The Goods Dept dan Erigo Trending, Diduga Paksa 30 Karyawan Resign hingga Ganti Rugi Ratusan Juta
Di lini masa sedang ramai dibahas brand fashion lokal ternama yang memaksa 30 karyawan mengundurkan diri dan membayar ganti rugi
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Di lini masa sedang ramai dibahas brand fashion lokal ternama yang memaksa 30 karyawan mengundurkan diri dan membayar ganti rugi hingga ratusan juta.
Belum jelas brand apa yang dimaksud, namun ramai-ramai netizen menerka brand tersebut adalah The Goods Dept atau Erigo.
Keduanya brand fashion lokal kenamaan yang berinduk di Jakarta dan Tangerang.
Baca juga: Wakili Erigo di Amerika Serikat, Denny Sumargo Dapat Jatah Dana Karantina, Bagaimana Rachel Vennya?
Kasus ini bermula dari sebuah cuitan panjang dari seorang karyawan dengan akun @D*a*l*r*s*t*P pada Kamis (3/11/2022).
Curhatan panjang itu telah menarik 52 ribu like dari warganet.
Disebutkan, kronologi terjadi saat perusahaan melakukan stock opname dan hasilnya banyak barang dinyatakan hilang atau minus.
Ada sekitar 1000 barang yang hilang.
Baca juga: Menteri Teten Tunjuk Founder Ritel The Goods Dept Jadi Bos Smesco
"Hasilnya juga membuat kita Tim Operational Store kaget karena terdapat banyak minus. Total minus dari Store kami sebanyak 1000 lebih setelah dicompare dengan data Stock Card di Sistem. Kami selaku Tim Operational Store tidak tinggal diam dengan hasil minus tersebut," cuitnya.
Baca juga: Erigo-X akan Kembali Berpartisipasi di New York Fashion Week (NYFW) Didukung Tokopedia
Setelah dilakukan penelusuran, dari beberapa penelurusan ada beberapa barang yang tidak terscan dan tidak ada datanya didalam hasil stock opname tersebut.
Terbukti hasil Stock Opname itu tidak maksimal pasti banyak barang yang tidak terscan.
Kemudian, dilakukan stock opname kedua kalinya dan pihak perusahaan menanyakan penyebab hasil SO pertama banyak barang yang hilang.
Tim operasional pun menjelaskan faktor external seperti dibagian pintu keluar masuk sensormatic tidak berfungsi sudah error.
"Kita sudah mereport untuk diperbaiki tetapi selama 1 tahun ini tidak kunjung diperbaiki," lanjut cuitan itu.
Kemudian faktor sistem, beberapa kali menemukan adanya transaksi yang tidak memotong quantity.
Alasan ketiga karena faktor alokasi barang (transfer out dan transfer in).
Keempat karena faktor internal atau ada pegawai mengambil barang tanpa diketahui dan kelima karena kesalahan dari hasil stock opname.
Singkat cerita, pada tanggal 28 Oktober perusahaan membuka open recruitment untuk kebutuhan karyawan baru.
Padahal tidak ada store baru dan store yang membutuhkan manpower tambahan.
Baca juga: Founder Erigo Curhat ke Menteri Perdagangan, Banyak Produk Imitasinya Dijual di Marketplace
Dan sampai saat ini tidak ada info atau internal memo untuk penggantian atau pemecatan.
Hingga tanggal 31 Oktober, manajemen memanggil satu persatu karyawan tim operasional dengan maksud mempertanyakan lagi untuk barang minus tersebut.
"Kami jelaskan kembali seperti yang kami jelaskan sebelumnya. Faktor apa saja yang membuat minus," imbuhnya.
Alih-alih menerima jalan keluar antara perusahaan dengan karyawan, manajemen
malah meminta para karyawan membayar ganti rugi sekitar ratusan juta dan tidak boleh dicicil atau dipotong dari gaji.
Dalam diskusi yang berlangsung alot dan tanpa solusi juga, manajemen memberikan pilihan agar PIC mengundurkan diri dan membuat pernyataan bahwa mengundurkan diri tanpa paksaan dan dalam keadaan sadar.
PIC tidak terima dan tidak mau membuat pernyataan mengundurkan diri. PIC kami meminta Management membuktikan Tim Operational Store yang mengambil barang - barang tersebut.
"Di kasih 2 opsi ganti rugi langsung tanpa bisa dicicil atau mengundurkan diri. Akhirnya semuapun membuat pernyataan mengundurkan diri dikarenakan tekanan dan rasa lelah yang kami rasakan hari itu.
bayangin sampe jam 2 dini hari loh," tulisnya lagi.
Setelah semua selesai membuat pernyataan dan menandatanganinya.
Karyawan diberi info tidak akan mendapatkan gaji bulan ini. Gaji tersebut akan dipakai untuk ganti rugi hasil minus tersebut.
"Setelah putus asa dengan hasil yang tidak memuaskan kami pulang sebagai pengangguran dan tidak digaji setelah 1 bulan kerja. Semoga Tuhan memberikan jalan yang lebih baik kedepannya. Kami selalu percaya bahwa Tuhan selalu memliki rencana yang terbaik. Amin," harap Diah.
Hingga tulisan ini diturunkan Tribunnews.com, masih mencoba mendapatkan konfirmasi dari The Goods Dept maupun Erigo.