Batu Tanzanite, Permata Asal Tanzania yang Tidak Cocok Dijadikan Cincin, Ini Sejarah Penemuannya
Batu permata Tanzanite mendadak menjadi perbincangan setelah seorang penambang di Tanzania menjadi kaya raya setelah menemukan batu ini.
Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Batu permata Tanzanite mendadak menjadi perbincangan setelah seorang penambang di Tanzania menjadi kaya raya setelah menemukan batu ini.
Saniniu Kuryan Laizer (52) yang merupakan penambang tradisional dari Tanzania, menemukan dua batu Tanzanite yang memiliki berat 9,27 kilogram dan 5,1 kilogram.
Ia menemukan batu permata biru itu di perbukitan Mirerani utara, Tanzania.
Seperti dilaporkan Deutsche Welle, Saniniu lalu menjual ke pemerintah dan mendapatkan 7,7 miliar shilling Tanzania (sekitar 2,9 juta euro atau setara Rp 47 miliar).
Baca: Cerita Penambang di Tanzania yang Tajir Mendadak Seusai Temukan Dua Batu yang Terjual Rp 47 M
Lantas apa itu batu Tanzanite?
Sejarah Penemuan Tanzanite
Batu permata memang telah dikenal ribuan tahun lalu, namun sejarah penemuan Tanzanite baru beberapa dekade lalu.
Seperti namanya, Tanzanite hanya berasal dari satu tempat di dunia, Tanzania negara Afrika Timur.
Dilansir Agta.org, kala itu pada 1967 peristiwa kebakaran melanda di perbukitan Mererani di Tanzania.
Pemicu kebakaran ialah sambaran petir yang akhirnya menyebabkan kawasan itu gundul dan terlihat segala benda yang ada di tanahnya.
Penggembala suku suku Maasai yang berjalan di kawasan itu melihat batu kristal di tanah.
Batu itu lalu jatuh ke tangan seorang pedagang bernama Manuel D'Souza yang dikira batu safir.
Penemuan batu itu membuat heboh banyak orang hingga akhirnya British Museum dan Universitas Harvard mengonfirmasi bahwa batu itu bukanlah batu safir.
Batu itu kemudian dinamai 'Blue Zoisite', batu permata dengan mineral Zoisite berwarna biru.
Namun nama itu akhirnya diganti oleh perusahan ritel perhiasan Tiffany & Company menjadi Tanzanite.
Nama "Tanzanite" diambil karena mencerminkan asal geografis yang terbatas dari permata itu.
Sebelumnya, Tanzanite terbesar pernah ditemukan pada 2005 lalu yang ditambang oleh TanzaniteOne.
Penemuan itu tercantum dalam buku catatan Guinness yang mencatat Tanzanite terbesar di dunia dengan berat 16.839 karat (3,38 kg, atau 7,46 lb).
Baca: Mengenal Batu Tanzanite, Permata Berkualitas dengan Warna Biru yang Memukau
Menunjukkan Tiga Warna
Dalam bentuk alaminya yang tidak dirawat, Tanzanite adalah permata trichroic.
Artinya, batu ini menunjukkan tiga warana yang berbeda ketika dilihat dari sudut yang berbeda.
Di satu sisi, batu ini akan terlihat berwarba biru, namun di sisi lain batu ini akan berwana ungu dan cokelat.
Batu ini sangat mencolok terhadap pencahayaan.
Secara umum, semakin biru batu permata Tanzanite, semakin banyak nilai yang dibawanya.
Baca: Mengenal Benyapa Aimsaard, Permata Baru Bulu Tangkis Thailand, Jalani Debut Usia 13 Tahun
Tidak Cocok Dijadikan Cincin
Tanzanite paling cocok untuk anting-anting, liontin, dan barang perhiasan lainnya yang tidak akan mengalami abrasi dan benturan.
Batu Tanzanite merupakan batu yang rentan terhadap goresan sehingga tidak cocok digunakan dalam cincin.
Batu ini memiliki beberapa sifat yang mengharuskannya untuk diberikan perawatan khusus.
Dikutip Geology.com, Tanzanite memiliki kekerasan sekitar 6,5 pada skala kekerasan Mohs.
Nilai itu cukup rendah, sehingga batu ini rentan tergores dalam pemakaian normal ketika digunakan dalam cincin.
Namun hal ini tidak berlaku jika cincin tidak dikenakan atau hanya sekedar menjadi pajangan.
(Tribunnews.com/Tio)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.