Ramai Tren Hidup Sehat Sejak Pandemi, Teh Tisane Makin Diminati
Healthy lifestyle akan terus diminati karena semakin banyak orang yang melek dengan pola hidup sehat. Salah satunya mengonsumsi tisane.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejak pandemi Covid-19 melanda hingga kini, tren gaya hidup sehat menjadi perhatian masyarakat.
Healthy lifestyle akan terus diminati karena semakin banyak orang yang melek dengan pola hidup sehat.
Satu di antara upaya hidup sehat bagi sebagian masyarakat adalah dengan mengonsumsi tisane.
Tisane merupakan minuman yang diseduh seperti teh, tapi tidak menggunakan daun teh melainkan daun lain, bunga, akar, dan sejenisnya.
Sebagai contoh Chamomile, Pepermint, Rooibos, Yerba mate, dan fruit tea.
"Minuman ini banyak diminati karena diyakini punya beragam manfaat untuk kesehatan," kata Asti Atmodjo, pelaku usaha Tisane asal Surabaya.
Chamomile misalnya. Dikutip Medical News Today, salah satu penelitian membuktikan kalau mengonsumsi teh chamomile selama sebulan bisa mengurangi kram menstruasi.
Chamomile juga menurunkan kecemasan dan perubahan suasana hati selama periode menstruasi.
Ada pula tisane dengan bahan seperti bunga-bungaan dan buah, memiliki aroma yang menyenangkan, tetapi rasanya agak flat.
Untuk memberikan cita rasa dan warna, biasanya dicampurkan Rose Hips atau Hibiscuss dan menerbitkan rasa asam segar.
Karena rasanya asam, maka untuk menikmat teh dengan campuran kedua bahan tersebut adalah diseduh dingin dan sedikit ditambahkan gula untuk menetralisir rasa asam tersebut.
Untuk koleksi Laresolo ada dua fruit tea yang cukup digemari, yaitu bloody berries dan Apple Strawberry.
Baca juga: 3 Jenis Teh Terbaik untuk Penderita Diabetes, Teh Hijau hingga Teh Chamomile
Kedua teh ini hanya terdiri dari buah-buahan yang dikeringkan, dan rekomendasinya diminum dingin dan tambahan sedikit gula.
Sedangkan di Lewis and Carroll cukup banyak koleksi fruit teanya cukp banyak, karena mengambil langsung dari German.
Alasannya adalah karena di German Artificial Flavour not allowed.
Untuk dinikmati dengan air panas, biasanya fruit tea ini dicampur dengan teh. Rasa flat dari fruit tea, didapatkan dari rasa tehnya.
Ada pula teh disane Apple mint.
Ramuan Apple mint terdiri dari teh hijau, buah apple,buah strawbery, rose hips, corn flower dan pepermint.
Jadi Apple mint bisa dinikmati secara panas maupun dingin.
Potensi bisnis Tisane
Asti sendiri mengawali bisnis Tisane saat dia dan keluarga sempat mengidap Covid-19 pada akhir 2020 lalu.
Bermula dari mencoba tisane buatan sendiri untuk memulihkan kondisi pasca terkena Covid-19, kini Asti telah menjual ribuan pack tisane buatannya dengan brand Astea Tisane.
Untuk bahan, Asti mengaku lebih memprioritaskan hasil panen petani lokal. Jika barang yang dicari tidak ada, opsi impor baru dilakukan.
Produk tisane yang Asti jual berbanderol antara Rp33.000 sampai Rp189.000 tergantung kemasan.
Kombinasi bahan yang digunakan sangat beragam, mulai dari butterfly pea (bunga telang), green tea, lemongrass, jasmine, chamomile, globe amaranth, myotosis, stevia, dan sebagainya.
Semua bahan menggunakan daun dan bunga alami.
Manfaat yang ditawarkan racikan Tisane pun sangat beragam.
Mulai dari menstabilkan sistem saraf dan hormon, mengatasi stres, mengurangi kram menstruasi, menurunkan tekanan darah, menstabilkan kolesterol, menjaga kesehatan jantung, dan masih banyak yang lainnya.
”Semua racikan sudah melalui proses riset tentang bahan yang digunakan serta kontradiksinya. Semua produk yang dijual sudah dicoba untuk dipakai sendiri,” paparnya.
Potensi bisnis tisane cukup menjanjikan. Produk Astea Tisane sendiri sudah terjual ke berbagai kota, pulau, bahkan ada juga pesanan dari negara tetangga.
”Pernah kirim ke Malaysia, Singapore, dan Taiwan,” pungkas Asti.
Sejarah tisane
Dilansir dari website Keluarga Alumni Universitas Gajah Mada (Kagama), sejarah Tisane dimulai ketika pemerintah Inggris menaikkan pajak teh di Amerika yang menjadikan harga teh sangat tinggi.
Kala itu masyarakat marah, sehingga terjadi peristiwa Boston Tea Party. Mereka melakukan demo dengan membuang puluhan tong teh dari kapal ke dalam laut.
Masyarakat pun mencoba meramu dari daun, bunga, buah yang dikeringkan untuk diseduh seperti halnya teh.
Minuman tersebut tetap menyebut sebagai tea, karena ingin prestise minuman ini setara dengan teh.
Beberapa tisane yang terkenal ada Chamomile, Pepermint, Rooibos, Yerba mate, dan fruit tea.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.