Punya 4 Istri, Begini Cara Pengusaha Puspo Wardoyo Terapkan Adil dan Jaga Kerukunan Rumah Tangga
Puspo Wardoyo, tidak hanya dikenal sebagai pengusaha sukses, tapi juga kehidupan poligami yang ia jalani. Begini caranya menerapkan adil dan kerukunan
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Puspo Wardoyo, tidak hanya dikenal sebagai pengusaha sukses, tapi juga kehidupan poligami yang ia jalani.
Pendiri usaha Ayam Bakar Wong Solo ini diketahui memiliki empat orang istri.
Setelah menikah pertama pada tahun 1979, Puspo menikah dengan istri kedua di tahun 1996.
Hanya berselang satu tahun, Puspo menikah dengan istri ketiga.
Kemudian Puspo kembali menikah keempat kalinya pada tahun 1999.
Lantas bagaimana Puspo berlaku adil terhadap empat istri dan keluarganya?
"Dalam hukum Islam yang saya yakini, adil itu sesuai dengan kebutuhan, adil tidak harus sama," ungkapnya saat menjadi bintang tamu program Ngobrol Sore Tribunnews.com, Rabu (21/10/2020).
"Utamanya adil secara nafkah dan pertemuan," imbuhnya.
Baca juga: Puspo Wardoyo Bicara Adil dalam Poligami, Deddy Corbuzier: Gua Enggak Habis Pikir
Puspo mengatakan adil tidak terletak dalam perasaan dan tidak bisa diukur.
"Secara manusiawi, perasaan itu pasti ada kecenderungan."
"Jadi adil dalam nafkah kehidupan, kalau perasaan ya memang susah untuk diukur," ungkapnya.
Jaga Kerukunan
Sementara itu untuk menjaga kerukunan keluarga besar, Puspo menilai pendidikan agama sebagai hal utama.
"Keluarga kita didik agama, kadang kita pengajian bersama-sama melalui zoom, dan sering ketemu," kata Puspo.
Anak-anak Puspo sejak kecil juga diberikan pendidikan dan pemahaman mengenai Islam.
"Sejak kecil anak saya sekolahkan di pondok pesantren sampai lulus SMA," kata Puspo.
Baca juga: Puspo Wardoyo Pemilik Ayam Bakar Wong Solo, Sembelih Ayam sejak Kelas 3 SD, Kini Punya 289 Cabang
Sejumlah anak Puspo bahkan sudah menjadi hafiz atau penghafal Al-Quran.
"Alhamdulillah, meski saya nggak hafiz, anak saya yang hafiz," ungkapnya.
Lebih lanjut, Puspo menyebut harus ada rasa tanggung jawab untuk mendidik seluruh anggota keluarga.
"Istri itu melihat apa yang saya lakukan juga karena Allah."
"Apa yang saya lakukan selama tidak melanggar syariat saya tidak takut dan istri saya tahu," ungkapnya.
Baca juga: Pengajuan Poligami di Pamekasan Didominasi Pengusaha
Keadaan Mendukung Poligami
Sementara itu Puspo menyebut dasar poligami yang ia lakukan merupakan sebuah kebutuhan.
Di samping itu, Puspo menilai dirinya telah mampu untuk berpoligami.
"Situasi itu mendukung untuk saya, ekonomi mampu, agama saya juga mampu."
"Saya juga konsekuen dengan keluarga saya dan kepemimpinan saya juga bisa mengatur dan bisa berbuat adil," ungkapnya.
Poligami yang dilakukan Puspo tidak didasari oleh rasa bosan atau lunturnya rasa cinta dengan istri sebelumnya.
"Saya nikah itu bukan karena tidak cinta, tapi justru saat cinta-cintanya."
"Banyak orang yang gagal poligami karena niatnya cari istri kedua karena udah bosen, udah nggak cinta, bahaya itu," ungkapnya.
Baca juga: Apa yang Dilakukan Orang Tua Agar Anak yang Berkonflik dengan Hukum Tak Lagi Mengulangi Perbuatannya
Puspo menilai kondisinya sudah bisa dimaklumi oleh istri-istri dan keluarga besarnya.
Biodata Singkat Puspo Wardoyo
Nama : Puspo Wardoyo
Lahir: Surakarta, 30 November 1967
Julukan : Presiden Poligami Indonesia
Pendidikan:
SDN Karangasem Solo
SMP Batik Surakarta
SMA Negeri 4 Surakarta
Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta
Riwayat Pekerjaan :
- Guru SMA Negeri 1 Muntilan
- Guru di Bagan Siapi-api Riau
Bisnis :
- Rumah Makan 'Ayam Bakar Wong Solo'
- Ransum 'MakanKu'
Lepaskan Atribut PNS
Diketahui Puspo Wardoyo sempat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Ia menjadi guru di SMA N 1 Muntilan, Kabupaten Magelang.
Puspo kala itu mengajar mata pelajaran kesenian.
Namun, Puspo tidak merasa nyaman dengan pekerjaannya tersebut.
Sehingga ia memutuskan untuk berhenti dari PNS pada 1987.
Puspo mengungkapkan kecewa dengan kehidupannya sebagai PNS.
Baca juga: Pengusaha di Sektor Ini Dapat Manfaat Restrukrisasi Kredit Hingga 2022
Setelah melepas atribut PNS pada 1987, puspo mulai membuka usaha Ayam Goreng Kleco di Solo.
Kemudian, Puspo mulai mengembangkan bisnis di Kota Medan dengan brand Ayam Bakar Wong Solo.
Awal mula pemilihan nama tersebut hanyalah untuk membuat masyarakat mengetahui jika makanan tersebut berasal dari Jawa.
Puspo kala itu mengaku mengerjakan sendiri bersama istri dan satu teman di awal buka.
Kemudian, usaha Puspo terus maju dan membuka cabang-cabang lain.
Saat ini Puspo menyebut sudah ada 289 cabang Ayam Bakar Wong Solo di dalam dan luar negeri.
Di luar negeri, Ayam Bakar Wong Solo membuka cabang di Malaysia, Singapura, dan Arab Saudi.
(Tribunnews.com/Gilang Putranto)