Tak Hanya Kue Keranjang, Ada Simbol Keberuntungan di Balik 6 Makanan Khas Imlek Ini
Beragam makanan khas pun kerap tersaji saat Imlek. Makanan khas Imlek biasanya memiliki makna simbolik.
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM - Imlek tak cuma selalu identik dengan warna merah.
Beragam makanan khas pun kerap tersaji saat Imlek.
Makanan khas Imlek biasanya memiliki makna simbolik.
Baca juga: Merayakan Tahun Baru Imlek Momen Berharga Berkumpul Dengan Keluarga Besar Untuk Menyambut Awal Baru
Orang yang menyantap hidangan tersebut dipercaya akan mendapatkan keberuntungan sepanjang tahun.
Maka tak heran jika makanan khas Imlek biasanya juga menjadi identitas Imlek itu sendiri.
Berikut 7 makanan khas Imlek yang melambangkan keberuntung, dirangkum TribunTravel dari China Highlights.
1. Ikan (Peningkatan Kemakmuran)
Ikan merupakan hidangan tradisional Imlek yang selalu ada pada menu makan malam Tahun Baru Imlek.
Masyarakat Tiongkok selalu ingin memiliki surplus di akhir tahun.
Karena mereka berpikir jika mereka berhasil menghemat sesuatu di akhir tahun, maka mereka bisa menghasilkan lebih banyak lagi di tahun berikutnya.
Oleh sebab itu, ikan harus menjadi hidangan terakhir yang tersisa.
Hal ini memiliki homofonik yang menguntungkan karena adanya surplus setiap tahun.
Di China, tradisi ini kerap dilakukan di bagian utara Sungai Yangtze.
Sementara di daerah lain, kepala dan ekor ikan tidak boleh dimakan sampai awal tahun, yang menunjukkan harapan bahwa tahun akan dimulai dan diakhiri dengan surplus.
Ikan biasanya diolah dengan cara dikukus dengan beragam bumbu.
Baca juga: Jadi Penutup Imlek, Wajib Coba 5 Kuliner Khas Singkawang saat Cap Go Meh
2. Pangsit China (Kekayaan)
Pangsit atau jiaozi adalah makanan keberuntungan klasik untuk Tahun Baru Imlek yang sangat populer di Tiongkok, khususnya di Tiongkok Utara.
Pangsit dapat dibuat seperti perak China yang bukan batangan, melainkan berbentuk perahu, lonjong, dan kedua ujungnya menghadap ke atas.
Legenda mengatakan bahwa semakin banyak pangsit yang dimakan saat perayaan Imlek, maka emakin banyak uang yang dapat dihasilkan di tahun yang akan datang.
Pangsit umumnya terdiri dari daging cincang dan sayuran cincang halus yang dibungkus dengan adonan kulit tipis dan elastis.
Isian yang populer udang potong dadu, ikan, ayam giling, daging sapi, dan sayuran.
Pangsit bisa dimasak dengan cara direbus, dikukus, digoreng, atau dipanggang.
3. Ayam Utuh (Keberuntungan dan Keutuhan)
Dalam bahasa China, ayam dapat diartikan sebagai keberuntungan dan kemakmuran.
Ayam biasanya disajikan utuh, termasuk kepala dan kaki, untuk melambangkan persatuan dan keutuhan, sekaligus menandakan awal dan akhir yang baik pada sebuah ahun.
Ayam biasanya direbus atau dipanggang dengan bahan-bahan sederhana seperti jahe atau kedelai.
Secara tradisional, seekor ayam utuh pertama kali dipersembahkan kepada leluhur dan dewa untuk mendapatkan berkah dan perlindungan.
Menariknya, ceker ayam biasanya dimakan oleh pencari nafkah dalam keluarga, karena dipercaya dapat membantu mereka merebut kekayaan.
4. Kue Keranjang (Penghasilan atau Jabatan yang Lebih Tinggi)
Kue keranjang adalah makanan keberuntungan yang disantap pada malam Tahun Baru Imlek.
Dalam bahasa China, kue keranjang artinya semakin tinggi dari tahun ke tahun.
Dalam pikiran orang Tionghoa, ini berarti semakin tinggi maka semakin sejahtera bisnis.
Bahan utama kue keranjang adalah tepung beras ketan dan gula pasir yang dimasak sampai mengental.
Kue keranjang umumnya memiliki warna cokelat yang bercita rasa manis.
5. Lumpia (Kekayaan)
Di China, lumpia secara tradisional dimakan selama Festival Musim Semi.
Selain itu, lumpia juga terkenal sebagai hidangan Tahun Baru Imlek yang sangat populer di Tiongkok Timur, seperti Jiangxi, Jiangsu, Shanghai, Fujian, Guangzhou, Shenzhen, Hong Kong, dan sebagainya.
Lumpia adalah hidangan dim sum Kanton berupa roti gulung berbentuk silinder yang diisi dengan sayuran, daging, atau sesuatu yang manis.
Isiannya dibungkus dengan bungkus adonan tipis, lalu digoreng hingga berwarna kuning keemasan.
Warna keemasan pada lumpia dapat diartikan sebagai kekayaan.
Orang-orang percaya bahwa memakan lumpia saat Imlek dapat mendatangkan kekayaan pada tahun yang akan datang.
6. Tangyuan (Kebersamaan Keluarga)
Tangyuan adalah makanan utama untuk Festival Lentera Tiongkok.
Namun di Tiongkok selatan, orang memakannya sepanjang Festival Musim Semi.
Pengucapan dan bentuk tangyuan yang bulat dikaitkan dengan reuni dan kebersamaan.
Itu sebabnya mereka disukai oleh orang Tionghoa saat perayaan Imlek.
7. Udang (Kebahagiaan)
Udang adalah hidangan Tahun Baru Imlek yang populer di kalangan masyarakat Kanton.
Udang mewakili keaktifan serta kebahagiaan dan nasib baik.
Karena kata Kanton untuk udang, yaitu ha, terdengar seperti tawa.
(TribunTravel.com/SA)
Artikel ini telah tayang di TribunTravel.com dengan judul 7 Makanan Khas Imlek yang Jadi Simbol Keberuntungan, Mulai dari Ayam Utuh sampai Tangyuan.