Contoh Kultum Singkat Tarawih: Puasa Ramadhan Sebagai Wujud Ketaatan dan Peningkatan Kualitas Diri
Simak inilah contoh naskah kultum singkat salat tarawih yang berjudul Puasa Ramadhan Sebagai Wujud Ketaatan dan Peningkatan Kualitas Diri.
Penulis: Lanny Latifah
Editor: Miftah
TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini contoh naskah kultum Ramadan yang berjudul Puasa Ramadan Sebagai Wujud Ketaatan dan Peningkatan Kualitas Diri.
Kultum biasanya dilakukan di sela-sela salat Tarawih, setelah salat wajib, atau menjelang buka puasa Ramadan.
Kegiatan kultum berisi tentang penyampaian ajaran-ajaran keagamaan dalam waktu singkat.
Melalui situs resmi unpad.ac.id, Dr Sigid Suseno SH MHum menulis kultum yang berjudul Puasa Ramadhan Sebagai Wujud Ketaatan dan Peningkatan Kualitas Diri.
Baca juga: Contoh Naskah Kultum Ramadhan: Keutamaan Bulan Ramadhan
Baca juga: Waktu yang Tepat untuk Mengucapkan Niat Puasa Ramadan dan Bacaannya
Puasa Ramadan Sebagai Wujud Ketaatan dan Peningkatan Kualitas Diri
Puasa atau dalam bahasa arab disebut shaum atau shiyam yang berarti menahan diri, pada dasarnya bersifat universal. Saudara-saudara kita yang beragama lain bahkan penganut aliran kepercayaan sekalipun melaksanakan puasa. Demikian pula umat bangsa-bangsa sebelumnya seperti bangsa Mesir kuno yang menyembah berhala, bangsa Yunani dan bangsa Romawi juga melaksanakan puasa.
Puasa Ramadan memiliki keutamaan yang berbeda dengan puasa-puasa lainnya, baik yang dilakukan non muslim maupun muslim. Puasa Ramadan adalah puasa yang diperintahkan Allah SWT sebagaimana dinyatakan dalam Firman Allah Surat Al-Baqarah Ayat 183 :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa".
Untuk melaksanakan puasa Ramadan banyak syarat dan ketentuan yang harus dipenuhi, termasuk reward (pahala) dan punishment (dosa) bagi mereka yang melaksanakan dan meninggalkannya.
Baca juga: Sambut Ramadan 2022, Dewan Masjid Indonesia Keluarkan SE Soal Aturan Ibadah, Ini Isinya
Puasa Ramadan sebagaimana namanya hanya dilaksanakan pada bulan Ramadan dan tidak dapat dilaksanakan pada bulan lain, kecuali untuk meng-qadha.
Puasa harus dimulai dengan niat pada malam sebelum puasa, dari sejak terbit fajar sampai terbenam matahari; dilarang makan, minum, bersetubuh pada waktu puasa; diwajibkan kepada yang beragama Islam, berakal, balig, suci, dll.
Bagi mereka yang melaksanakan puasa Ramadan, Allah SWT menjanjikan pahala yang berlimpah. Disamping keutamaan-keutamaan puasa, dalam bulan Ramadan Allah SWT juga menjanjikan pahala yang berlipat untuk ibadah atau perbuatan baik lainnya.
Bagi mereka yang meninggalkan puasa karena suatu alasan yang dibenarkan, Allah SWT mewajibkan untuk menggantinya di waktu lain, sedangkan bagi mereka yang tidak mampu melaksanakan puasa mereka wajib membayar fidyah (Al Baqarah : 184-185).