TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Looking for the King of Fishing (LTKF) merupakan sebuah novel karya Zhang Wei, penulis kontemporer dari Tiongkok, yang sudah mendapatkan berbagai penghargaan.

Di Tiongkok sendiri, novel ini dikategorikan sebagai sebuah bacaan anak.

Namun, dalam versi terjemahan bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Bhuana Sastra (imprint fiksi penerbit Bhuana Ilmu Populer), rasanya LTKF cocok menjadi bacaan remaja hingga dewasa.

Membaca LTKF membuat kita semakin sadar bahwa kondisi geografis bahkan ikut menentukan nilai bahkan cita-cita seseorang.

Baca juga: Ada Novel dan Kumpulan Puisi, Ini 5 Rekomendasi Buku dari Harry Styles

Di daerah pegunungan terjal, sungguh sulit menemukan kolam air, apalagi dengan ikan di dalamnya. Empat musim yang berlalu juga membuat kehadiran ikan semakin langka. Karena itu, barangsiapa yang sanggup menangkap ikan, pastilah besar ganjarannya.

Yang menikmati ikan pun bukan orang sembarangan. Selain kepala suku, hanya orang-orang mampulah yang bisa menyantap ikan-ikan besar.

Baca juga: Novel She Smells of Turmeric, Kisah Cecilia Poetry Temukan Jati Diri di Indonesia

Bahkan, orang-orang di sana membuat sebuah “ikan kayu” yang nantinya akan disiram dengan kuah sehingga mereka seakan-akan sedang memakan seekor ikan. Pada hari-hari besar, ikan itu bisa digilir—digunakan oleh keluarga yang akan membuat sebuah perjamuan.

Itulah yang membuat tokoh “Aku” begitu ingin menjadi seorang penangkap ikan. Namun, kepada siapa ia harus berguru? Raja ikan sudah tinggal menjadi legenda karena kini, tak seorang pun tahu siapa ia sebenarnya dan di mana ia berada. Hanya berbekal sisa-sisa ingatan sang ayah, “Aku” pun pergi mencari sang guru.

Pada perkembangannya, LTKF tidak hanya membahas cita-cita. Lebih dalam lagi, novel ini juga membahas pergolakan batin seorang anak menuju kedewasaan. Bagaimana seorang anak menghadapi dan memahami orangtuanya, orang lain, dan yang terpenting, memahami dirinya sendiri.

Ini kisah tentang seorang anak. Ia tinggal di pegunungan yang begitu langka akan air dan ikan. Siapa yang mampu menangkap ikan, tentu akan memperoleh derajat yang begitu tinggi.

Ini kisah tentang impian. Ia bertekad untuk mencari raja ikan—sosok penangkap ikan legendaris—lantas berguru dan menjadi generasi penerusnya.

Ini kisah tentang pengabdian. Ia bertemu dengan seorang lelaki tua yang sosoknya mirip dengan sang legenda. Lelaki tua itu mengelak. Namun, ia tak bisa menolak permintaan sang anak. Hari demi hari terlewati dan ia kembali mempertanyakan siapa raja ikan sebenarnya.

Ini kisah tentang kehidupan. Ia, pada akhirnya, mempelajari sesuatu yang lebih berharga daripada sekadar keterampilan untuk menangkap ikan. Pengalaman menakjubkan dan penuh makna membawanya menuju perenungan untuk memasuki babak kehidupan yang baru.