Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

Bacaan Surat At Takasur ayat 1-8: Tulisan Arab, Latin, dan Terjemahan dalam Bahasa Indonesia

Berikut ini bacaan Surat At Takasur ayat 1-8: tulisan Arab, latin, dan terjemahan bahasa Indonesia: Allah tidak menyukai orang yang berlebihan.

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Bacaan Surat At Takasur ayat 1-8: Tulisan Arab, Latin, dan Terjemahan dalam Bahasa Indonesia
PEXELS.COM/Abdulmeilk Aldawsari
ILUSTRASI Al-Quran - Berikut ini bacaan Surat At Takasur ayat 1-8: tulisan Arab, latin, dan terjemahan bahasa Indonesia: Allah tidak menyukai orang yang berlebihan. 

TRIBUNNEWS.COM - Surat At Takasur adalah surat ke-102 di dalam kitab suci Al-Qur'an.

Surat ini terdiri dari 8 ayat dan memiliki arti bermegah-megahan.

Dikutip dari laman Quran Kemenag, ayat-ayat ini merupakan peringatan Allah SWT kepada orang-orang yang suka bermegah-megahan hingga lalai kepada Allah.

Allah juga menyebut bermegah-megahan itu tidak pantas dikerjakan karena akibatnya buruk serta menimbulkan kekacauan dan permusuhan.

Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebihan.

Untuk penjelasan selengkapnya, simak bacaan surat At Takasur dengan tulisan Arab dan latin, arti dalam bahasa Indonesia, serta tafsir singkat berikut ini.

Baca juga: Surat Al Falaq Ayat 1-5: Bacaan Arab, Latin, Terjemahannya hingga Tafsir Singkat

Berikut ini bacaan surat At Takasur ayat 1-8, dikutip dari quran.kemenag.go.id:

BERITA REKOMENDASI

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Bismillahirrahmannirrahiim.

Artinya: Dengan nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang

اَلْهٰىكُمُ التَّكَاثُرُۙ - ١

1. alhaakumu alttakaatsuru


Artinya: Bermegah-megahan telah melalaikan kamu,

حَتّٰى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَۗ - ٢

2. hattaa zurtumu almaqaabira

Artinya: sampai kamu masuk ke dalam kubur.

كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُوْنَۙ - ٣

3. kallaa sawfa ta’lamuuna

Artinya: Sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu),

ثُمَّ كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُوْنَ - ٤

4. tsumma kallaa sawfa ta’lamuuna

Artinya: kemudian sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui.

كَلَّا لَوْ تَعْلَمُوْنَ عِلْمَ الْيَقِيْنِۗ - ٥

5. kallaa law ta’lamuuna ‘ilma alyaqiini

Artinya: Sekali-kali tidak! Sekiranya kamu mengetahui dengan pasti,

لَتَرَوُنَّ الْجَحِيْمَۙ - ٦

6. latarawunna aljahiima

Artinya: niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahim,

ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ الْيَقِيْنِۙ - ٧

7. tsumma latarawunnahaa ‘ayna alyaqiini

Artinya: kemudian kamu benar-benar akan melihatnya dengan mata kepala sendiri,

ثُمَّ لَتُسْـَٔلُنَّ يَوْمَىِٕذٍ عَنِ النَّعِيْمِ ࣖ - ٨

8. tsumma latus-alunna yawma-idzin ‘ani alnna’iimi

Artinya: kemudian kamu benar-benar akan ditanya pada hari itu tentang kenikmatan (yang megah di dunia itu).

Baca juga: Bacaan Surat As Sajdah Ayat 1-30 dalam Tulisan Arab, Latin dan Terjemahan Bahasa Indonesia

Tafsir singkat surat At Takasur ayat 1-8, dikutip dari quran.kemenag.go.id:

1. Ayat 1:

Dalam ayat ini, Allah mengungkapkan sifat manusia yang sibuk bermegah-megahan dengan harta, teman, dan pengikut yang banyak, sehingga melalaikannya dari kegiatan beramal.

Mereka asyik dengan berbicara saja, terperdaya oleh keturunan mereka, dan teman sejawat tanpa memikirkan amal perbuatan yang bermanfaat untuk diri dan keluarga mereka.

2. Ayat 2:

Selanjutnya Allah menjelaskan keadaan bermegah-megah di antara manusia atau dengan usaha untuk memiliki lebih banyak dari orang lain.

Mereka akan terus melakukannya hingga mereka masuk lubang kubur.

Dengan demikian, mereka telah menyia-nyiakan umur untuk hal yang tidak berfaedah, baik dalam hidup di dunia maupun untuk kehidupan akhirat.

3. Ayat 3:

Kemudian, Allah dengan ayat ini memperingatkan, jika bermegah-megahan itu tidak pantas dikerjakan karena akibatnya buruk serta menimbulkan kekacauan dan permusuhan.

Sebaliknya, Allah menganjurkan agar diciptakan kerukunan hidup, bantu-membantu dalam menegakkan kebenaran dan tolong-menolong dalam kebajikan.

Allah SWT mengingatkan manusia untuk melestarikan hidup bermasyarakat, dengan membina akhlak yang luhur serta budi pekerti yang baik.

4. Ayat 4:

Allah mengulang ancaman-Nya melalui ayat ini dan merupakan ancaman sesudah ancaman sebelumnya.

Perintah Allah bagaikan seorang tuan berkata kepada hamba sahayanya agar tidak mengerjakan sesuatu, kemudian tuan itu mengulangi ucapannya itu.

Baca juga: Bacaan Surat Al-Mumtahanah Ayat 1-13, Lengkap dengan Tulisan Arab, Latin, dan Terjemahan

5. Ayat 5:

Ayat ini merupakan peringatan Allah dalam bentuk perintah agar waspada terhadap tingkah laku yang buruk itu.

Keinginan manusia untuk berlebih-lebihan dapat menyibukkan seseorang untuk mengerjakan pekerjaan yang tidak bermanfaat.

Pendirian yang dianggapnya benar itu sebenarnya adalah salah.

Itu hanya sangkaan belaka yang pasti berubah, karena tidak sesuai dengan kenyataan.

Hal yang harus menjadi pendirian adalah yang sesuai dengan kenyataan yang dapat disaksikan oleh mata, oleh perasaan atau berdasarkan dalil sahih.

6. Ayat 6:

Dalam ayat ini, Allah menerangkan sebagian azab yang akan dialami oleh orang yang bermegah-megahan itu karena kelalaian tersebut.

Mereka akan ditimpa azab di akhirat, dan pasti akan melihat tempat itu dengan mata kepala mereka sendiri.

Dengan demikian, mereka hendaknya selalu merenungkan kedahsyatan azab itu dalam pikiran agar membawa mereka kepada perbuatan yang baik dan bermanfaat. 

7. Ayat 7:

Untuk menambah ketakutan manusia terhadap neraka Jahim, Allah mengulangi sumpahnya. 

Kemudian Aku bersumpah, kamu benar-benar akan melihatnya dengan mata kepala sendiri.

Ketika itu manusia sadar betapa buruk akibat kelalaian dari iman dan taat kepada Allah.

Hendaknya seseorang itu memperhatikan nikmat-nikmat Allah yang ada padanya untuk dipelihara dan dipergunakan sesuai dengan fungsi nikmat tersebut.

8. Ayat 8:

Kemudian, pada saat kamu menyaksikan neraka Jahim dengan mata kepalamu, kamu benar-benar akan ditanya pada hari itu tentang kenikmatan yang kamu jadikan bahan bermegah-megahan di dunia itu, seperti harta, keturunan, pengikut, dan sebagainya.

Semua itu pada hakikatnya adalah cobaan.

Jika diperoleh secara halal dan digunakan dengan benar, semua itu akan menguntungkan pemiliknya, baik di dunia maupun akhirat.

Namun jika tidak digunakan dengan benar, maka semua itu akan menjadikan hidup pemiliknya tidak berkah dan menjerumuskannya ke dalam siksaan Allah di akhirat nanti.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Bacaan lain terkait Al Quran

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
berita POPULER
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas