Sarat Makna, Bubur Asyura Menu Spesial Setiap 10 Bulan Muharram, Dimasak dengan 41 Rempah dan Sayur
Salah satu tradisi di Kalimantan Selatan setiap 10 Muharram adalah membuat bubur asyura.Ada sejarah hingga
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, BANJARMASIN - Salah satu tradisi di Kalimantan Selatan setiap 10 Muharram adalah membuat bubur asyura.
Dalam tradisinya, bubur Asyura hanya dimasak pada 10 Muharram atau saat pelaksanaan Puasa Asyura.
Pada tahun 2020, 10 Muharram 1442 Hijriah bertepatan pada hai sabtu, 29 Agustus.
Berbarengan dengan pelaksanaan puasa Asyura setiap tanggal 10 Muharram, masyarakat khususnya di daerah Kalimantan Selatan biasanya memasak bubur Asyura.
Bubur Asyura dibuat untuk disantap bersama, baik oleh mereka yang berpuasa sebagai hidangan untuk berbuka maupun yang tak berpuasa.
Biasanya, pembuatannya dilakukan secara berama-ramai dan bergotong royong.
Di Banjarmasin, biasanya dilakukan oleh masyarakat di perkampungan.
Baca: Kerap Disajikan Saat Awal Muharam, Banyak Makna di Balik Bubur Merah Putih, Yuk Dicoba Resepnya
Baca: Kenapa Merasa Cepat Lapar Setelah Mengonsumsi Bubur Ayam? Intip Yuk 5 Fakta Uniknya
Seperti dilakukan warga di RT 1, 2 dan RT 3, Kelurahan Sungai Baru, Kecamatan Banjarmasin Tengah, Kota Banjarmasin.
Warga di kawasan padat kota seribu sungai ini tak pernah absen membuat bubur Asyura menyambut 10 Muharam.
Demikian pula, pada peringatan 10 Muharam 1442 ini. Mereka juga kembali membuat bubur asyura yang telah menjadi tradisi di lingkungan RT setempat.
Setiap kali membuat bubur Asyura, jumlahnya tak tanggung-tanggung, yakni sebanyak 2 blek beras.
Sedangkan lauknya ada dua macam, yaitu daging dan ayam.
Bubur olahan mereka dicampur dengan 41 macam rempah serta sayur-sayuran, maka selain bergizi, juga rasanya bertambah lezat.
Seperti yang terpantau pada Sabtu (29/8/2020) siang, belasan ibu-ibu ada yang mengupas bawang, memotong sayur maupun memotong daging dan ayam.
Tradisi Tiga Generasi
Gusti Elok, salah satu yang ikut mengolah bubur Asyura mengatakan, di bawah tahun 1970, dulunya Sungai Baru disebut sebagai Kampung Sirap.
Mengapa disebut Kampung Sirap sebab tempat itu dulunya digunakan sebagai tempat pengolahan sirap (atap rumah, khas Banjar) dengan bahan dasar ulin.
Namun seiring dengan berjalannya waktu, nama kampung sirap berubah menjadi Kampung Ketupat hingga sekarang. Karena ada pengusuran di tepian Sungai Martapura, maka sebagian penduduk asli Sungai Baru pindah. Tetapi masih banyak yang tinggal di sekitar Sungai Baru.
Dikatakannya, pengolahan bubur Asyura dilaksanakan setiap tanggal 10 Muharram adalah rutin dilakukan di Sungai Baru. Dan sekarang ini mereka yang mengolah bubur Asyura adalah generasi ketiga.
"Walau kami sebagian tak tinggal lagi di sini, tetapi membuat bubur Asyura tetap dilakukan di Sungai Baru. Kami melaksanakan tradisi generasi sebelumnya,"terang Gusti Elok.
Nantinya setelah masak, maka bubur-bubur ini akan dibagikan ke warga sekitar. Tetapi ada juga yang datang dengan membawa rantang plastik.
