Tata Cara Sholat Tahajud dan Bacaannya, Berikut Waktu Terbaik untuk Melaksanakannya
Tata cara sholat tahajud tidak jauh berbeda dengan sholat sunah lainnya. Sholat tahajud sendiri merupakan sholat sunah yang dilakukan setelah tidur
Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Tata cara sholat tahajud tidak jauh berbeda dengan sholat sunah lainnya.
Sholat tahajud adalah sholat sunah yang dilakukan setelah seseorang tidur meskipun hanya sebentar.
Tidur ini merupakan syarat utama untuk melaksanakan sholat tahajud.
Jika dilakukan tanpa tidur terlebih dahulu maka itu bukan sholat tahajud, melainkan sholat sholat sunah lain seperti witir maupun istikharah.
Sedangkan untuk jumlah rakaatnya sendiri, sholat tahajud paling sedikit dilakukan 2 rakaat dan sebanyak-banyaknya alias tidak dibatasi.
Berikut Tribunnews sajikan informasi terkait tata cara sholat istikharah, mulai dari niat, doa dan beserta artinya yang dirakum dari Buku Risalah Tuntunan Sholat Lengkap karya Drs. Moh. Rifa’i dapat di unduh di sini.
Baca: Tata Cara Salat Istikharah dan Bacaannya, Paling Afdal Dilaksanakan di Sepertiga Malam
Waktu pelaksanaan
Sholat tahajud secara umum waktu pelaksanaannya dapat dibagi menjadi tiga
1. Mulai dari setelah sholat isya hingga pukul 22.00 (sepertiga malam pertama).
2. Mulai dari pukul 22.00 hingga 01.00 (sepertiga malam kedua).
3. Kira-kira satu jam sebelum memasuki waktu subuh (sepertiga malam ketiga).
Bacaan niat
Ushalli Sunnatat Tahajjudi Rak'ataini Lillaahi Ta'alaa. Allahu Akbar.
Artinya : Aku niat shalat sunat tahajjud dua raka'at karena Allah ta'ala. Allahu Akbar.
Baca: Kapan Puasa Arafah dan Tarwiyah? Simak Jadwal, Bacaan Niat, hingga 3 Keutamaannya
Tata cara
1. Niat sholat
2. Takbiratul ihram, diikuti dengan doa iftitah
3. Membaca surat Al Fatihah
4. Membaca surat dari Alquran.
5. Ruku’ dengan tuma’ninah
6. I’tidal dengan tuma’ninah
7. Sujud dengan tuma’ninah
8. Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah
9. Sujud kedua dengan tuma’ninah
10. Berdiri lagi untuk menunaikan rakaat kedua
11. Membaca surat Al Fatihah
12. Membaca surat dari Alquran.
13. Ruku’ dengan tuma’ninah
14. I’tidal dengan tuma’ninah
15. Sujud dengan tuma’ninah
16. Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah
17. Sujud kedua dengan tuma’ninah
18. Tahiyat akhir dengan tuma’ninah
19. Salam
20. Doa yang dianjutkan yaitu :
Rabbanaa aatinaa fid dunya hasanatan, wa - fil aakhirati hasanatan, waqinaa adzaaban naar.
Artinya :
"Ya Allah Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan hindarkanlah kami dari siksaan api neraka".
Atau doa lain hadis Bukhari bahwa Rasulullah membaca doa:
" Allahumma rabbana lakal hamdu. Anta qayyimus samawati wal ardhi wa man fî hinna. Wa lakal hamdu anta malikus samâwâti wal ardhi wa man fî hinna. Wa lakal hamdu anta nurus samawati wal ardli wa man fî hinna. Wa lakal hamdu antal haq. Wa wa'dukal haq. Wa liqa'uka haq. Wa qauluka haq. Wal jannatu haq. Wan naru haq. Wan nabiyyuna haq. Wa Muhammadun shallallahu alaihi wasallama haq. Was sa'atu haq."
" Allahumma laka aslamtu. Wa bika amantu. Wa alaika tawakkaltu. Wa ilaika anabtu. Wa bika khashamtu. Wa ilaika hakamtu. Faghfirli ma qaddamtu, wa ma akhkhartu, wa ma asrartu, wa ma a'lantu, wa ma anta a'lamu bihi minni. Antal muqaddimu wa antal mu'akhkhiru. La ilaha illa anta. Wa la haula, wa la quwwata illa billah."
Baca: Niat Puasa Arafah dan Artinya, Bisa Diucapkan Secara Lisan atau Cukup Dibaca dalam Hati
Artinya:
" Ya Allah, Tuhan kami, segala puji bagi-Mu, Engkau penegak langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau penguasa langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau cahaya langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau Maha Benar. Janji-Mu benar. Pertemuan dengan-Mu kelak itu benar. Firman-Mu benar adanya. Surga itu nyata. Neraka pun demikian. Para nabi itu benar. Demikian pula Nabi Muhammad SAW itu benar. Hari Kiamat itu benar."
" Ya Tuhanku, hanya kepada-Mu aku berserah. Hanya kepada-Mu juga aku beriman. Kepada-Mu aku pasrah. Hanya kepada-Mu aku kembali. Karena-Mu aku rela bertikai. Hanya pada-Mu dasar putusanku. Karenanya ampuni dosaku yang telah lalu dan yang terkemudian, dosa yang kusembunyikan dan yang kunyatakan, dan dosa lain yang lebih Kau ketahui ketimbang aku. Engkau Yang Maha Terdahulu dan Engkau Yang Maha Terkemudian. Tiada Tuhan selain Engkau. Tiada daya upaya dan kekuatan selain pertolongan Allah.”
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)