Ngemil Berlebih Rentan Selama di Rumah Saja
Rata-rata orang Indonesia bergantung pada camilan untuk memenuhi kebutuhan mental dan emosional.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Tak sedikit orang punya kebiasaan ngemil. Jumlahnya di Indonesia 23 persen lebih banyak daripada rata-rata global, seperti diungkapkan melalui studi konsumen bertajuk ‘The State of Snacking’ yang dilakukan di Indonesia dan 11 negara lainnya.
Selain itu, hasil studi dari Mondelez Internasional juga menjelaskan rata-rata orang Indonesia bergantung pada camilan untuk memenuhi kebutuhan mental dan emosional.
Psikolog Klinis Tara De Thouars mengamini, kebiasaan ngemil berlebih memang sangat rentan terjadi selama #dirumahaja di masa pandemi virus corona (Covid-19).
Hal tersebut dipicu oleh rasa bosan atau kondisi emosi tidak stabil dikarenakan perubahan kebiasaan yang mendadak, ataupun ketakutan akan pandemi itu sendiri.
Cara ngemil seperti ini lebih dikenal dengan sebutan emotional eater.
Baca: Kebiasaan Minum Kopi Instan, Apakah Buruk untuk Kesehatan?
“Saat tekanan emosional hadir, tubuh seolah memberikan sinyal yang mirip seperti rasa lapar. Sebenarnya sinyal tersebut hanyalah respon terhadap perasaan yang menjadi pelarian dari emosi negatif. Jika dorongan tersebut terus diikuti, tentu tubuh akan kelebihan asupan dan tentunya akan semakin berisiko jika dilakukan secara berulang,” jelas Tara.
Maka, menyadari apa yang kita cemil, dan mengkonsumsinya dengan penuh perhatian adalah inti dari ngemil lebih bijak.
Anda dapat menerapkannya sehari-hari dengan tiga langkah sederhana yaitu:
1. Kenali isyarat tubuh mengapa Anda ingin ngemil, misalnya apakah karena lapar ataukah perlu untuk mengembalikan mood.
2. kemudian Anda bisa memilih apa camilan yang tepat berdasarkan isyarat tubuh tersebut, tentunya dengan memperhatikan porsi camilan dan waktu ketika Anda ngemil.
3. Perhatikan bagaimana Anda ngemil, dengan memaksimalkan semua indera Anda, karena Anda akan dapat mengenali isyarat tubuh, kapan harus berhenti ngemil.
Maka, sebaiknya ngemil tidak dilakukan sambil berkegiatan lain, misalnya main gadget,” jelas Khrisma.
Ngemil lebih bijak merupakan langkah tepat untuk mendapatkan kepuasan dalam mengkonsumsi camilan sehingga tidak menimbulkan penyesalan setelahnya.
Menghindari ngemil secara berlebih juga harus memperhatikan isyarat tubuh.
“Kegiatan ngemil sebaiknya dilakukan secara sadar agar manfaat bisa didapatkan. Makanlah secara perlahan dan nikmati setiap gigitannya. Ajak seluruh indera tubuh Anda terlibat, mulai dari memperhatikan bentuk, mencium aroma, menikmati rasa, hingga sensasi suara saat menggigit atau mengunyah camilan,” terang Tara.
Tara menjelaskan bahwa kebiasaan ngemil sesungguhnya bisa menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan kalori harian dan menjaga stabilitas metabolisme tubuh, asal dilakukan dengan bijak.
Memasuki bulan ramadan, kebiasaan ngemil pun perlu disesuaikan mengingat terbatasnya waktu makan.
Namun, sebagian orang terkadang tidak bisa makan banyak saat sahur ataupun berbuka sehingga lebih berisiko akan kekurangan asupan kalori.