Ketahui Jeda Waktu Ideal Makan Malam dan Tidur
Berbaring setelah makan dapat menyebabkan gejala refluks, yang menyebabkan rasa tidak nyaman di dada dan rasa pahit di mulut.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Ketahuilah, makan malam terlalu dekat dengan waktu tidur bisa mengganggu tidur, terutama jika makan terlalu banyak atau makanan yang dikonsumsi memicu heartburn.
Berbaring setelah makan dapat menyebabkan gejala refluks, yang menyebabkan rasa tidak nyaman di dada dan rasa pahit di mulut.
Beberapa orang menggambarkan kondisi ini sebagai "sendawa makanan".
Makanan pedas dan asam, seperti jeruk dan tomat, mungkin akan sangat mengganggu.
Sementara itu, alkohol, cokelat, dan bahkan peppermint juga dapat memperparah heartburn dan refluks.
Selain itu, kafein dalam kopi, teh, pop soda, minuman berenergi, dan cokelat juga harus dihindari jelang waktu tidur.
Baca juga: Hindari Risiko Kanker Lambung dengan Gaya Hidup Sehat
Sebab, kafein dapat memblokir adenosin, bahan kimia yang membuat kita mengantuk. Jika dikonsumsi terlalu dekat dengan waktu tidur, minuman atau makanan mengandung kafein dapat menyebabkan insomnia.
Konsumsi kopi atau teh jelang waktu tidur juga bisa meningkatkan kebutuhan untuk buang air kecil di malam hari. Kondisi ini disebut sebagai nokturia.
Tidak semua orang sensitif terhadap kafein, tetapi jika tubuhmu sensitif, pertimbangkan untuk membatasi konsumsinya hanya di pagi hari saja.
Untuk itu, kita disarankan untuk tidak langsung tidur setelah makan.
Namun, camilan ringan secara umum tidak bermasalah.
Sebuah studi tahun 2015 yang dipublikasikan di jurnal Nutrients menyimpulkan bahwa camilan kecil, yakni dengan 150 kalori atau kurang, bahkan mungkin bermanfaat untuk sintesis protein otot dan kesehatan kardiometabolik.
Jarak waktu makan dan tidur
Jika memang berbaring setelah makan bisa memicu berbagai dampak buruk terhadap kesehatan, berapa jarak waktu ideal antara makan malam dan tidur?