Sementara itu warga kawasan Perumnas Bumi Lingkar Basirih, tepatnya Jalan Garuda RT11, Kelurahan Basirih Selatan Banjar Selatan Banjarmasin juga membuat bubur Asyura.
Tempat ini juga rutin membuat bubur yang sama pada setiap tanggal 10 Muharam. Sebanyak 12 liter beras mereka buat dan dilakukan bersama-sama.
Tahun ini masyarakat yang membuat bubur Asyura mengalami penurunan, dibanding dengan tahun sebelumnya. Penyebabnya karena masih dalam kondisi pandemi, dan warga masih ada yang takut berkumpul-kumpul dengan yang lain.
Seperti diketahui, apa bubur asyura. Kenapa 10 Muharram -Yaumul Asyura- atau hari kesupuluh malah bagi-bagi bubur. Adalah tradisi masyarakat Banjar Melayu yang memang dari jaman dahulu sudah dilakukan.
Sejarah
Nah, jika dilakukan tiga generasi, bagaimana sejarah bubur asyura ini?
Di kalangan suku Banjar yang merupakan muslim Sunni di Kalimantan, Hari Asyura diperingati dengan membuat bubur Asyura yang terbuat dari beras dan campuran 41 macam bahan yang berasal dari sayuran, umbi-umbian dan kacang-kacangan.
Bubur Asyura tersebut akan disajikan sebagai hidangan berbuka puasa sunah Hari Asyura.
Pembuatan bubur asyura ini diperingati untuk mengenang sekaligus mengambil hikmah dari berbagai peristiwa bersejarah bagi kaum Muslim sejak Nabi Adam alaihi salam (AS), manusia pertama yang diciptakan Allah SWT hingga kenabian Muhammad SAW, rasul terakhir sampai akhir zaman.
Asyura merupakan peringatan hal-hal di bawah ini dimana Muslim, khususnya Sunni percaya terjadi pada tanggal 10 Muharram.
*Bebasnya Nabi Nuh dan ummatnya dari banjir besar. Nabi Ibrahim selamat dari apinya Namrudz.
* Kesembuhan Nabi Yakub dari kebutaan dan ia dibawa bertemua dengan Nabi Yusuf pada hari Asyura.
* Nabi Musa selamat dari pasukan Fir’aun saat menyeberangi Laut Merah. Nabi Isa diangkat ke surga setelah usaha Roma untuk menangkap dan menyalibnya gagal.
Resep
Nah, bagaimana resep dan cara membuat bubur asyura?
Berikut ini cara membuat dan resep masakan Bubur Asyura :
BAHAN :
50 gram beras, cuci bersih
200 cc santan cair/encer
100 cc santan kental
1/2 sdt garam
1 lembar daun salam
BAHAN PELENGKAP :
Abon daging sapi
Sambal goreng kering tempe
Dadar telur, dipotong tipis
Bawang goreng
Cabai, potong halus, digoreng
Kacang kedelai goreng
Daun kemangi
Biji delima atau jeruk bali
Sementara itu ada pula bubur asyura khas Kota Banjarmasin Provinsi kalimantan Selatan yang patutu dicoba.
Cara membuat dan resep masakan Bubur Asyura
Rebus santan cair, masukkan beras, garam dan daun salam. Masak hingga beras lunak.
Masukkan santan kental, masak terus hingga menjadi bubur.
Sajikan bubur selagi hangat dengan bahan pelengkap.
Itulah resep dan cara membuat bubur asyura khas Banjarmasin yang biasa dimasak setiap tanggal 10 Muharram.
(Banjarmasinpost.co.id/Noor Masrida/Jumadi)
Artikel ini telah tayang di banjarmasinpost.co.id dengan judul Resep dan Cara Membuat Bubur Asyura Khas Banjarmasin, Makanan Spesial di Tanggal 10 Bulan Muharram,.
dan Begini Rahasia Lezatnya Bubur Asyura Bikinan Warga Sungaibaru, Ada 41 Macam Rempah dan Sayur,