Hasil Penelitian, Sebagian Ibu Masih Anggap Kental Manis sebagai Susu
penelitian tentang persepsi masyarakat tersebut dilakukan mengingat masih banyak penyalahgunaan kental manis di kalangan masyarakat.
Editor: Willem Jonata
Dalam banyak penelitian menyebutkan, ibu rumah tangga merupakan konsumen yang diperhitungkan oleh pemasar sebagai pasar sasaran untuk beriklan.
Sebab, kelompok ini memberikan pengaruh yang sangat besar dalam membentuk keputusan pihak keluarganya maupun di luar keluarga.
dr. Widyastuti, MKM, Kepala Dinas Kesehatan Prov DKI Jakarta mengatakan iklan melalui offline dan online tersebut harus benar-benar diperhatikan karena selama ini Iklan yang membombardir menarik bisa membidik pasar anak-anak atau ibu-ibu yang menjadi sasaran utama bagi para produsen.
Pembatasan regulasi ini tidak bisa dibahas pada lokal daerah maka harus disuarakan di pemerintah pusat.
“Jadi BPOM dan produsen itu harus jujur terhadap produk, "berapa toleransi yang bisa diberikan" katanya.
"Gula dalam seperti SKM itu tidak hanya berefek kepada gizi kurang tetapi juga terhadap pada hipertensi, diabtes dll,” tambah dr. Widyastuti dalam webinar Nasional yang diadakan YAICI-PP Aisyiyah dengan tema: Literasi Gizi Kunci Utama Anak Tumbuh Shat dan Cerdas Jumat (30/10)
Selain itu, program televisi masih menjadi pilihan tontonan yang lebih banyak digemari oleh perempuan daripada laki-laki sehingga kolaborasi pemasaran produk melalui televisi sangat efektif membentuk persepsi dan keputusan-keputusan yang diambil untuk keluarga, termasuk pilihan dalam memberikan asupan gizi untuk anak.
Tidak heran, sebagian besar produk makanan dan minuman yang ditayangkan di televisi adalah untuk kebutuhan anak dan keluarga.
Sayangnya, pengawasan terhadap materi promosi melalui media ini baru sebatas SARA dan pornografi, sementara untuk kejujuran produsen memberikan informasi tentang produk belum menjadi perhatian pemerintah.
Meski secara bertahap iklan produk-produk kental manis yang menampilkan anak-anak dan menggambarkan kental manis sebagai minuman susu mulai berubah, namun persepsi bahwa kental manis adalah susu untuk keluarga sudah melekat kuat.
Hal itulah yang mengakibatkan hingga saat ini masih banyak ibu terutama dari kalangan ekonomi menengah bawah memberikan kental manis untuk anak.
Sebagian mengaku tidak mengetahui larangan BPOM tersebut, dan sebagian yang lain mengatakan sudah terlanjur disukai anak.
Hasil penelitian akan menjadi materi yang disampaikan kepada pemerintah, baik DPR, BPOM, Kementerian Kesehatan serta produsen agar ikut serta bertanggung jawab mengedukasi masyarakat.
“Hasil survey yang kami lakukan ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan pihak terkait terutama BPOM untuk dapat meningkatkan pengawasan terhadap pelaksanaan aturan mengenai label dan promosi kental manis oleh produsen,” ujar Ketua Harian YAICI Arif Hidayat.
Terhadap Kementerian Kesehatan, Arif berharap institusi ini dapat mengoptimalkan segala saluran untuk memberikan sosialisasi dan edukasi ke masyarakat.
“Kemenkes harusnya bisa mengedukasi masyarakat melalui iklan layanan masyarakat atau mengoptimalkan sosial media untuk secara rutin mengeduaksi masyarakat mengenai penggunaan kental manis,” imbuhnya.