Inspirasi Budaya Pop Inggris Seperti The Beatles Tandai Hadirnya Minuman Skotlandia di Indonesia
Bell’s berasal dari Perth, Skotlandia, telah menjadi salah satu ikon budaya Inggris yang banyak diperhatikan dan diminati masyarakat dunia.
Penulis: Sanusi
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM – Pesona budaya Inggris banyak mengisnpirasi sederet komunitas. Indonesia menandai minuman khas asal Skotlandia.
Budaya Inggris juga membentuk sub-genre sendiri dan melahirkan komunitas-komunitas penggemar yang berpikiran dan memiliki minat yang sama yang membangun nilai-nilai persaudaraan yang kuat.
Di Indonesia budaya Inggris dikenal luas di tahun 60an melalui kehadiran grup-grup band yang digilai dunia seperti The Beatles dan The Rolling Stones.
Baca juga: Gaya Rambut Kak Seto Tak Berubah Lebih dari 50 Tahun, Sebut Terinspirasi dari Band The Beatles
Baca juga: Drummer The Rolling Stones Charlie Watts Meninggal Dunia
Hingga saat ini penggemar budaya Inggris di Indonesia terus berkembang baik mainstream maupun anti-mainstream, tidak hanya datang dari musik, tapi juga dari bidang-bidang lainnya seperti fesyen, seni, otomotif, makanan, dan menikmati minuman.
Satu hal utama dalam budaya Inggris yang menjadi pelajaran, yakni totalitas dalam berkarya dan bersikap.
Totalitas ini memberikan inspirasi kepada komunitas di Indonesia untuk berpikir dan bersikap lebih lepas, lebih kreatif, dan lebih berani mengekspresikan diri dalam berkarya.
Pesona budaya Inggris ini yang menginspirasi Britain’s Most Famous Scotch Whisky Bell’s menandai kehadirannya di Indonesia.
Meskipun kehadirannya terbilang baru dalam portofolio minuman wiski yang dipasarkan oleh Diageo di Indonesia, merek Bell’s sudah berusia hampir 200 tahun dan merupakan Scotch whisky paling populer di Inggris..
Bell’s berasal dari Perth, Skotlandia, telah menjadi salah satu ikon budaya Inggris yang banyak diperhatikan dan diminati masyarakat dunia.
BritDay digelar sebagai perayaan untuk keberanian dan persaudaraan dan Bell’s mengundang komunitas yang mempercayai nilai-nilai yang sama untuk bergabung. Who has the Bell’s adalah ajakan kepada komunitas di Indonesia untuk berani mengekspresikan diri, berkreasi, dan mengejar ambisinya.
Ditemui di tengah persiapan perayaan BritDay, Marketing Manager untuk Portofolio Wiski Diageo Indonesia, Dannies Hendrato menyampaikan rasa antusias dan optimisnya atas kehadiran Bell’s Scotch whisky sebagai anggota baru portfolio Diageo Indonesia,
“Bell’s adalah Scotch whisky paling populer di Inggris dan kehadirannya di Indonesia sudah ditunggu. Keunggulan Bell’s adalah kelembutan dan rasanya yang begitu kaya menjadikan Bell’s versatile dan nikmat untuk dicampur sebagai minuman highball. Untuk menandai kehadiran Bell’s di Indonesia, kami menggelar BritDay dan mengundang komunitas untuk berani mengekpresikan diri dan budayanya.”
BritDay hadir dalam suasana budaya pop Inggris yang seru.
Sebut saja musik The Beatles hingga era Oasis; sepeda motor mesin gede; fashion punk hingga English gentleman style; keseruan dunia olahraga seperti kriket dan rugby, bahkan persaingan sengit antar klub-klub liga Inggris yang banyak disukai dan diikuti perkembangannya oleh komunitas di Indonesia.
Selain terinspirasi dari budaya pop Inggris, BritDay juga menghadirkan komunitas yang memiliki semangat seperti Bell’s, yakni otentik dan berani mengekspresikan diri. Semangat ini adalah ‘lonceng’ untuk membunyikan who has the Bell’s di perayaan BritDay.
Dipandu oleh Roy Ricardo, perayaan BritDay ini dimulai dengan penampilan musik dari The Sigit.
Hadir pula komunitas dengan semangat otentik yang konsisten mengekspresikan diri dan ambisinya, seperti blogger Alitt Susanto penggemar otomotif dan penampilannya terinspirasi dari English gentleman style, dan Oomleo, seorang penggagas program karaoke yang terinspirasi dari musik Britpop yang disiarkan di radio streaming.
Keduanya berbagi semangat dan dengan cerdas memperkenalkan budaya pop Inggris ini dalam cara-cara yang selaras dengan budaya Indonesia.
“Saya mengidolakan beberapa tokoh dari Inggris dan belajar dari nilai-nilai kuat yang hidup di dalam budaya pop Inggris. Tokoh Inggris yang saya sukai seperti David Beckham karena performa dan komitmennya di lapangan bola. Budaya sepak bola Inggris juga mengajarkan tentang brotherhood, semangat persaudaraan yang menginspirasi untuk tumbuh dan menjadi besar bersama. Just like an old saying: if you wanna go fast, go alone. If you wanna go far, go together. Budaya pop Inggris juga memberikan referensi tentang menjadi seorang gentleman, yakni sikap dan penampilan yang berkelas dan selera yang timeless,” kata blogger dan penulis yang telah menerbitkan tiga buku, Alitt Susanto.
“Musik selalu menjadi bagian penting dalam perjalanan karier dan beragam kegiatan yang selama ini saya kerjakan; termasuk genre musik Britpop dari The Beatles hingga Morissey dan Oasis. Band-band tersebut memiliki orisinalitas “khas Inggris” dan memiliki keyakinan diri yang kuat untuk tampil sebagai diri mereka sendiri, dalam hal bermusik, berpakain, serta gaya hidup.
Hal ini menginspirasi saya dan teman-teman untuk mendapatkan energi yang sama dalam keberanian berekspresi tanpa harus menghilangkan nilai dan karakter kami sebagai anak bangsa dalam ranah pergerakan subkultur,” ungkao Oomleo dari komunitas Ruang Rupa.
Perayaan BritDay diharapkan menularkan dan menyulut semangat persaudaraan ‘Afore Ye Go’ yang tak lekang waktu seperti tertera di setiap leher botol Bell’s.
Budaya pop Inggris yang menginspirasi BritDay menampilkan keberanian dalam mengekspresikan diri, dan tetap otentik terhadap nilai-nilai yang dipercaya. Untuk keberanian ini Bell’s akan memperkenalkan signature cheersnya.
Selain penampilan musik seru dan dialog antusias dengan komunitas, BritDay memperkenalkan perfect serve yakni Bell's on the Rocks dan Bell's and Cola.
Peringatan! Bell’s hanya boleh dikonsumsi oleh konsumen usia 21 ke atas dan pastikan Anda selalu menerapkan sikap minum yang bertanggungjawab.
Perayaan BritDay akan berlangsung secara virtual dan disiarkan di kanal Youtube KR TV pada Jumat, 8 Oktober 2021 jam 17:00 WIB.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.