Cara Sederhana Orangtua Deteksi Anak yang Mengalami Pelecahan Seksual
Psikolog Seto Mulyadi atau akrab dipanggil Kak Seto menyatakan, pentingnya bertanya aspek perasaan pada anak.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Willem Jonata
Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Psikolog Seto Mulyadi atau akrab dipanggil Kak Seto menyatakan, pentingnya bertanya aspek perasaan pada anak.
Ia mengungkapkan, kebiasaan sederhana itu bisa menjadi cara untuk mendeteksi apakah anak mengalami pelecahan seksual.
"Jangan anak ketika pulang sekolah selalu ditanya pertanyaan akademik, misalnya tadi sudah nyanyi belum, kamu tadi nakal, kamu baik enggak sama teman, bukan sekedar itu," ujar dia dalam bincang-bincang virtual, Rabu (2/9/2020).
Baca: Kak Seto Rekomendasikan Happy Hariadi Laporkan Ayah Atta Halilintar ke Polisi, Ini Alasannya
Kepala Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) ini menuturkan, perasaan anak wajib dan diutamakan ditanya setiap hari.
![Ilustrasi.](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/ilustrasi-pelecehan-seksual-anak_20160226_172920.jpg)
Ia melanjutkan, dari pertanyaan itu kemudiaan akan muncul mimik muka anak, di mana dapat diketahui apakah anak mendapatkan suatu masalah saat di sekolah atau di luar rumah.
"Bertanya perasaan itu yang paling diutamakan. Karena pelecehan seksual yang terjadi pada itu membuat anak takut, marah atau jadi gelisah dan sebagainya muncul dari air mukanya. Jadi meliha putra putri sebelumnya ceria tetapi tiba-tiba diam, maka bisa jadi ada masalah," jelas dia.
Baca: Usia Berapa Idealnya Anak Siap Menerima Pendidikan Seksual?
Ajari Anak Tentang Menjaga Diri dengan Simulasi Gambar
Menurut Kak Seto ada banyak cara untuk mengajarkan anak mengenali organ tubuhnya, diantaranya dengan memberikan gambar berobjek tubuh.
![Kak Seto di Balai Rehabilitasi Sosial Anak Handayani, Cipayung, Jakarta Timur, Minggu (17/5/2020).](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/seto-mulyadi-1772020.jpg)
Orangtua dapat menunjukan orang tubuh mana saja yang boleh dipegang dan tidak.
Latikan kepada anak perlahan-laham dengan penuh kasih sayang dan tenang.
"Orangtua bisa melatihnya dengan simulasi gambar. Dilatih pelan-pelan akan terbiasa. Anak jadi tau mana bagian tubuh yang tidak boleh sama sekali dipegang orang lain," kata Kak Seto.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.