Duh, Jerawat Batu Ganggu Penampilan dan Menyakitkan, Bagaimana Mengatasinya? Ini Saran Dokter Kulit
Cystic acne atau jerawat kistik yang biasa dikenal sebagai jerawat batu tentunya tidak hanya mengganggu kecantikan wajah saja, namun juga sakit.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA - Cystic acne atau jerawat kistik yang biasa dikenal sebagai jerawat batu tentunya tidak hanya mengganggu kecantikan wajah saja, namun juga menimbulkan rasa yang sangat menyakitkan saat disentuh.
Jenis jerawat ini berukuran besar, bergelombang dan terbentuk jauh di bawah kulit, bahkan lebih sulit diobati jika dibandingkan jenis jerawat biasa.
Lalu apa yang menyebabkan munculnya jerawat batu?
Dikutip dari laman Channel News Asia, Rabu (3/11/2021), Konsultan Dermatologist di Assurance Skin, Laser & Aesthetic, Dr Wong Soon Tee mengatakan saat folikel rambut pada kulit tersumbat dan membuat minyak serta sel kulit mati terjebak, maka akan terbentuklah jerawat yang dapat menyebabkan area tersebut menjadi merah dan meradang.
Baca juga: 4 Bahan Alami yang Dapat Menghilangkan Jerawat dengan Cepat, Berikut Caranya
Baca juga: Jerawat pada Kulit: Kenali Gejala, Penyebab serta Cara Mengobati dan Mencegahnya
Jerawat batu terjadi saat semua bakteri, sel kulit mati dan sebum terperangkap jauh di bawah permukaan kulit yang terinfeksi.
Hal ini dapat menyebabkan munculnya benjolan bengkak berukuran besar yang berisi nanah.
Jerawat ini tidak hanya sangat menyakitkan saat disentuh, namun juga membutuhkan waktu berminggu-minggu untuk bisa mengobatinya.
Infeksi pun dapat menyebar jika jerawat ini pecah, sehingga seseorang yang mengalami kondisi ini tidak boleh mencoba memencet benjolan jerawat batu dalam keadaan apapun.
Sebagian besar orang memang akan mengalami kondisi kulit berjerawat pada beberapa titik, namun diantara mereka ada yang mengalami kondisi jerawat batu lebih serius dan kurang umum.
Sama seperti jerawat biasa, jerawat batu sebenarnya tidak selalu disebabkan oleh faktor seperti terlalu banyak mengkonsumsi makanan berminyak, cokelat, maupun kurangnya menjaga kebersihan, perubahan hormonal, faktor genetik dan faktor lingkungan.
Namun para ahli sepakat bahwa jerawat batu sangat mengganggu dan dapat meninggalkan bekas luka fisik serta terkadang emosional yang dalam bagi mereka yang mengalaminya.
Menurut Dr Wong, jerawat batu cenderung terjadi pada orang dengan kondisi jerawat parah.
"Siapa saja bisa memiliki jerawat batu dan penyebabnya mirip dengan jenis jerawat lainnya. Namun, kita tidak tahu penyebab mengapa beberapa orang bisa mengalami jerawat batu sedangkan yang lainnya tidak. Tidak ada penjelasan atau faktor spesifik yang menjadi predisposisi jerawat batu," jelas Dr Wong.
Lalu bagaimana cara mengobati jerawat batu?
Mirisnya, jerawat batu merupakan salah satu jenis jerawat yang sulit diobati, tidak seperti jenis jerawat lainnya.
Hal itu karena jerawat batu merespons perawatan yang menggunakan cream dengan sangat buruk.
Dr Wong pun merekomendasikan untuk memulai perawatan medis lebih awal karena meningkatnya risiko jaringan parut pada kondisi ini.
Dua perawatan umum yang bisa dilakukan adalah melalui suntikan steroid dan obat-obatan oral seperti Isotretinoin.
"Perawatan medis dini adalah kuncinya dan hasilnya seringkali sangat baik saat perawatan dilakukan dengan benar," papar Dr Wong.
Jerawat jenis lain lebih mudah ditangani karena memberikan respons yang lebih baik terhadap cream konvensional serta perawatan oral.
Sedangkan jerawat batu hanya merespons pengobatan oral dan perawatan injeksi steroid saja.
Penggunaan eksfolian AHA dan BHA yang dijual bebas secara dini dan teratur pun dapat membantu mencegah munculnya jerawat jenis ini.
Kendati demikian, Dr Wong menekankan bahwa dokter tidak dapat menyembuhkan jerawat jenis ini, namun hanya mengendalikan proses inflamasinya saja.
"Kami tidak menyembuhkan jerawat, kami hanya dapat mengontrol proses inflamasi dengan perawatan medis untuk mencegah breakout dan jaringan parut. Perawatan medisnya adalah mengulur waktu untuk menunggu masa jerawat seseorang berakhir," tutur De Wong.
Jerawat, kata dia, biasanya dimulai sejak masa pubertas dan berakhir beberapa tahun kemudian.
Meskipun bagi sebagian orang, terkadang berlanjut hingga mencapai usia 40-an.
Lalu apa yang tidak boleh dilakukan oleh mereka yang memiliki jerawat batu?
Jangan mencoba memecahkan jerawat batu, karena itu merupakan ide yang buruk.
Kulit akan terasa teriritasi jika kamu terus menyentuhnya, atau lebih buruk lagi, mencoba memencetnya.
Langkah ini tidak akan mengurangi proses peradangan, bahkan dapat menyebabkan munculnya jaringan parut dan infeksi yang menyebar ke area lain.
Selain itu, tentunya akan sangat menyakitkan bagi kamu karena rasanya memang sangat sakit.
Terlalu sering mencuci muka juga tidak disarankan oleh Dermatologist
Menjaga kulit tetap bersih dengan menggunakan pembersih yang lembut itu memang penting, namun ini sama pentingnya juga untuk tidak mengiritasi kulit dengan terlalu banyak menggosoknya.
Jangan pakai make up yang terlalu tebal
Saat memiliki jerawat, tentunya sangat menggoda untuk bisa menutupi jerawat itu dengan lapisan concealer atau alas bedak yang tebal, namun ini justru akan memperburuk keadaan.
Jika terpaksa menggunakan make up, pilih formulasi berbasis air dan non-komedogenik jika kamu memang harus merias wajahmu.
Kamu juga disarankan menghindari formulasi yang mengandung minyak untuk memerangi penumpukan di bawah kulit.
Jangan lupa, selalu bersihkan riasan wajahmu itu secara menyeluruh sebelum tidur.
Gunakan tabir surya
Mengenakan tabir surya setiap hari bukan hanya praktik yang baik untuk semua orang.
Karena bagi mereka yang menderita jerawat batu dan sedang menjalani pengobatan, ini akan membantu melindungi kulit mereka yang mungkin lebih sensitif terhadap paparan sinar matahari.
Tabir surya bebas minyak akan lebih baik untuk menghindari penyumbatan pori-pori.
Selamat mencoba tips ini ya.