Anak Hanya Butuh Sedikit Sayuran dan Buah, Ini Penjelasan Dokter Spesialis Gizi
Walaupun anak hanya butuh sedikit asupan sayur dan buah, namun bukan berarti diabaikan.
Editor: Willem Jonata
Laporan wartawan Wartakotalive.com, Lilis Setyaningsih
TRIBUNNEWS.COM - Kebutuhan sayuran dan buah pada anak tidak sebanyak orang dewasa.
Demikian dikatakan Dokter Spesialis Gizi dr. Ngesti Mulyanah, M.Gizi, Sp.GK saat bincang-bincang di Radio Kesehatan dengan tema ‘tangkal infeksi Covid-19 dengan gizi seimbang’, Kamis (2/1/2021).
Sebab, menurut dia, sayur dan buah membuat perut si kecil cepat kenyang.
Sementara kebutuhan nutrisi lain yang dibutuhkan si kecil lebih banyak, terutama protein.
Bila terlalu banyak makanan yang mengandung serat, kebutuhan nutrisi lain jadi tidak terpenuhi.
Ia menjelaskan, untuk wortel misalnya cukup tiga iris. Bayam juga beberapa lembar saja dalam sehari.
Walaupun hanya dibutuhkan sedikit, namun bukan berarti diabaikan.
Apalagi kebiasaan saat masih kecil akan mempengaruhi kebiasaan saat dewasa, di mana kebutuhan sayuran dan buah saat dewasa menjadi besar.
Bila terlambat mengenalkan sayur dan buah ke anak, akan lebih sulit lagi membuat kebiasaan mengonsumsi sayur dan buah.
Apalagi anak-anak juga cenderung tidak suka sayuran karena lebih terasa getir. Bila tidak dikenalkan sejak dini akan lebih tidak suka lagi.
Baca juga: 11 Cara Menurunkan Berat Badan, Cukup Makan Makanan Berserat Tinggi hingga Penuhi Kebutuhan Cairan
“Anak-anak suka makanan dan minuman yang manis dibandingkan dengan sayuran yang getir. Orangtua harus lebih kreatif agar anak mau makan sayur dan buah,” kata dokter Ngesti.
Bila anak tidak mau mengonsumsi sayuran, ia menyarankan sayur dipotong kecil-kecil dan diumpetin jangan terlihat sayur secara utuh.
Campur dengan brokoli, wortel, lalu dicampur dengan telur, atau dibuat nugget.
Pada buah juga dimasukan dalam es krim, ditambahkan di pudding dan susu supaya lebih creamy.
“Walaupun kebutuhan (sayur dan buah) hanya sedikit tetap harus dikenalkan dan dikonsumsi setiap hari,” tegasnya.
Selain sayur dan buah, seringkali anak juga suka makan mi instan pakai nasi.
Padahal nasi dan mie sama-sama makronutrien karbohidrat. Jalan tengahnya, porsi mi instan jadi setengah dan juga porsi nasi juga menjadi setengah.
Selain itu, jangan hanya karbohidrat. Masukan telur, daging ayam, bakso, dan sayuran seperti sawi, dan daun bawang.
Bertambah usia, kebutuhan nutrisi juga bertambah. Namun, terpenting tetap makanan beragam agar mendapatkan sumber nutrisi yang lengkap.
“Saat remaja masa pertumbuhan aktivitas banyak otomatis makananya juga banyak tapi jangan hanya karbohidrat saja. Harus gizi seimbang, ada kandungan makronutrien dan mikronutrien,” ujarnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.