Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aksi anak muda dari sejumlah wilayah sekitar Jakarta melakukan peragaan busana di Taman Kendal dan kawasan Dukuh Atas, Jakarta, atau populer disebut Citayam Fashion Week, menjadi perbincangan hangat di masyarakat.

Research and Management Lecturer Universitas Multimedia Nusantara, Putu Yani Pratiwi menilai tren ini mendorong industri fashion sudah menunjukkan mengarah ke ramah lingkungan. 

"Kalau kita lihat sekarang dari sisi industri fashion sudah banyak mengarah ke model bisnis arah ramah lingkungan," ungkapnya pada webinar pemaparan Hasil Riset UMN Consulting, Kamis (21/7/2022).

Ramah lingkungan bisa dilihat dari sisi pemilihan bahan. Biasanya bisa menggunakan bahan cotton organik atau yang lebih ramah lingkungan. 

"Kalau hasil riset yang kami lakukan. Kami tanyakan apakah Gen Z mengetahui brand ramah lingkungan. Memang banyak bilang tidak tahu," kata Putu lagi. 

Baca juga: Citayam Fashion Week Bisa Jadi Peluang Baru Bisnis Fashion

Tapi menurutnya, ketidaktahuan ini karena masih bingung mendefinisikan brand ramah lingkungan. 

Saat ditanya nama brand yang mempromosikan ramah lingkungan, sebagian besar generasi Z bisa menyebutkannya.  

Salah satu brand fashion lokal yang bisa disebutkan oleh Gen Z adalah Sejauh Mata Memandang. Brand ini menggunakan cotton ramah lingkungan dari Indonesia. 

Baca juga: Jauh-jauh dari Karawang, Mila Ingin Rasakan Citayam Fashion Week, Harap Bisa Sukses Seperti Bonge 

"Hasil riset kami juga menunjukkan Gen Z peduli dengan tren thrift shops. Mereka tetap ingin style, tapi tidak harus dengan membeli baju baru," papar Putu. 

Gen Z punya cara lain bagaimana tetap bisa stylish, trendy dan ramah lingkungan. Dan tren thrift Shops menjadi salah satu contoh yang diikuti. 

Baca juga: Tak Cuma Tempat Pamer Gaya, Citayam Fashion Week Juga Bisa Datangkan Cuan Bagi ABG SCBD

"Tindak ini menyikapi keinginan untuk tetap mengikuti fashion dan juga memberikan dampak yang positif pada lingkungan," pungkasnya.