Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

Startup Rusia Kembangkan Krim Wajah Inovatif dari Protein Berbasis Sarang Laba-laba

Menurut para ilmuwan, krim tersebut berbahan dasar protein yang diperoleh dari tarantula sutera dan ulat sutera

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Startup Rusia Kembangkan Krim Wajah Inovatif dari Protein Berbasis Sarang Laba-laba
TribunnewsBogor.com/Lingga Arvian Nugroho
ILUSTRASI Ulat sutera - Menurut para ilmuwan, krim tersebut berbahan dasar protein yang diperoleh dari tarantula sutera dan ulat sutera 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, MOSKWA - Sebuah krim yang dibuat dari protein jaring laba-laba dan disebut dapat menyembuhkan serta meremajakan kulit hingga melawan ketidaksempurnaan telah dikembangkan oleh seorang mahasiswa startup di Saint Petersburg Rusia.

Seperti yang disampaikan oleh Platform Inisiatif Teknologi Nasional (NTI).

"Startup SilkIns dari Institute of Fine Mechanics and Optics (ITMO) telah mengembangkan protein berbasis sarang laba-laba yang dapat ditambahkan ke dalam krim untuk menyembuhkan luka, menghilangkan cacat kulit dan jerawat dengan merangsang proses intraseluler dalam satu hingga dua minggu," kata peewakilan NTI.

Temuan ini adalah solusi bagian dari akselerator proyek federal 'Platform Kewirausahaan Teknologi Universitas.

Menurut para ilmuwan, krim tersebut berbahan dasar protein yang diperoleh dari tarantula sutera dan ulat sutera.

Baca juga: Demi Pangkas Emisi Karbon, Uni Eropa Setuju Jadikan Ulat dan Jangkrik Santapan Lezat

Perlu diketahui, protein laba-laba meningkatkan laju pembentukan sel-sel baru.

Berita Rekomendasi

Dikutip dari laman Sputnik News, Senin (27/2/2023), menurut para peneliti, krim ini menyembuhkan luka dan luka bakar, menghilangkan bintik-bintik penuaan dan meremajakan kulit dalam beberapa minggu.

Pengembangan tersebut telah lulus studi in vitro dan telah membuktikan keefektifannya.

"Saat ini ada banyak produsen kosmetik regeneratif asing di pasaran, sekitar 80 persen. Oleh karena itu, kami memutuskan untuk membuat produk Rusia sendiri. Ini penting, karena setiap tahun lingkungan memburuk, dan kulit, sebagai organ terbesar di tubuh manusia terkena dampak negatif dari luar," kata pendiri startup ini, Daudy Dauddin.

Saat ini, perusahaan telah memproduksi lini produk pertama dan sedang dalam proses mendapatkan hak paten di Federasi Rusia.

Di musim panas, startup tersebut berencana membuka laboratoriumnya sendiri untuk produksi protein dan mengajukan paten internasional.
 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas