Kenalkan Batasan-batasan Apa Saja yang Bisa Diakses Sebelum Memberikan Handphone Pada Anak
Untuk memantau apa saja yang diakses anak bsia juga dengan memberikan batasan di ruang mana saja
Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Kecanduan pornografi bisa terjadi pada anak-anak yang bisa diakses melalui handphone saat anak bermain game, iklan di internet atau bahkan sengaja mengakses internet.
Oleh sebab itu Ketua Satgas Perlindungan Anak Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Eva Devita Harmoniati SpA(K) menjelaskan sebelum memberikan handphone pada anak ingatkan anak-anak soal batasannya dulu.
Pertama tentunya berikan batasan tentang hal-hal yang bisa ditonton dari handphone dan yang tidak bisa ditonton, jadi tertanam juga di otak anak untuk mengindari hal-hal yang tidak pas ditonton oleh anak.
Baca: Polisi Usut Beredarnya Video Ayah Cabuli Anak Tiri di Jawa Timur
"Jadi ketika anak sudah mengakses internet dan punya gadget sendiri kita harus komunikasikan apa yang boleh dan tidak boleh dilihat atau cepat-cepat dilewati kalau ketemu konten orang ciuman atau buka baju," ungkap dr. Eva saat live bersama IDAI, Rabu (19/8/2020).
Untuk memantau apa saja yang diakses anak bsia juga dengan memberikan batasan di ruang mana saja mereka boleh memainkan handphonenya.
Misalnya hanya boleh diakses di ruang keluarga saja, di ruang makan saja, atau di ruang belajar saat disitu ada orang tua atau anggota keluarga lainnya yang lebih dewasa.
"Jadi ketika anak mengakses apa atau kelihatan ada perilaku yang tidak biasa orang tua bisa bertanya kamu lagi apa, tidak melepas anak begitu saja dengan gadgetnya," kata dr. Eva.
Baca: Rencana Bulan Madu September 2020, Dinda Hauw Ingin Punya Anak Kembar
Kalau mau lebih tegas lagi, gunakan aplikasi untuk mengetahui apa saja yang diakses anak di handphonye dan yang bisa langsung menutup akses mainan atau website tertentu.
"Orangtua juga bisa mulai membuat setting dari internet yang bisa diakses agar internet yang diakses tetap dalam kontrol orangtua sehingga konten negatif tidak masuk," pungkas dr. Eva.