Mahasiswa Magister Brawijaya Ini Buat Aplikasi Peta untuk Penyandang Tunanetra
Peta tersebut menggunakan suara dan getaran menyesuaikan cara komunikasi penyandang tunanetra. Sebab, mereka menandalkan indra peraba dan pendengaran.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Muhammad Erwin Amrullah, mahasiswa Magister Ilmu Komputer Universitas Brawijaya, menciptakan penemuan baru melalui karya ilmiahnya.
Erwin, sapaan akrabnya, membuat aplikasi peta digital berbasis peta wilayah Universitas Brawijaya yang disingkat menjadi UBblindmap.
Sesuai namanya, aplikasi ini dirancang khusus untuk tunanetra.
Mahasiswa yang juga anggota grup riset Geoinformatika itu dalam mewujudkan aplikasi peta tunanetra UBblindmap dibimbing oleh dua dosennya, Dr. Sc. Fatwa Ramdani, S.Si, M.Sc dan Dr. Eng. Herman Tolle, S.T., M.T.
Erwin menjelaskan aplikasi peta tersebut menggunakan suara dan getaran menyesuaikan cara komunikasi penyandang tunanetra, di mana mereka membutuhkan indera peraba dan pendengaran.
Baca juga: Bagaimana Sebuah Bioskop di Cina Memutar Film untuk Tunanetra
Selain itu, fitur suara dan getaran ini berfungsi sebagai informasi saat diusap pada aplikasi, kemudian akan penyandang tunanetra akan mengetahui informasi pada aplikasi peta yang digunakan.
"Aplikasi ini dirancang berdasarkan peta kawasan wilayah Universitas Brawijaya, lalu ditransformasi menjadi sebuah peta dan mempunyai fitur suara dan getaran. Agar penyandang tunanetra bisa menggunakannya," jelasnya.
Baca juga: Informasi Vaksinasi Covid-19 Melalui Surat Kemungkinan Tak Diketahui Penyandang Tunanetra di Jepang
Baca juga: Cerita Gilang Penjual Snack Tunanetra di Jogja, Gunakan Tongkat dan Google Maps saat Berkeliling
Aplikasi peta tunanetra ini diinstal di sebuah tablet berukuran 10 inch untuk kemudian menjadi alat fasilitas pengenalan wilayah di kawasan Universitas Brawijaya.
Hadirnya aplikasi ini, memudahkan para mahasiswa maupun pengunjung tunanetra yang berada di wilayah universitas tersebut.
"Aplikasi peta tunanetra UBblindmap ini dibuat melalui aplikasi Unity dan Blender yang biasa digunakan untuk 3D modelling membuat sebuah game. Map dibuat berupa 3D juga untuk tunanetra yang low blind. Tunanetra ini kan ada kategori dari low vision sampai totally blind. Jadi mereka semua bisa menggunakannya dan sudah diatur warna kecerahan bagi tunanetra kategori low blind," imbuhnya.
Aplikasi ini nantinya akan release di Google Play Store dan bisa di-download oleh semua orang. Hanya saja, untuk saat ini pengguna iOS masih belum bisa menggunakan aplikasi ini.
"Tapi saat ini UBblindmap juga sudah dalam proses pengajuan ke HAKI agar pengguna iOS juga bisa men-download aplikasi ini," tutur Erwin.
Dengan adanya aplikasi peta tunanetra UBblindmap ini diharapkan dapat membantu penyandang disabilitas tunanetra dan juga sebagai fasilitas wajib di institusi kampus. Sehingga kampus-kampus di Indonesia juga semakin ramah pada penyandang tunanetra.
"Semoga semakin banyak penemuan anak bangsa dalam membantu mengatasi masalah sehari-hari," tutup Muhammad Erwin Amrullah.