Inggris Kecam Peluncuran Rudal Korea Utara, Kim Jong Un Klaim Hak Pertahanan
Inggris mengecam peluncuran rudal balistik terbaru Korea Utara yang terjadi pada Senin (6/1/2025). Ini reaksi Kim Jong Un.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Inggris mengecam peluncuran rudal balistik terbaru Korea Utara yang terjadi pada Senin (6/1/2025).
Menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri Inggris, tindakan tersebut melanggar sejumlah resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Selain itu, tindakan ini juga dianggap mengancam perdamaian serta keamanan di Semenanjung Korea.
"Peluncuran rudal balistik Korea Utara pada 6 Januari adalah pelanggaran lain terhadap sejumlah resolusi Dewan Keamanan PBB," ujar Juru bicara Kementerian Luar Negeri Inggris dalam sebuah pernyataan resmi, dikutip dari Anadolu.
Pemerintah Inggris menyerukan agar Korea Utara menghentikan provokasi semacam ini dan segera kembali ke meja perundingan.
Mereka juga mendesak Pyongyang untuk mengambil langkah konkret menuju denuklirisasi demi menjaga stabilitas regional.
Peluncuran ini terjadi setelah Korea Utara menembakkan sedikitnya tujuh rudal balistik jarak pendek pada Selasa dini hari dari pantai timurnya.
Langkah ini merupakan tindak lanjut dari peluncuran rudal balistik antarbenua (ICBM) pada akhir tahun lalu.
Kim Jong Un: Hak Pertahanan dan Sistem Rudal Hipersonik
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, membela aksi negaranya dengan menyatakan bahwa uji coba sistem rudal hipersonik terbaru bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pertahanan nasional.
Baca juga: Antony Blinken Kunjungi Seoul, Korea Utara Tembakkan Rudal Balistik
"Sistem rudal hipersonik ini dapat diandalkan untuk menangkal musuh di kawasan Pasifik dan memastikan keamanan negara kita," kata Kim dalam pernyataannya, seperti dikutip dari Korean Central News Agency (KCNA).
Kim mengklaim bahwa rudal hipersonik tersebut mampu melesat sejauh 1.500 kilometer dengan kecepatan 12 kali lipat kecepatan suara sebelum jatuh ke laut.
Dia menekankan bahwa pengembangan sistem rudal ini adalah langkah defensif dan bukan tindakan ofensif.
Namun, Kim juga menyatakan bahwa rudal tersebut memiliki kemampuan untuk "memberikan serangan militer yang serius terhadap musuh dan menembus pertahanan yang ketat."
Reaksi Regional dan Internasional
Peluncuran rudal ini bertepatan dengan kunjungan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, ke Korea Selatan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.