Cegah Stunting, Konsumsi Susu Penting Bagi Ibu Hamil dan Anak
Dari riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, persentase anak yang mengalami stunting mencapai sekitar 30,8 persen.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Angka anak yang memiliki status gizi pendek atau sangat pendek (stunting) di Indonesia masih tergolong tinggi, melehibi standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Dari riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, persentase anak yang mengalami stunting mencapai sekitar 30,8 persen.
Melihat masih tingginya angka anak penderita stunting di Indonesia, FKGM Universitas Gadjah Mada, Prof. dr. Mohammad Juffrie, SpA(K), PhD mengatakan bahwa kondisi ini bisa dicegah melalui konsumsi susu.
Ia menjelaskan, susu memiliki kandungan gizi unik yang baik dikonsumsi segala usia, mulai dari anak-anak hingga dewasa.
"Susu mengandung protein, vitamin, dan mineral yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan gizi anak, agar terhindar dari kekurangan gizi mikro seperti anemia defisiensi besi hingga kekurangan gizi makro seperti gizi buruk yang berujung stunting," ujar Prof Juffrie, dalam webinar bertajuk 'Peningkatan Produksi dan Konsumsi Susu Turut Cegah Stunting', Rabu (9/6/2021).
Baca juga: Mendagri Tito Soroti Persoalan Stunting: Kekerdilan Menimbulkan Masalah
Menurutnya, bagi ibu hamil, rutin mengkonsumsi susu sambil terus menerapkan prinsip konsumsi makanan yang mengandung gizi seimbang tentunya dapat mencegah bayi lahir stunting.
"Susu yang berkualitas dapat berasal dari susu segar maupun susu terfortifikasi, dan perlu disertai dengan konsumsi gizi seimbang lainnya," trgas Prof Juffrie.
Perlu diketahui, stunting dapat berdampak serius terhadap kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) bangsa di masa depan.
Pencegahan stunting pun dapat dilakukan dengan menjaga kuantitas dan kualitas gizi yang dikonsumsi oleh ibu selama masa kehamilan dan anak-anak.
Seperti mengkonsumsi susu yang mengandung berbagai protein, vitamin, dan mineral yang sangat dibutuhkan tubuh.
Susu segar maupun susu yang telah terfortifikasi merupakan salah satu sumber gizi yang dapat menunjang kesehatan anak hingga dewasa.
Mirisnya, menurut data yang dimiliki Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020, konsumsi susu di Indonesia rata-rata hanya 16,27 kg per kapita per tahun.
Angka ini jauh di bawah konsumsi susu di negara ASEAN lainnya seperti Malaysia dengan rata-rata konsumsi 36,2 kg per kapita per tahun), Myanmar 26,7 kg per kapita per tahun) dan Thailand 22,2 kg per kapita per tahun.