5 Contoh Khutbah Idul Fitri 2024 Tema Persatuan dan Kebersamaan Umat Bangsa
Contoh teks khutbah Idul Fitri 2024 dengan tema persatuan dan kesatuan umat bangsa, momentum untuk memperkokoh rasa persaudaraan pasca Pemilu 2024.
Penulis: Muhammad Alvian Fakka
Editor: Bobby Wiratama
TRIBUNNEWS.COM - Contoh teks khutbah Idul Fitri 2024 dengan tema memperkokoh persatuan dan kebersamaan pasca pemilu 2024.
Hari Raya Idul Fitri 2024 ini akan dirayakan bersama, setelah pemerintah resmi menetapkan 1 Syawal 1445 H jatuh pada Rabu (10/4/2024).
Penetapan Idul Fitri 2024 tersebut sama seperti yang telah ditetapkan oleh Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, sebelumnya.
Dalam rangka momentum perayaan Idul Fitri 2024 ini, Ketua MUI Bidang Fatwa, Asrorun Niam Sholeh mengatan jika lebaran tahun ini dapat menjadi momentum rekonsiliasi nasional.
Berkaitan hal tersebut, naskah khutbah Idul Fitri 2024 dalam artikel ini cocok menjadi referensi untuk dibacakan ketika khutbah salat Idul Fitri pada Rabu, 10 Maret 2024.
Karena dalam khutbah Idul Fitri 2024 artikel ini berkaitan dengan momentum untuk memperkokoh rasa kebersamaan dan persaudaraan, yang kendor pasca Pemilu karena perbedaan pilihan politik.
Khotib dapat menyampaikan tentang cara menebarkan semangat memperkokoh persatuan dan kesatuan umat bangsa.
Simak contoh khutbah Idul Fitri 2024 berikut ini, melansir dari Kemenag dan Suara Muhammadiyah.
1. Khutbah Idul Fitri 2024: Idul Fitri dan Semangat Memperkokoh Persatuan dan Kesatuan
Oleh: KH M. Quraish Shihab
Allah Akbar, Allah Akbar, Wa Lillahil Hamd.
Dengan takbir dan tahmid, kita melepas Ramadan yang insya Allah telah menempa hati, mengasuh jiwa serta mengasah nalar kita. Dengan takbir dan tahmid, kita melepas bulan suci itu dengan hati harus penuh harap, dengan jiwa kuat penuh optimisme, betapa pun beratnya tantangan dan sulitnya situasi. Ini karena kita menyadari bahwa Allah Maha Besar. Allahu Akbar, Allahu Akbar! Semua kecil dan ringan selama kita bersama dengan Allah.
Kita bersama sebagai umat Islam dan sebagai bangsa, kendati mazhab, agama atau pandangan politik kita berbeda, karena kita semua ber-Ketuhanan Yang Maha Esa. Kita semua satu bangsa, satu bahasa dan satu tanah air dan kita semua telah sepakat ber-Bhineka Tunggal Ika, dan menyadari bahwa Islam, bahkan agama-agama tidak melarang kita berkelompok dan berbeda. Yang dilarangnya adalah berkelompok dan berselisih.
Baca juga: Contoh Teks Khutbah Idul Fitri 2024: Mengetuk Pintu Surga
Maksudnya: Janganlah menjadi serupa dengan orang-orang yang berkelompok-kelompok dan berselisih dalam tujuan setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan. Mereka itulah yang mendapatkan siksa yang pedih. Demikian QS. Ali ‘Imran [3]: 105.
Saudara. Keragaman dan perbedaan adalah keniscayaan yang dikehendaki Allah untuk seluruh makhluk, termasuk manusia.
"Seandainya Allah menghendaki niscaya kamu dijadikannya satu umat saja, tetapi (tidak demikian kehendak-Nya). Itu untuk menguji kamu menyangkut apa yang dianugerahkan-Nya kepada kamu. Karena itu berlomba-lombalah dalam kebajikan (QS. Al-Maidah [5]: 48).