Banyak Konflik Rumah Tangga Saat Wabah Covid-19, Psikolog Seksual: Ini Jadi Pelajaran Pra Nikah
Di masa pandemi virus corona (covid-19) psikolog kebanjiran keluhan soal rumah tangga.
Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Di masa pandemi virus corona (covid-19) psikolog kebanjiran keluhan soal rumah tangga.
Beberapa keluhan karena terus-terusan bersama memancing konflik fisik maupun psikis pada pasamgan suami istri.
Psikolog seksual Zoya Amirin menyebutkan kondisi ini bisa jadi pembelajaran bagi pasangan yang akan melanjutkan hubungan asmaranya ke jenjang pernikahan.
Zoya menjelaskan nilai yang bisa diambil adalah pilih pasangan yang memang kamu yakin bisa hidup bersama dengan orang itu selama 24 jam full untuk waktu berhari-hari seperti saat pandemi covid-19 ini.
"Ini adalah pembelajaran kalau kamu mau nikah jangan menikah dengan orang kamu gak bisa hidup dengannya, tanyakan dulu ke diri kamu gimana kalau 24 jam saya apakah kita saling menghadapi satu dengan yang lain," ungkap Zoya saat live di instagram bersama dr. Haekal Ansari, M. Biommed, Minggu (10/5/2020).
Kemudian pikirkan jangan hanya cinta dan kebaikan yang calon pasangan kamu punya, tapi pikirkan juga terkait menerima kekurangan pasangan kamu saat harus selalu bersama di dalam rumah berbulan-bulan.
Baca: Meninggal Saat Diisolasi, Pesan Terakhir Penyanyi Stan Isakh: Virus Corona Bisa Serang Siapa Saja
Baca: Merasa Dijebak oleh Pro Aktif, Syakir Daulay Siap Tuntut Balik
Baca: Kabar Ikang Sulung si Jamal Usai Terjerat Narkoba, Tak Ikut di Preman Pensiun 4, Jualan Kicimpring?
"Yang terpentingnya orang yang kamu cintai itu punya kekurangan, mungkin dari 10 kepribadian yang ada di orang tersebut ada dua kekurangannya yang akan kita hadapi setiap hari jadi coba kita sama-sama melihat itu," ucap Zoya.
Sementara itu kalau soal bosan kepada pasangan yang saat ini banyak juga dikeluhkan suami istri, itu bisa datang karena ada satu sisi yang merasa kurang busa memuaskan pasangan atau ada saja yang kurang.
Sehingga disarankan saling berdiskusi untuk menerima dan melengkapi kekurangan sehingga perpisahan rumah tangga bisa dihindari.
"Saat kita bosan jangan nyalahin pasangan kita, jangan nyalahin pacar jangan nyalahin suami atau istri. Coba lakukan sesuatu yang bermakna, karena bosan bisa berarti kamu kurang merasa hidup kamu bermakna yang bikin kamu terjebak dalam sebuah stigma," pungkas Zoya.