Waktu Dimulainya dan Berakhirnya Shalat Dhuha, Beserta Tata Cara dan Bacaan Niatnya
Simak inilah waktu dimulainya dan berakhirnya shalat dhuha, lengkap dengan tata cara dan bacaan niat shalat dhuha.
Penulis: Lanny Latifah
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Berikut adalah waktu dimulainya dan berakhirnya shalat dhuha.
Shalat dhuha merupakan ibadah shalat sunnah yang dianjurkan dan dilaksanakan di pagi hari hingga menjelang waktu zuhur.
Menurut kutipan pada Buku Buku Pintar Panduan Lengkap Ibadah Muslimah oleh Ustaz M. Syukron Maksum, waktu dimulainya shalat dhuha biasanya ketika matahari telah naik setinggi 7 hasta, yaitu sekitar pukul 07.00 dan berakhir menjelang waktu zuhur.
Sementara itu, dikutip dari jambikota.kemenag.go.id, waktu melaksanakan shalat dhuha dimulai ketika pagi hari saat matahari baru terbit dengan ketinggian sekitar tiga hasta atau sekira pukul 09.00 sampai menjelang waktu zuhur.
Ada beberapa hadist yang menunjukkan keutamaan dari shalat dhuha ini, satu di antaranya yakni sebagai sarana memohon ampunan dosa.
Hadist riwayat At Tirmidzi dan Ibnu Majah menyebutkan bahwa, "Siapa yang membiasakan (menjaga) shalat dhuha, dosanya akan diampuni meskipun sebanyak buih di lautan."
Baca juga: Bacaan Dzikir setelah Sholat Dhuha, Beserta Huruf Arab, Latin dan Terjemahan
Kemudian, keutamaan lainnya dari shalat dhuha adalah termasuk dalam bagian dari sedekah.
Dalam Hadist riwayat Muslim, Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
"Setiap pagi, setiap ruas anggota badan kalian wajib dikeluarkan sedekahnya. Setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kepada kebaikan adalah sedekah, dan melarang berbuat munkar adalah sedekah. Semua itu dapat diganti dengan shalat dhuha dua rakaat."
Tata Cara Shalat Dhuha
Shalat dhuha pada umumnya dilaksanakan minimal 2 rakaat.
Hal tersebut berdasarkan hadist dari Abdullah bin Umar:
صلاةُ اللَّيلِ والنَّهارِ مَثنَى مَثنَى
"Shalat (sunnah) di malam dan siang hari, dua rakaat-dua rakaat." (HR. Abu Daud no. 1295, An Nasa-i no. 1665, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Abi Daud)
Namun, shalat dhuha juga dapat dikerjakan 4, 6, atau 8 rakaat dengan 2 rakaat dalam sekali salam.
Syaiikh Abdul Aziz bin Baz, menjelaskan:
ويقرأ فيها ما تيسر سوراً أو آيات ليس فيها شيء مخصوص، يقرأ فيها ما تيسر من الآيات أو من السور. وأقلها ركعتان تسليمة واحدة، وإن صلى أربع أو ست أو ثمان أو أكثر يسلم من كل ثنتين فكله حسن
"Dalam shalat dhuha, setelah membaca Al Fatihah, silakan membaca surat atau ayat-ayat apa saja yang dimampui, tidak ada surat atau ayat khusus yang diutamakan. Silakan membaca ayat atau surat apa saja. Jumlah rakaatnya minimal dua rakaat dengan satu salam. Jika ingin shalat empat rakaat atau enam atau delapan rakaat, atau bahkan lebih, dengan salam di setiap dua rakaat, maka ini semua baik."
Baca juga: Tata Cara Shalat Fajar, Lengkap dengan Bacaan Niatnya
Bacaan Niat Shalat Dhuha
أُصَلِّى سُنَّةَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنَ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلَّهِ تَعَالَى
Usholli sunnatadh dhuhaa rok’ataini mustaqbilal qiblati adaa’an lillaahi ta’aalaa
Artinya:
"Aku niat sholat sunnah dhuha dua rakaat menghadap kiblat saat ini karena Allah Ta’ala."
Doa Setelah Shalat Dhuha
Ada satu doa yang dipanjatkan setelah selesai shalat dhuha.
Doa ini oleh Asy Syarwani dalam Syarh Al Minhaj dan disebutkan pula oleh Ad Dimyathi dalam I’anatuth Thalibiin.
اَللهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ، وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ، وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ، وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ، وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ، وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ. اَللهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقَى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِىْ مَآاَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ
Allahumma innad-duhaa’a duhaa’uka wal bahaa’a bahaa’auka wal-jamaala jamaaluka wal-quwwata quwwatuka wal-qudrota qudratuka wal-‘ismata ‘ismatuka.
Allaahumma in kaana rizqii fis-samaa’i fa anzilhu, wa in kaana fil-ardi fa akhrijhu, wa in kaana mu’assiran fa yassirhu, wa in kaana haraaman fa tahhirhu wa in kaana ba’iidan fa qarribhu bi haqqi duhaa’ika wa bahaa’ika wa jamaalika wa quwwatika wa qudratika, aatinii maa aataita ‘ibaadakash-shalihiin.
Artinya:
"Ya Allah, sesungguhnya waktu Dhuha adalah waktu Dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu. Ya Allah, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran dhuha-Mu, kekuasaan-Mu (wahai Tuhanku), datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada hamba-hamba-Mu yang sholeh."
(Tribunnews.com/Latifah)