Kecanduan Makanan Manis Sulit Dihentikan, Apa Sebabnya?
Sebagian orang sulit menghentikan kebiasan menyantap makanan manis secara berlebihan. Kebiasaan itu bisa ancaman bagi kesehatan.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Sebagian orang sulit menghentikan kebiasan menyantap makanan manis secara berlebihan. Kebiasaan itu bisa ancaman bagi kesehatan.
Tapi, tak dapat dipungkiri gula tetap dibutuhkan dalam menjalankan fungsi otak. Ketika kadar glukosa dalam darah rendah, khususnya bagi penderita hipoglikemia, maka hal itu dapat memicu timbulnya gangguan pada otak.
Misalnya muncul kabut otak ( brain fog), membuat kita sering lupa dan tidak memiliki energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari sehingga gampang mengantuk.
"Saat gula menyentuh lidah kita, ia mengaktifkan indera perasa tertentu yang mengirimkan sinyal ke otak, termasuk korteks serebral."
Begitulah penuturan Nicole Avena, Ph.D., asisten profesor ilmu saraf di Mount Sinai School of Medicine, yang menulis buku tentang kecanduan gula.
Baca juga: Kamu Penderita Diabetes? Ini Mitos dan Fakta tentang Penyakit Diabetes yang Perlu Kamu Tahu
Kemudian, sinyal tersebut mengaktifkan sistem di dalam otak dan melepaskan zat kimia dopamin, yang membuat kita merasa nyaman.
"Sering kali, ketika kita makan sesuatu yang baru dan enak, dopamin dilepaskan saat kita pertama kali mencicipinya," jelasnya.
Meski begitu, menurut dia, tidak semua makanan dapat melepaskan dopamin. Hanya makanan mengandung gula saja yang bisa.
Ini lebih seperti apa yang terjadi dengan mengonsumsi narkoba.
Alhasil, efek dari pelepasan dopamin ini membuat kita kecanduan. Itulah sebabnya, orang-orang sangat menyukai makanan manis.
Saat ini, makanan manis sangat mudah didapatkan. Bahkan, makanan seperti saus tomat, saus salad, hingga saus cocolan semuanya mengandung gula.
Baca juga: Cara Mengontrol Gula Darah Dengan Terapi Manajemen Diabetes
Ironisnya, setiap kali mengonsumsi makanan manis, kita akan berulang kali mengaktifkan sistem di dalam otak dan dopamin dilepaskan.
Begitu terus sampai kita menginginkan gula lebih banyak lagi agar rasa nyaman itu tetap ada.
Dalam sebuah penelitian pada tikus terungkap, bahwa tikus yang diberikan makanan tinggi gula akan melepaskan zat kimia otak, mereka kurang mampu berhenti mengonsumsi makanan tersebut.