Wujudkan Hidup Sehat dengan Pengendalian Asupan Garam
Natrium memiliki peranan penting yang dibutuhkan tubuh sebagai zat gizi esensial untuk mewujudkan hidup sehat, kuat, dan aktif.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Natrium memiliki peranan penting yang dibutuhkan tubuh sebagai zat gizi esensial untuk mewujudkan hidup sehat, kuat, dan aktif.
Kelebihan maupun kekurangan (defisiensi) Natrium berisiko menjadi gangguan kesehatan.
Jika kelebihan, maka efeknya adalah muncul berbagai penyakit degeneratif seperti hipertensi, stroke, gagal jantung, dan lain lain.
Sebaliknya Jika kekurangan, maka efeknya adalah gangguan fungsi otot dan saraf, gangguan kontrol gula darah, dan lain lain.
Nah, sebaiknya bagaimana menyeimbangkan dan mengendalikan asupan garam?
Prof Dr. Hardinsyah, MS, sebagai Ketua Umum PERGIZI PANGAN Indonesia, dan President Federation of Asian Nutrition Societies mengatakan, tidak bisa dipungkiri, kebiasaan masyarakat Indonesia dalam membuat masakan memang banyak menggunakan bumbu dan rempah yang memiliki cita rasa tinggi.
Baca juga: Garam Bagus untuk Kesehatan Tubuh, Tapi Kalau Berlebihan Bisa Sebaliknya, Ketahui Tandanya
Baca juga: Kemenristek: BPPT Punya Teknologi Tingkatkan Kandungan Natrium Klorida Garam
"Sedangkan dalam berbagai bumbu dan rempah itu juga sudah cukup banyak terkandung natrium," kata Prof Hardinsyah saat webinar event Keamanan dan Manfaat Kesehatan Bumbu dan Penguat Rasa, Serta Strategi Pengendalian Asupan Garam Guna Mewujudkan Hidup Sehat belum lama ini.
Acara webinar ini diadakan PT Ajinomoto Indonesia bekerjasama dengan Pergizi Pangan.
"Nah cara yang sesuai jika masakan kita sudah banyak menggunakan berbagai bumbu rempah adalah dengan hanya manambahkan garam dapur dalam jumlah yang sedikit sekali," katanya.
Baca juga: Vaksinasi Covid-19 Segera Dimulai, Ahli Minta Masyarakat Tak Was-was
Hardinsyah mengatakan, agar makanan yang dikonsumsi memiliki cita rasa yang tinggi, namun juga ingin diet rendah garam, maka menggunakan bumbu umami seperti MSG bisa dijadikan solusi.
"Banyak penelitian di luar negeri seperti di Jepang, menunjukkan bahwa penggunaan MSG bisa menjadi strategi diet rendah garam.
Sebab, kandungan natrium dalam MSG hanya 1/3 dari kandungan natrium pada garam dapur biasa,” katanya.
Webinar diadakan sebagai upaya mendukung masyarakat Indonesia agar tetap sehat dengan menyebarluaskan fakta informatif tentang Bumbu Umami dan Monosodium Glutamat (MSG) di tengah pandemi COVID-19.
Jumlah peserta webinar ini mencapai 905, dan sebagian besar berprofesi sebagai ahli gizi, ahli diet, dan mahasiswa/i Prodi Gizi & Kesehatan Masyarakat.
Katarina Larasati, Public Relations Manager Ajinomoto Indonesia mengatakan, acara diperuntukkan bagi ahli gizi, ahli diet, dan mahasiswa/i Prodi Gizi & Kesehatan Masyarakat.
"Karena kami merasa perlu menyebarkan fakta yang benar dan informatif tentang Bumbu Umami yang akan mendukung mereka tetap sehat.
Bahkan saat di situasi pandemi COVID-19. Selain itu, Kami berharap para mahasiswa/i sebagai calon ahli gizi masa depan Indonesia, dapat menyebarkan fakta informatif dan fakta ilmiah tentang apa yang kami sampaikan hari ini kepada masyarakat luas,” katanya.