Survei: Anak Muda Aktif Bermedia Sosial, Tapi Selektif Berkomentar
Anak muda dengan rentang usia 15 – 25 tahun ternyata cenderung membatasi interaksi mereka di media sosial menurut hasil sebuah survei.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Choirul Arifin
Instagram DM (Direct Message) menjadi pilihan tertinggi kedua dengan 72,81%. Di bawahnya secara berturut-turut terdapat Telegram (46%), Facebook Messanger (45%), dan Line (21%).
“Untuk pesan instan, terdapat hal yang unik di sini. Instagram yang biasa kita kenal sebagai media sosial berbagi visual baik foto maupun video juga banyak digunakan oleh generasi muda untuk berkirim pesan instan, sama seperti whatsapp atau telegram. Padahal fungsi utamanya adalah berbagi konten visual," kata Dyama.
Selain itu, terkait dengan kebiasaan baru dimana tren penggunaan platform virtual conference baik untuk pekerjaan maupun kelas online, data responden menunjukkan bahwa lebih dari 48% mengaku memilih mematikan microphone dan kamera saat sedang kelas online atau sedang meeting online setiap hari.
Sementara itu, 15% responden mengaku menyalakan microphone saja, dan sisanya mengaku menyalakan keduanya.
Dari platform video conference, zoom menjadi pilihan terbanyak yang digunakan oleh responden, yaitu mencapai 60,37 persen disusul oleh Google Meet sebesar 35,85 persen.
Rizky Kertanegara, Koordinator Program Studi Periklanan Politeknik Negeri Media Kreatif mengatakan, riset ini merupakan bentuk pengabdian masyarakat dan kontribusi terhadap industri yang relevan dengan program studi dan menjadi bagian dari tri dharma perguruan tinggi.
“Hasil riset ini menjadi bentuk komitmen kami untuk dapat berkontribusi sebagai sivitas akademik bagi industri yang relevan.
Perilaku generasi muda yang relatif lebih dinamis menjadi salah satu tantangan dalam industri terutama untuk mengambil keputusan.
Untuk itu, diperlukan data terkait perilaku generasi muda yang akan diupdate secara periodik sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan," kata Rizky.