Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

Niat Puasa Dzulhijjah 1-7 Juli 2022, Serta Keistimewaan Berpuasa di Bulan Dzulhijjah

Niat puasa Dzulhijjah yaitu, Nawaitu shoma syahri dulkhijjatu sunna lillahita'ala. Artinya: Saya niat puasa bulan Zulhijjah, Sunah karena Allah ta'ala

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
zoom-in Niat Puasa Dzulhijjah 1-7 Juli 2022, Serta Keistimewaan Berpuasa di Bulan Dzulhijjah
Freepik
Ilustrasi Bulan Dzulhijjah. Dalam artikel ini terdapat bacaan niat puasa Dzulhijjah yang berbunyi Nawaitu shoma syahri dulkhijjatu sunna lillahita'ala dan artinya: Saya niat puasa bulan Zulhijjah, Sunah karena Allah ta'ala 

TRIBUNNEWS.COM - Awal Bulan Dzulhijjah 1443 H jatuh pada 1 Juli 2022.

Maka mulai Jumat (1/7/2022), umat Muslim dapat melaksanakan puasa Dzulhijjah selama 7 hari.

Mengutip Buku Pintar Panduan Lengkap Ibadah Muslimah, niat Puasa Dzulhijjah berbunyi:

niat Puasa Dzulhijjah
Niat Puasa Dzulhijjah

Dibaca: Nawaitu shoma syahri dulkhijjatu sunnatalillahi ta'ala

Artinya: "Saya niat puasa bulan Zulhijjah, Sunah karena Allah ta'ala."

Baca juga: Jadwal Puasa Dzulhijjah, Tarwiyah, dan Arafah Jelang Idul Adha 2022 Versi NU dan Muhammadiyah

Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk berpuasa sunah pada bulan-bulan mulia, termasuk bulan Dzulhijah.

Ada banyak keistimewaan di balik anjuran tersebut, sebagaimana tertuang dari beberapa hadis berikut.

Berita Rekomendasi

- Jangan Berlebihan dalam Beribadah

Dari Mujibah al-Bahiliyah dari ayahnya atau dari pamannya - yakni saudara lelaki dari ayahnya, bahwasanya ia - ayah atau pamannya itu - mendatangi Rasulullah SAW kemudian pergi lagi.

Selanjutnya ia mendatangi Rasulullah SAW lagi sesudah setahun, tetapi hal-ihwal serta keadaan tubuhnya telah berubah.

Ia lalu berkata: "Ya Rasulullah, apakah Tuan tidak mengenal lagi kepada saya?"

Rasulullah SAW bertanya: "Siapakah engkau?"

la menjawab: "Saya adalah al-Bahili yang datang pada Tuan tahun yang lalu."

Rasulullah SAW lalu bersabda: "Apakah yang menyebabkan perubahan dirimu, padahal engkau dahulu baik sekali keadaan tubuhmu?"

la menjawab: "Saya tidak pernah makan sesuatu makanan sejak saya berpisah dengan Tuan dahulu, melainkan di waktu malam."

Rasulullah SAW lalu bersabda: "Kalau begitu, engkau telah menyiksa dirimu sendiri."

"Berpuasalah dalam bulan Shabar - yakni bulan Ramadhan - dan sehari saja dalam setiap bulan lainnya."

la berkata: "Tambahkanlah itu untuk saya, sebab sesungguhnya saya masih ada kekuatan lebih dari itu."

Rasulullah SAW bersabda: "Berpuasalah dua hari."

la berkata: "Tambahkanlah!"

Rasulullah SAW bersabda: "Berpuasalah tiga hari."

la berkata: "Tambahkanlah!"

Rasulullah SAW bersabda: "Berpuasalah bulan-bulan mulia - yaitu Rajab, Zulqa'dah, Zulhijah dan Muharram - dan tinggalkanlah, berpuasalah dari bulan-bulan mulia dan tinggalkanlah, berpuasalah dari bulan-bulan mulia dan tinggalkanlah."

Rasulullah SAW bersabda demikian dengan menunjukkan tiga buah jari-jarinya lalu mengumpulkannya dan kemudian membukanya.

Maksudnya tiga hari puasa lalu tiga hari tidak dan demikian seterusnya (HR. Abu Daud).

Baca juga: Puasa Dzulhijjah Apakah Harus 9 Hari Berturut-turut?

- Momentum Beramal Saleh

Menurut Rasulullah, bulan Zulhijah, utamanya sepuluh hari pertama merupakan momentum penting untuk melakukan amal saleh.

Menurut Rasulullah SAW, pahala berpuasa di hari-hari tersebut sebanding dengan mati syahid dalam rangka jihad fisabilillah.

Diungkapkan oleh Ibnu Abbas ra.,: "Rasulullah SAW bersabda: 'Tidak ada hari-hari yang mengerjakan amalan saleh pada hari-hari itu yang lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini, yakni hari-hari sepuluh - yang pertama dari Zulhijah.'

Para sahabat berkata: "Ya Rasulullah, apakah juga tidak lebih dicintai oleh Allah guna mengerjakan jihad fisabilillah?"

Maksudnya, untuk mengerjakan jihad, apakah tidak lebih dicintai oleh Allah kalau dilakukan dalam hari-hari selain hari-hari pertama dari bulan Zulhijah itu.

Rasulullah SAW menjawab: "Tidak lebih dicintai oleh Allah pada hari-hari selain hari-hari sepuluh itu untuk berjihad fisabilillah, kecuali seseorang yang keluar dengan dirinya dan hartanya, kemudian tidak kembali dengan membawa sesuatu apa pun dari yang tersebut - yakni setelah berjihad lalu mati syahid." (HR. Bukhari).

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas