Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

Cara Memahamkan Konsep New Normal pada Anak di Usia PAUD hingga SD

Orangtua dipandang perlu memberikan pemahaman kepada anak tentang konsep kenormalan baru atau new normal di tengah masa pandemi Covid-19.

Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
zoom-in Cara Memahamkan Konsep New Normal pada Anak di Usia PAUD hingga SD
AFP/RICKY PRAKOSO
Siswa sekolah dasar di Natuna, Kepulauan Riau, mengenakan masker saat berada di area sekolah mereka, Selasa (4/2/2020) lalu. Hampir seluruh warga di Natuna menggunakan masker menyusul keputusan Pemerintah RI untuk menempatkan WNI yang dievakuasi dari Wuhan, China, di pulau tersebut. 

Menurut Prita, jika anak melihat orangtuanya melakukan protokol kesehatan dengan disiplin, anak kemungkinan besar juga akan mengikuti.

"Dengan melihat ortunya menggunakan, dia akan meniru," ungkapnya.

Contohnya, jika hendak keluar rumah maka anak harus diarahkan untuk menggunakan masker.

Baca: Pandemi Covid-19 Bisa Bikin Anak Stres, Kenali Ciri-Cirinya

Orangtua pun harus terlebih dahulu menggunakan masker.

"Kalau anak masih ngotot (tidak mau pakai masker), disampaikan saja kalau tidak memakai tidak boleh pergi," ungkapnya.

Prita mengungkapkan, meskipun dalam tanda kutip seperti punishment atau hukuman, hal ini perlu dilakukan.

"Seperti punishment tapi sebenernya bukan, itu adalah rules (aturan)," ujar Prita.

BERITA TERKAIT

Prita menyebut, anak memiliki cara sendiri agar apa yang diinginkan bisa dikabulkan orangtuanya.

Dalam konteks ini, jika anak enggan mengenakan masker, anak memiliki cara agar orangtuanya tidak memaksa.

"Anak bisa jadi nangis lah, atau merajuk lah, hingga akhirnya orangtua menuruti permintaan anak, nah itu salah," ungkapnya.

Prita mengungkapkan orangtua harus konsisten menyampaikan aturan.

"Yang penting orangtua konsisten, sampaikan jika ini aturannya, kalau nangis ya tinggalkan," ujar Prita.

Baca: Cara Menjaga Psikologis Keluarga di Masa Pandemi Virus Corona

Menurutnya, jika anak menangis atau merajuk kemudian dituruti, maka anak akan menjadi belajar jika menangis atau merajuk dapat memberikan apa yang diinginkannya.

"Ini sama seperti dengan penerapan aturan baru, yang paling penting disampaikan reasoning-nya (alasan)," ungkapnya.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas