Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

Perubahan Perilaku pada Anak yang Kecanduan Pornografi

Kecanduan pornografi dari paparan film maupun games pada anak-anak dapat menimbulkan dampak jangka panjang.

Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Willem Jonata
zoom-in Perubahan Perilaku pada Anak yang Kecanduan Pornografi
bbc
ilustrasi pornografi 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kecanduan pornografi dari paparan film maupun games pada anak-anak dapat menimbulkan dampak jangka panjang.

Kecanduan hal tersebut dinilai mengganggu psikis dan tingkah laku anak.

Dampak pertama, menurut Ketua Satgas Perlindungan Anak IDAI, dr. Eva Devita Harmoniati SpA(K), kecanduan pornografi menggangu konsentrasi anak.

Kedua, dampak jangka panjangnya adalah bisa menimbulkan gangguan seksual apabila anak tidak bisa
memenuhi kebutuhan akses pornografinya.

Baca: Pendidikan Seksual Dianggap Perlu untuk Anak, Kapan Waktunya dan Bagaimana Menyampaikannya?

"Anak bisa craving dan melakukan perbuatan seksual yang sebenarnya belum usianya dia bisa lakukan. Bahkan rentan menjadi pelaku," kata dr. Eva saat live instagram bersama IDAI, Selasa (18/8/2020).

Kecanduan pornografi pada anak pun bisa dilihat dari tingkah laku anak yang mulai ngumpet-ngumpet untuk mengakses internet.

BERITA REKOMENDASI

Anak juga tidak bisa lepas dari gadgetnya. Bahkan gelisah kalau tidak bisa mengakses internet walaupun dalam waktu yang singkat saja.

"Mulai menunjukkan perilaku agresif ketika gadget ditarik orang tua juga bisa jadi perilaku kecanduan terhadap konten pornografi," ungkap dr. Eva.

Perhatikan juga perilaku anak, mungkin saja anak melakukan perilaku menyimpang. Misal, suka memainkan alat kelamin yang harus segera disembuhkan dengan terapi.

"Kalau ada perilaku seksual yang menyimpang, anak jadi suka memainkan kelaminnya atau ada laporan dia suka isengin adik, tetangganya itu kita harus melakukan terapi bisa bawa anak ke dokter, spesialis tumbuh kembang anak atau psikiater," pungkas dr. Eva.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas