Bagaimana Asal Mula Terciptanya April Mop? Tradisi Tipuan dan Lelucon, Ternyata Ada Banyak Versi
Bagaimana awal terbentuknya April Mop? Berbagai tipuan pernah dibuat untuk merayakan April Mops?
Penulis: Bunga Pradipta Pertiwi
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Setiap tanggal 1 April diperingati sebagai April Fools Day atau April Mop.
Pada momen ini, orang-orang dari berbagai belahan dunia merayakan dengan melakukan tipuan dan lelucon.
Mereka akan berlomba-lomba membuat lelucon yang paling heboh dan menggemparkan.
Ternyatam sesungguhnya tak ada sejarah pasti tentang mengapa orang-orang begitu antusias menyambut bulan keempat dalam kalender Masehi ini.
Baca juga: 10 Karakteristik Orang yang Lahir Bulan April: Sosok yang Usil dan Tidak Sabaran tapi Romantis
Baca juga: Realme Siapkan Sesuatu yang Bisa Terbang pada 1 April 2021, Apa Itu?
Beberapa orang menganggap bulan ini istimewa karena negara dengan empat musim akan segera memasuki musim semi.
Mengutip time.com, satu diantara kemungkinkan paling logis, tradisi ini untuk merayakan sebuah festival Yunani-Romawi.
Festival tersebut dikenal sebagai Hilaria, yang dirayakan tiap tanggal 25 Maret.
Hilaria merupakan perayaan untuk menghormati Cybele, seorang Bunda Dewa Yunani kuno.
Perayaan itu termasuk parade, topeng, dan lelucon untuk merayakan hari pertama setelah equinox vernal.
Baca juga: Peringatan Dini BMKG Kamis, 1 April 2021: 6 Wilayah Berpotensi Hujan Petir dan Angin Kencang
Baca juga: RAMALAN ZODIAK Kamis 1 April 2021: Aries Jadi Pusat Perhatian, Aquarius Selesaikan Masalah Keuangan
"Secara tradisional, vernal equinox dianggap sebagai awal tahun dalam kalender Julian,"ujar Simon J Bronner, seorang profesor Studi Amerika dan Cerita Rakyat di Penn State.
Pada abad ke-16, Julius Caesar mengubah kalender umat Kristiani dari kalender Julian ke kalender Gregorian.
Perubahan itu memindahkan Tahun Baru hingga 1 Januari.
Atas dasar itulah beberapa sejarawan menemukan asal lain untuk tradisi April Mop, karena mereka yang masih menggunakan kalender Julian tertipu oleh tanggal yang baru.
Sementara itu, ada pula yang menganggap tradisi perayaan April Mop adalah masa yang menyenangkan.
Inilah yang membuat tradisi April Mop selalu dirayakan tiap tahunnya.
Menurut Bronner, kisah lain asal mula April Mop berakar pada buku Geoffrey Chaucher tahun 1392, The Canterbury Tales.
"Kontroversi ini adalah tentang apa yang sebenarnya ditulis Chaucer dan apakah ada tautan langsung ke Hari April Mop."
"Garis yang dimaksud adalah '32 Maret, 'yang dianggap sebagai lelucon, karena tidak ada 32 Maret."
"Tetapi beberapa abad kemudian kejadian itu yang diklaim, itu salah cetak," jelas Bronner.
Perayaan April Mop masih sangat terasa kental terjadi di Eropa dan Amerika Utara.
Bronner menambahkan, sangat menarik perayaan-perayaan itu telah menguasai budaya itu, mengingat asal-usulnya yang suram.
"Ketika saya berbicara dengan siswa di kelas cerita rakyat, saya memberi tahu mereka bahwa itu (April Mop) tampaknya menjadi bagian dari pola musim semi yang lebih umum yang menjadi waktu kegembiraan," katanya.
Bentuk lelucon April Mop Google
Untuk merayakan April Mop, biasanya Google memperkenalkan sesuatu yang baru.
Entah fitur atau game tersembunyi yang bisa diakses penggunanya.
Beberapa tahun lalu misalnya, Google merilis game ular yang legendaris.
Tapi, game tersebut disembunyikan di Google Maps dan bisa dimainkan penggunanya selama sepekan.
Google juga pernah membuat game "Space Invaders" di dalam Google Calendar.
Ada pula yang cukup unik adalah Google Tulip, di mana pengguna bisa meminta speaker Google Home untuk berbicara dengan bunga tulip.
Memanfaatkan kecerdasan buatan, Google Tulip akan "menerjemahkan" bahasa tulip sehingga manusia bisa mengerti, kapan si bunga butuh air dan butuh ruangan lebih luas.
Tahun lalu, Google tidak merayakan April Mop.
Ini dianggap sebagai keputusan yang bijak dari Google di tengah pandemi virus corona di berbagai belahan dunia.
Pasalnya, beragam informasi simpang siur dan hoaks terkait Covid-19 merajalela di berbagai platform dan membuat kekhawatiran banyak orang.
Alih-alih menghibur, menambah lelucon di tengah krisis, mungkin saja hanya akan membuat pengguna internet tidak tenang.
(Tribunnews.com/ Dipta)