Sejarah Peristiwa Isra Miraj yang Dilakukan Rasulullah, Kesedihan Nabi hingga Perintah Wajib Sholat
Dalam Isra' Mi'raj, Rasulullah Muhammad SAW diperjalankan dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsa di Yerussalem, Palestina.
Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: Pravitri Retno W
Ada berbagai peristiwa saat itu yang membuat Nabi Muhammad bersedih, diantaranya yakni meninggalnya Istri Nabi Muhammad, Siti Khadijah, yang selama hidup selalu mendukung perjuangan dakwah.
"Khadijah adalah orang yang menopang kehidupan Rasullah, terumata ketika ada di rumah, beliau merasa aman tentram ada tukar pikiran dan dukungan lahir batin dari Khodijah luar biasa, dan itu menguatkan perjuangan Rasulullah," terang Sulhani.
Selain itu, sang paman, Abu Thalib, juga meninggal di tahun yang sama.
"Abu Thalib semenjak kecil ditunjuk oleh kakeknya sebagai paman untuk mengasuh, dia yang paling menyayangi Rasulullah, bahkan sayangnya bisa jadi melebihi terhadap anak-anak beliau sendiri yang salah satu anaknya adalah Ali Bin Abi Thalib," sambungnya.
Abu Thalib adalah orang yang punya kedudukan kuat di Mekkah, karena pemegang suku besar Quraish di Mekkah, salah satu tokohnya adalah kakeknya Nabi Muhammad, Abdul Muthalib yang kemudian diwariskan oleh Abu Thalib.
"Abu Thalib punya pengaruh luar biasa kuat di Mekkah, secara politik, secara sosial sangat dihormati," terangnya.
Karena cintanya kepada Rasulullah, apapun yang dilakukan oleh Nabi Muhammad, selalu mendapatkan perlindungan kuat dari Abu Thalib.
Ketika Abu Thalib masih hidup, orang Quraish masih ada rasa sungkan untuk menggangu Nabi.
"Ketika dua sosok yang dekat dengan Nabi Muhammad itu wafat, Nabi saat itu mengalami kesedihan hingga saat itu dikenal tahun 'Ammul Huzni'," jelas Sulhani.
Baca juga: Dua Peristiwa yang Membuat Nabi Muhammad SAW Sedih Sebelum Melakukan Isra Miraj
Selain meninggalnya dua sosok terdekat dari Nabi ini, saat itu umat Islam juga sedang mengalami situasi yang kurang baik akibat adanya embargo.
"Ada situasi yang lain, masyarakat Islam di Mekkah saat itu sedang mengalami beberapa embargo ekonomi dan embargo sosial, jadi akses ekonomi ditutup oleh pemegang kekuasaan di Mekkah," ungkapnya.
Setelah berbagai peristiwa itu, lalu Rasulullah mendapat suatu hiburan berupa Isra Miraj.
"Situasi ini kemudian Allah memberikan satu penghiburan luar biasa yang bernama Isra Miraj. Salah stau tujuan besarnya adalah menguatkan pribadi Rasulullah yang kala itu adalah masa yang luar biasa," jelasnya.
Hal lain, diperjalankannya Nabi Muhammad, adalah ditunjukkannya kebesaran Allah di beberapa tempat hingga kemudian mendapat perintah untuk mengerjakan shalat.
(Tribunnews.com/Tio)