependekan dari istilah-istilah tadi.
Arti Kata Gong Xi Fa Cai
Saat perayaan Imlek, lazim kita mendengar orang-orang mengucapkan Gong Xi Fa Cai untuk mengucapkan selamat tahun baru Imlek.
Bisa juga dalam bentuk pesan ucapan selamat tahun baru China, kita menambahkan kalimat Gong Xi Fa Cai.
Banyak yang meyakini, Gong Xi Fa Cai merupakan bahasa Mandarin dari Selamat Tahun Baru Imlek.
Padahal, artinya bukan itu.
Menurut Koordinator Program Studi Bahasa Mandarin Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Nunung Supriadi, arti Gong Xi Fa Cai bukanlah selamat tahun baru Imlek.
"Arti Gong Xi Fa Cai bukan selamat tahun baru, tapi selamat berbahagia dan kaya raya," ujar Nunung pada Tribunnews.com, Selasa (14/1/2020).
Untuk mengucapkan selamat tahun baru Imlek, Anda bisa mengucapkan Xinnian Kuaile (新年快乐).
Nunung mengungkapkan ada alasan kenapa awam lebih familier dengan ucapan Gong Xi Fa Cai ketimbang Xinnian Kuaile.
Di antaranya, masalah kebiasaan menyingkat sesuatu serta tidak paham makna bahasa.
"Mirip seperti Selamat Idulfitri yang kalah populer dengan Minal Aidzin Wal Faidzin," ujarnya.
Namun, tak ada salahnya juga untuk menambahkan Gong Xi Fa Cai setelah mengucapkan Xinnian Kuaile untuk mengucapkan selamat Imlek.
"Xinnian Kuaile, Gongxi Facai, Wanshi Ruyi, Niannian Xingfu," kata dia.
Ucapan ini kurang lebih bermakna: Selamat tahun baru, semoga berbahagia dan kaya raya, segala sesuatu seperti yang diharapkan, terus bahagia dan makmur.
Untuk anak kecil, jangan lupa juga disambung dengan: Hongbao nalai, yang berarti angpaunya ke sini, dong.
(Tribunnews.com/Bunga/Sri Juliati) (Kompas.com/Vitorio Mantalean/ Anggita Muslimah Maulidya Prahara Senja)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.