Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

Contoh Teks Khutbah Jumat Akhir Bulan Syaban 2024 dan Menyambut Ramadhan 1445 H

Contoh teks khutbah Jumat dengan tema akhir bulan Syaban dan perlunya mempersiapkan diri menyambut Ramadhan 1445 Hijriah, bulan penuh berkah.

Penulis: Muhammad Alvian Fakka
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Contoh Teks Khutbah Jumat Akhir Bulan Syaban 2024 dan Menyambut Ramadhan 1445 H
SURYA/SURYA/PURWANTO
Ilustrasi menyambut bulan Ramadhan 2024 - Contoh teks khutbah Jumat dengan tema akhir bulan Syaban dan perlunya mempersiapkan diri menyambut Ramadhan 1445 Hijriah, bulan penuh berkah. 

TRIBUNNEWS.COM - Contoh teks khutbah Jumat dengan tema akhir bulan Syaban dan menyambut Ramadhan 1445 Hijriah.

Naskah khutbah Jumat dalam artikel ini berkaitan dengan menyambut datangnya Bulan Ramadhan 1445 Hijriah di akhir bulan Syaban 2024.

Dalam khutbah Jumat singkat tentang perlunya mempersiapkan diri menyambut datangnya Bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah.

Khotib dapat menyampaikan tentang berbagai bimbingan bagi jamaah atau keluarga, agar dapat mengisi bulan yang penuh berkah itu dengan amal ibadah yang diridhai oleh Allah SWT.

Adapun contoh teks khutbah Jumat ini dapat dibacakan ketika khutbah salat Jumat pada hari Jumat, 1 Maret 2024.

Simak contoh khutbah jumat berikut ini, melansir dari laman UIN Sunan Gunung Djati.

Khutbah Jumat: Persiapan Menyambut Bulan Suci Ramadhan

Khutbah I

Doa khutbah pertama
Doa khutbah pertama (Kolase Tribunnews)

Jama’ah Sholat Jumat Rohimakumullah..

Alhamdulillah.. Puji syukur marilah kita persembahkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan kasih sayang-Nya yang tidak terhingga kepada kita. Bersyukur kita kepada Allah yang selalu memberikan nikmatnya kepada kita, serta mari senantiasa keseharian kita untuk selalu bersalawat kepada Rasullah SAW. Rasul yang selalu mencintai umatnya, kecintaan kepada umat tidak hanya ketika beliau hidup tapi sampai hari kiamat.

Berita Rekomendasi

Sholawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW berserta keluarga, para sahabatnya dan pengikutnya hingga akhir zaman. Aamiin. Dalam situasi ini, tinggal menhitung jam lagi kita menghadapi awal bulan Ramadhan. “Selamat Tinggal bulan Sya’ban” dan “Selamat datang Bulan Ramadhan”.

Baca juga: Khutbah Jumat tentang Nisfu Syaban yang Singkat dan Penuh Makna

Jama’ah Sholat Jumat Rohimakumullah..

Untuk menyambut Ramadhan, bulan yang dipenuhi dengan rahmat dan karunia Allah, kita harus mengadakan persiapan-persiapan yang dianggap perlu dan bermanfaat, terutama dalam meningkatkan takwa kepada Allah ﷻ. Pertanyaannya apakakah Kita sudah melakukannya?. Kegiatan Persiapan kepentingan kelompok atau kepemtingan yang sifatnya umum itu antara lain:

Persiapan Pertama

Secara berkelompok; Hendaknya kita mengadakan atau memprakarsai kegiatan ceramah di akhir bulan Sya’ban untuk menyambut bulan Ramadhan. Ceramah itu bisa dilakukan di majelis ta’lim dan tempat-tempat pengajian, atau pengarahan-pengarahan singkat untuk keluarga kita masing-masing. Dalam ceramah itu dijelaskan berbagai bimbingan bagi jamaah atau keluarga kita, agar dapat mengisi bulan yang penuh berkah itu dengan amal ibadah yang diridhai oleh Allah ﷻ.

Jangan sampai terjadi, bulan yang teramat agung itu berlalu begitu saja, tanpa meninggalkan kesan yang mendalam yang dapat meningkatkan ibadah dan amal shaleh kita kepada Allah ﷻ.

Ceramah pengarahan menyambut bulan Ramadhan ini dilakukan Nabi di depan para sahabatnya, dengan menyampaikan ceramah singkat mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan tuntunan Ramadhan. Agar kita semua dapat mengambil manfaat dari pengarahan Rasul ﷺ tersebut, berikut ini dicantumkan ceramah beliau dengan lengkap:

أَيُّهَا الَّناسُ قَدْ أَظَلَّكُمْ شَهْرٌ عَظِيْمٌ، شَهْرٌ مُباَرَكٌ، شَهْرٌ فِـيْهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ جَعَلَ اللهُ صِياَمَهُ فَرِيْضَةً وَ قِياَمَ لَيْلَهُ تَطَـوُّعاً مَنْ تَقَرَّبَ فِـيْهِ بِخَصْلَةٍ مِنَ اْلخَيْرِ كَانَ كَمَنْ أَدَّى فَرِيْضَةً فِـيْماَ سِوَاهُ وَمَنْ أَدَّى فِـيْهِ فَرِيْضَةً كَانَ كَمَنْ أَدَّى سَبْعِيْنَ فَرِيْضَةً فِـيْمَا سِواَهُ وَهُوَ شَهْرُ الصَّـبْرِ وَالصَّـبْرُ ثَـوَابُهُ الْجَنَّةُ وَشَهْرُ الْمُوَاسَاةِ وَ شَهْرٌ يَزْدَادُ فِـيْهِ رِزْقُ الْمُؤْمِنِ، مَنْ فَطَّرَ فِـيْهِ صَائِماً كَانَ مَغْفِرَةً لِذُنُوْبِهِ وَعِتْقَ رَقَبَتِهِ مِنَ النَّارِ وَ كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْتَقُصَ مِنْ أَجْرِهِ شَيْءٌ قَالُوْا لَيْسَ كُلُّنَا نَجِدُ مَا يُفَطِّرُ الصَّائِمَ، فَقَالَ : يُعْطِي اللهُ هَذَا الثَّوَابَ مَن فَطَّرَ صَائِماً عَلىَ تَمْرَةٍ أَوْ شُرْبَةِ مَاءٍ أَوْ مذَقَّةِ لَبَنٍ وَهُوَ شَهْرٌ أَوَّلُهُ رَحْمَةٌ وَأَوْسَطُهُ مَغْفِرَةٌ وَآخِرُهُ عِتــْقٌ مِنَ النَّارِ، مَنْ خَفَّفَ عَنْ مَمْلُوْكِهِ غَفَرَ اللهُ لَهُ وَأَعْتَقَهُ مِنَ النَّارِ وَاسْتَكْثَرُوْا فِـيْهِ مِن أَرْبَـعِ خِصَالٍ : خَصْلَتَيْنِ تُرْضُوْنَ بِهِمَا ربَّكُمْ وَخَصْلَتَيْنِ لاَ غِنىَ بِكُمْ عَنْهُمَا فَأَمَّا الْخَصْلَتَانِ اللَّتاَنِ تُرْضُوْنَ بِهِمَا ربَّكُمْ فَشَهَادَةُ أَنْ لاَ إلَهَ إِلاَّ اللهُ وَ تَسْتَغْفِرُوْنَهُ وَأَمَّا اللَّتاَنِ لاَ غِنىَ بِكُمْ عَنْهُمَا فَـتَسْأَلُوْنَ اللهَ الْجَنَّةَ وَ تَـعُوْذُوْنَ بِهِ مِنَ النَّارِ وَ مَنْ أَشْبَعَ فِـيْهِ صَائِماً سَقَاهُ اللهُ مِنْ حَوْضِيْ شُرْبَةً لاَ يَظْمَأُ حَتَى يَدْخُلَ اْلجَنَّةَ

“Wahai manusia, sesungguhnya telah menaungi kamu bulan yang agung dan penuh berkah. Bulan yang di dalamnya terdapat suatu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan. Pada bulan itu, Allah menjadikan puasanya sebagai suatu kewajiban dan qiyam atau shalat di malam harinya sebagai ibadah sunnah. Siapa yang mendekatkan diri kepada Allah dengan suatu kebajikan, maka nilainya sama dengan mengerjakan kewajiban di bulan lain. Siapa yang mengerjakan suatu kewajiban dalam bulan Ramadhan tersebut, maka sama dengan menjalankan tujuh puluh kewajiban di bulan lain. Ramadhan itu adalah bulan kesabaran; sedangkan ketabahan dan kesabaran, balasannya adalah surga. Ramadhan adalah bulan pertolongan, pada bulan itu rizki orang-orang mukmin ditambah. Siapa yang memberikan makanan untuk berbuka bagi orang yang berpuasa di bulan itu, maka ia akan diampuni dosanya, dibebaskan dari api neraka. Orang itu memperoleh pahala seperti orang yang berpuasa tersebut. Sedangkan pahala puasa bagi orang yang melakukannya, tidak berkurang sedikitpun. Para sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, kami tidak semua memiliki makanan untuk berbuka bagi orang lain”.

Bersabda Rasulullah ﷺ: “Allah memberikan pahala kepada orang yang memberikan sebutir kurma, atau seteguk air, atau seteguk susu”. Dialah Ramadhan, bulan yang permulaannya dipenuhi dengan rahmat, periode pertengahannya dipenuhi dengan ampunan dan maghfirah, pada periode terakhirnya merupakan pembebasan manusia dari azab neraka. Barang siapa yang meringankan beban pekerjaan pembantu-pembantu rumah tangganya, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosanya dan membebaskannya dari api neraka. Oleh karena itu dalam bulan Ramadhan ini, hendaklah kamu sekalian dapat meraih empat bagian. Dua bagian pertama untuk memperoleh ridha Tuhanmu dan dua bagian lain adalah sesuatu yang kamu dambakan. Dua bagian yang pertama ialah bersaksi dengan sesungguhnya bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan hendaklah memohon ampunan kepada-Nya. Dua bagian yang kedua yaitu kamu memohon (dimasukkan ke dalam) surga dan berlindung dari api neraka. Siapa yang memberi minuman kepada orang yang berpuasa, niscaya Allah memberi minum kepadanya dari telagaku, suatu minuman yang seseorang tidak akan merasa haus dan dahaga lagi sesudahnya, sehingga ia masuk ke dalam surga”. (Hadits Dhaif, Riwayat Ibnu Khuzaimah: 1780, al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman: 3455. redaksi hadits di atas riwayat Ibn Khuzaimah).

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas