Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

Psikolog UGM Ungkap Cara Memberikan Pertolongan Pertama Saat Muncul Keinginan Akhiri Hidup

Psikolog Gadjah Mada Medical Center Nopi Rosyida menyampaikan, depresi merupakan salah satu penyebab bunuh diri. Ini dapat dicegah.

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Psikolog UGM Ungkap Cara Memberikan Pertolongan Pertama Saat Muncul Keinginan Akhiri Hidup
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi. Psikolog UGM Ungkap Cara Memberik Pertolongan Pertama Saat Muncul Keinginan Akhiri Hidup 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Banyak kasus depresi yang berakhir fatal.

Setelah kasus model Novi Amelia, teranyar model Ayu Aulia mendadak menjadi sorotan usai melakukan percobaan bunuh diri di apartemen di kawasan Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan viral di media sosial.

Nyawa selebgram berusia 28 tahun nyaris tak tertolong saat dilarikan ke rumah sakit karena percobaan bunuh diri lantaran stres, pada Selasa (22/2).

Baca juga: Pihak Apartemen Kalibata City Ungkap Nasib Kamar Novi Amelia: Haknya Kepolisian Mau Diapain

Baca juga: Menguat Dugaan Novi Amelia Akhiri Hidup karena Depresi, Sempat Berobat ke RS Polri hingga Bukti Foto

Psikolog Gadjah Mada Medical Center Nopi Rosyida menyampaikan, depresi merupakan salah satu penyebab bunuh diri.

Meski demikian, bunuh diri dapat dicegah.

Pertolongan pertama pada bunuh diri dapat dimulai dengan diri sendiri.

Berita Rekomendasi

Pertama, membantu diri sendiri dengan menyadari apa yang sedang terjadi dengan memikirkan pemicu, sensasi fisik dan emosi yang dirasakan dibenak kita.

Kedua, mengalihkan pikiran saat muncul pikiran untuk bunuh diri.

Hal ini bisa dilakukan dengan membuat daftar aktifitas untuk mengalihkan ide melukai diri sendiri. Serta dengan menulis jurnal dan mencari bantuan.

Nopi menegaskan, setiap orang bisa menjadi penolong pertama dan jangan remehkan kemampuan Anda untuk menolong OKBD (Orang dengan Kecenderungan Bunuh Diri) dan mencegahnya bunuh diri.

Prinsip dasar pertolongan pertama pada orang lain adalah look, listen, dan link.

Amati yang dibutuhkan. Kemudian berikan bantuan secukupnya, tidak terlalu banyak, juga tidak terlalu sedikit.

Lalu listen atau dengarkan, tidak perlu memaksa mereka untuk bercerita.

Ingat, jangan memaksakan bantuan karena mengambil jarak juga merupakan bagain pertolongan pertama.

Serta link apabila situasinya memungkinkan ajak yang bersangkutan untuk menemui professional atau psikolog.

Psikolog Nurul Kusuma menambahkan, bunuh diri dapat dicegah dengan menilai kemungkinan risiko bunuh diri, mendengarkan tanpa menghakimi, memberikan penghiburan (reassurance) dan informasi, dorong untuk mencari bantuan profesional, mendorong untuk melakukan self-help dan melakukan strategi dukungan lain.

Indikasi 2 Minggu Pertama Orang yang Mengalami Depresi

Novi memaparkan, dalam depresi ada yang disebut Major Depressive Disorder (terdapat sembilan simtom).

Dalam hal ini setidaknya ada lima simtom yang dialami dalam dua minggu yang sama.

Pertama, perasaan tertekan pada sebagian besar waktu, hampir setiap hari, ditunjukkan oleh laporan pribadi misalnya merasa sedih, kosong, dan putus asa.

Kedua, berkurangnya minat atau kesenangan secara nyata pada semua atau sejumlah besar aktivitas.

Ketiga, penurunan/peningkatan berat badan yang signifikan ketika tidak melakukan diet/program penambahan berat badan.

Keempat, insomnia atau hypersomnia hampir setiap hari.

Kelima, agitasi atau retardasi psikomotor hampir setiap hari.

Simtom selanjutnya adalah merasa tidak berharga atau memiliki rasa bersalah berlebihan, berkurangnya kemampuan berpikir/berkonsentrasi, serta pikiran tentang kematian yang berulang (bukan ketakutan akan kematian), ide bunuh diri yang berulang baik tanpa rencana atau dengan rencana yang jelas dalam bunuh diri.

“Ini kita sampaikan kepada teman-teman bukan untuk self-diagnose tetapi memberikan gambaran secara umum seperti apa depresi itu. Jika memang merasa demikian ini harus dikonfirmasi, datang ke psikolog atau ke psikiater langsung karena bisa jadi ada beberapa simtom yang mirip tetapi bisa jadi bukan depresi namun gangguan lain. Lalu, Penyebabnya banyak, namun salah satunya depresi.” papar Nopi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas