Awalnya untuk Pemakan Jentik Nyamuk Malaria, Kini Ikan Guppy Jadi Peliharaan Pecinta Ikan Hias
Berbeda dengan ikan cupang, ikan guppy merupakan ikan hias asli dari amerika tengah dan amerika selatan,masuk ke Indonesia awal 1920
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Ikan betta yang dikenal oleh masyarakat sebagai nama ikan cupang adalah salah satu ikan hias asli Indonesia yang sudah sangat familiar sebagai ikan hias favorit masyarakat Indonesia.
Pada awalnya masyarakat mengenal jenis ikan cupang dengan jenis ikan cupang liar dan ikan cupang aduan yang di periode tahun 90an hingga hari ini masih diminati untuk mengukur ketahanan ikan cupang dibandingkan ikan cupang lain.
Namun seiring waktu dan kebutuhan akan ikan hias yang sangat tinggi, ikan cupang kemudian bermutasi dengan menjadi ikan cupang hias yang saat ini ketika masa pandemi covid 19 banyak diminati oleh masyarakat Indonesia untuk menghilangkan kejenuhan ketika lebih banyak waktu dihabiskan banyak didalam rumah.
”Memelihara ikan cupang hias saat ini seperti mengingatkan saya saat kecil, ketika itu saya memiliki ikan cupang jenis aduan untuk di adu dengan teman-teman” cetus Erwin Burhanuddin, sebagai penghobi dan penjual ikan cupang di daerah Pamulang, Tangerang Selatan.
Berbeda dengan ikan cupang, ikan guppy merupakan ikan hias asli dari amerika tengah dan amerika selatan. Ikan guppy masuk ke Indonesia pada awal 1920,
Baca: Amankan Tiga Teroris di Kios Ikan Hias di Banten, Densus 88 Sita Buku Berjudul Imam Samudra
Awalnya ikan ini untuk memakan jentik/larva nyamuk malaria, ikan guppy kini menjadi ikan hias yang banyak dipelihara pehobi.
Seiring berkembangnya jumlah peminat ikan guppy, jenis ikan guppy berkembang sangat banyak, bahkan bisa dikatakan jumlah jenis yang dimiliki oleh ikan guppy saat ini yang paling banyak dibandingkan ikan hias yang lain.
“Jenis ikan guppy yang saat ini tercatat di seluruh dunia ada ratusan jenis dan akan terus bertambah dengan proses penyilangan dari breeder seluruh dunia yang tidak pernah berhenti," kata Sahlan Rosyadiselaku President Indonesia Guppy Popularize Association (IGPA) dalam keteragannya, Sabtu (1/8/2020).
GPA menaungi ribuan penghobi ikan guppy di seluruh Indonesia.
Bahkan, kata dia, di Indonesia ada satu farm ikan guppy yang memiliki koleksi jenis ikan guppy lebih dari 150 jenis ikan guppy.
Sebagai 2 jenis ikan hias ikan tawar berukuran kecil yang paling populer saat ini, ikan cupang dan ikan guppy tercatat sebagai jenis ikan hias yang paling relevan dengan frase “ikan hias” dalam mesin pencarian google dalam periode 3 bulan terakhir.
Tingkat popularitas Ikan cupang dan ikan guppy tidak lepas dari keindahan dari kedua ikan hias tersebut, selain itu metode perawatan dari ikan cupang dan ikan guppy yang sangat mudah.
“Yang membuat ikan cupang sangat populer di tengah masyarakat , pertama karena faktor keunikan dan keindahan sirip dan ekor yang besar seperti ikan yang sedang menggunakan gaun," katanya.
Kemudian ikan cupang hampir sama dengan ikan guppy dalam perawatan.
"Kedua ikan hias ini cenderung sangat mudah dalam perawatan dan termasuk ikan “bandel” banget," kata Erwin Burhanuddin yang sudah menggeluti memelihara dan jual beli ikan cupang dari tahun 2017.
Perbedaan utama antara ikan guppy dan ikan cupang dalam hal pemeliharaan adalah karakter kedua ikan hias ini yang sangat berbeda.
Baca: Jesika Mo Bantu Pedagang Dapatkan Sertifikat Kesehatan Ikan Hias
ikan cupang mempunyai karakter soliter/penyendiri & cenderung agresif, dalam satu akuarium/aquascape, ikan cupang tidak bisa disatukan dengan ikan cupang yang lain.
"Sehingga jika ingin memiliki beberapa ekor ikan cupang, kita harus menyediakan jumlah aquarium/aquascape yang sama dengan jumlah ikan cupang yang kita miliki," katanya.
Kondisi ini berbeda dengan Ikan guppy yang mempunyai karakter berkoloni dan tidak agresif dengan ikan guppy yang lain, jadi ketika kita ingin memelihara beberapa ekor ikan guppy,
"Kita hanya perlu menyiapkan satu akuarium./aquascape untuk berapapun jumlah ikan guppy yang kita miliki," katanya.
Meningkatnya jumlah peminat ikan hias terutama ikan cupang dan ikan guppy yang tercatat oleh beberapa laporan media di masa pandemi covid 19 harusnya menjadi berita baik dibalik tekanan berita buruk tentang pandemi ini.
Riset Plymouth University and University of Exeter pada 2015, memandang akuarium punya efek positif secara fisik dan psikologis, serta melihat ikan berenang dalam akuarium dapat menurunkan tekanan darah dan denyut jantung.
Meningkatnya jumlah peminat dan pembelian ikan cupang dan ikan guppy pada masa pandemi covid19 ini sangat dirasakan manfaatnya oleh banyak sekali breeder di seluruh Indonesia.
"Mudah-mudahan ini memacu seluruh breeder ikan cupang dan ikan guppy untuk mempertahankan kualitas ikan dan tidak lupa terus berinovasi untuk melahirkan jenis-jenis baru yang sebenarnya hal tersebut sangat dinantikan oleh penggemar ikan cupang dan ikan guppy,” kata Ahmad Taufik, Managing Director dari Swasti Farm yang dikenal sebagai farm ikan guppy paling besar & modern di Indonesia.